 |
| Fidri Arnaldy. |
Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah Fidri Arnaldy, Sabtu (4/7/2020), mengatakan segmen ritel menjadi penyokong pertumbuhan pembiayaan perseroan. Segmen lainnya seperti kredit usaha kecil dan menengah, kemitraan, konsumer, serta mikro juga ikut berperan.
Menurut Fidri, pertumbuhan pembiayaan tidak lepas dari berbagai strategi yang diterapkan manajemen antara lain digitalisasi proses bisnis [i-Kurma], rekomposisi sumber daya manusia dari lini support ke lini bisnis, dan rekomposisi portofolio pembiayaan yang fokus pada core bisnis dan memiliki profil risiko rendah.
Fidri mengungkapkan perbaikan kualitas pembiayaan juga menjadi perhatian perseroan, per Mei 2020, NPF nett berada di posisi 2,56 persen, membaik dari tahun sebelumnya (per Mei 2019) yang sebesar 4,27 persen. Sementara financing to deposit ratio (FDR) tercatat sebesar 93,19 persen, atau berada di level terjaga untuk likuiditas perseroan.
“Kami serius berupaya melakukan perbaikan kualitas pembiayaan. Salah satu strateginya adalah monitoring pergerakan kualitas aktiva produktif harian secara terintegrasi. Selain itu, juga melakukan penugasan satuan tugas khusus penyelesaian pembiayaan bermasalah di seluruh unit kerja cabang,” jelas Fidri.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BRI Syariah menghimpun dana senilai Rp36,525 triliun hingga Mei 2020, atau meningkat 34,43 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang senilai Rp27,170 triliun.
Fidri menyebutkan BRI Syariah akan semakin meningkatkan digitalisasi bisnisnya. Apalagi setelah meluncurkan aplikasi i-Kurma, perseroan akan terus mengembangkan digitalisasi proses bisnis untuk segmen lainnya.
Menurut dia, dalam perbankan, digitalisasi tidak bisa dielakkan. Oleh karena itu, BRI Syariah akan terus berkembang dan berinovasi agar dapat meraup peluang di pasar yang lebih luas. (***)
Bagikan
.jpg)