Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, menyerahkan
seragam batik kepada guru untuk tiga sekolah, bertempat di SMK Negeri 2 Padang,
Senin (13/10/2025).
PADANG, ANALISAKINI.ID--Ketua DPRD Provinsi Muhidi menyerahkan bantuan baju batik Lumpo kepada para guru di tiga sekolah, yakni SMK Negeri PP Padang, SMA Negeri 5 Padang, dan SMK Negeri 2 Padang, Senin (13/10/2025). Dalam kunjungan tersebut, para kepala sekolah dan guru menyampaikan berbagai aspirasi, mulai dari peningkatan sarana pendidikan hingga perbaikan gedung sekolah yang kondisinya memprihatinkan dan berisiko roboh.
Peran guru dan tenaga pendidik, menurut
Muhidi, sangat strategis dalam membangun SDM yang berkualitas dan berkarakter.
Ia menegaskan, kerja keras para guru perlu mendapat dukungan, baik dari
pemerintah maupun masyarakat.
“Ya, kita mengapresiasi dan memotivasi
para guru yang telah mengabdikan hidupnya untuk mendidik generasi Sumbar.
Bantuan baju batik ini memang tidak sebanding dengan jasa mereka, namun menjadi
wujud kepedulian dan penghormatan atas pengabdian para pendidik,” ujar Muhidi.
Politisi senior PKS itu menambahkan,
penggunaan batik sebagai seragam guru bukan hanya soal tampilan, melainkan juga
bagian dari pelestarian budaya daerah. “Batik adalah warisan budaya yang
mencerminkan jati diri bangsa. Nilai-nilai seperti ini perlu diwariskan kepada
generasi muda melalui keteladanan guru sebagai figur yang digugu dan ditiru,”
ujarnya.
Muhidi juga menyinggung program
prioritas DPRD Sumbar yang saat ini fokus pada pemberdayaan sektor UMKM dan
pendidikan. Ia mendorong agar sekolah-sekolah menyiapkan lahan serta proposal
pembangunan agar dapat diakomodir melalui dana pusat atau APBN. Selain itu,
DPRD juga tengah menyiapkan program pelatihan kepemimpinan bagi seribu siswa
melalui Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).
Sementara, Kepala SMA Negeri 5 Padang,
Walmukminin, mengungkapkan sejumlah gedung sekolah tersebut kini berada dalam
kondisi memprihatinkan. Sebagian besar bangunan merupakan konstruksi lama yang
dibangun sejak tahun 1983, atau telah berusia lebih dari 40 tahun, tanpa pernah
direhabilitasi secara menyeluruh.
“Beberapa gedung di sekolah ini sudah
sangat tua, terutama di bagian belakang dan sayap kiri-kanan. Usianya mencapai
43 tahun dan belum pernah direnovasi besar-besaran. Kami khawatir jika tidak
segera diperbaiki, bangunan tersebut bisa roboh,” ujar Walmukminin.
Pihak sekolah telah menyiapkan proposal
revitalisasi bangunan dengan rancangan dua lantai untuk menggantikan gedung
lama. Berdasarkan perhitungan Dinas PU dan konsultan teknis, kebutuhan anggaran
mencapai Rp27,7 miliar. Dokumen sertifikat tanah pun sedang dalam proses di BPN
sebagai salah satu syarat administrasi pembangunan. “Kami sangat berharap
dukungan dari Ketua DPRD Sumbar dan pemerintah daerah agar revitalisasi ini
bisa segera terwujud,” ucapnya.
Lalu, Kepala SMK Negeri PP Padang, Evi
Fitriana, menyampaikan bahwa sekolah yang dipimpinnya merupakan satu-satunya
SMK di Sumbar yang berfokus pada bidang pertanian. Sekolah tersebut memiliki
lima program keahlian dengan total 493 siswa dan berstatus boarding school.
Evi mengapresiasi bantuan baju batik
dari Ketua DPRD Sumbar dan berharap perhatian serupa dapat diberikan terhadap
peningkatan fasilitas praktik, terutama greenhouse dan area pembelajaran
lapangan yang menjadi bagian penting dalam pendidikan pertanian.

