Suasana Halaqah Tuanku Nasional ke-XIX
yang diselenggarakan Majelis Silaturrahmi Tuanku Nasional (MSTN) dan Halaqah Tuanku
Nasional (HTN), di Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) Batang
Kabung Koto Tangah, Kota Padang, Minggu (9/6/2024).
PADANG, ANALISAKINI.ID--Peningkatan kompetensi Tuanku sebagai ulama di
Sumatera Barat, perlu terus ditingkatkan sesuai perkembangann ilmu
pengetahuan, teknologi dan tuntutan zaman. Penguasaan teknologi digital
juga semakin dirasakan penting agar perannya sebagai juru dakwah umat dapat
berfungsi dengan maksimal.
Demikian diungkapkan Wakil Bendahara
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Azwandi Rahman, Minggu (9/6/2024) pada
Halaqah Tuanku Nasional ke-XIX yang diselenggarakan Majelis Silaturrahmi Tuanku
Nasional (MSTN) dan Halaqah Tuanku Nasional (HTN), di Pondok Pesantren Madrasah
Tarbiyah Islamiyah (PPMTI) Batang Kabung Koto Tangah, Kota Padang.
Menurut Azwandi, Tuanku sebagai ulama
yang sudah bertahun-tahun belajar di pesantren bahkan sudah banyak yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan perguruan tinggi, tetap saja harus terus
menggali kitab-kitab rujukan ulama terdahulu.
“Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, Tuanku juga perlu menguasai teknologi informasi digital. Apalagi
belakangan ini semakin gencar serangan terhadap amaliyah dan praktik tradisi
keagamaan yang selama ini dijalankan umat di tengah masyarakat. Tuanku sebagai
suluah bendang dalam nagari (pelita) selama ini mulai dikalahkan oleh gencarnya
tayangan di media sosial yang menyerang amaliyah umat yang berpahamkan
Ahlussunnah Waljamaah,” kata Azwandi.
Halaqah dengan tema dalil, adab ziarah
kubur, ziarah basamo dan Ba Sapa menghadirkan pembicara/pensyarah pimpinan
Pesantren MTI Batang Kabung Buya H. Mahyuddin Salif Taunku Sutan, Guru Besar
UIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag, Tuankku Mudo. Hadir juga
pengasuh Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Kabupaten Padang Pariaman Syekh
Muhammad Rais Tuanku Labai nan Basa, Wakil Ketua PWNU Sumatera Barat Armaidi
Tanjung, Ketua MSTN dan HTN Dr. H. Zalkhairi, M.Pd., Tuanku Bagindo, Sekretaris
MSTN dan HTN Ahmad Damanhuri SH Tuanku Muda dan sejumlah tuanku di Kota Padang,
Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
Menurut Duski Samad, ziarah ke makam
para ulama jangan hanya dilihat kulitnya. Di Sumatera Barat ziarah ke makam
ulama Syekh Burhanuddin di Ulakan dikenal dengan Ba Sapa. Dengan ziarah
ke makam ulama, terutama guru dalam mendalami ilmu agama Islam, sebagai bentuk
dari menjalin silaturrahmi batin.
“Bahkan dari ulama tersebut kita bisa
melihat, sekalipun sudah wafat ternyata beliau masih mampu memberikan manfaat
kepada umat di sekitar makamnya. Buktinya, pengalaman saya berziarah ke makam
Sunan Ampel di Surabaya Jawa Timur, berapa banyak orang yang memperoleh manfaat
dengan banyaknya orang berziarah ke makam ulama tersebut,” tutur Duski
Samad. (nal/rel)