arrow_upward

Makmur Hendrik: ‘Tikam Samurai Saya Tulis dengan Marah dan Dendam’

Rabu, 04 Juni 2025 : 18.15

 

Pemotongan tumpeng tanda perayaan 78 tahun Makmur Hendrik, didampingi H. Mas’oed Abidin, Syafrizal Ahiar, Fauzi Bahar, Khairul Jasmi dan beberapa tokoh lainnya, Rabu (4/6/2025) di Convention Hall Unand. (wy)

 

PADANG, ANALISAKINI.ID--78 tahun sang maestro penulis Indonesia Makmur Hendrik digelar di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Rabu (4/6/2025). Tak hanya menghadirkan penulis yang top dengan cerbung-nya "Tikam Samurai" itu, juga hadir sejumlah tokoh memberikan testimoni atas karya dan perjalanan hidup beliau.

Makmur Hendrik, setelah menerima anugerah Lifetime Achievement Award dari Unand, menyampaikan kesan dan pesannya. Dalam sambutannya itu, Makmur mengucapkan terima kasih kepada Singgalang yang telah memuat ceritanya.

"Tidak ada acara hari ini kalau cerita Tikam Samurai itu tidak dimuat Singgalang," kata Makmur Hendrik.

Pada kesempatan itu, Makmur Hendrik juga mengungkapkan kalau cerita Tikam Samurai 10 persennya adalah fakta. Salah satu yang dia angkat adalah soal kebiadaban tentara Jepang saat itu yang memperkosa perempuan-perempuan di Situjuah, Ladang Laweh.

"Tikam Samurai saya tulis dengan marah dan dendam. Tikam Samurai lahir dari amarah dan kebencian kepada negara penjajah. Tikam Samurai juga memberi isyarat atau memberi ingat, kalau tidak waspada, kasus penjajahan akan terulang. Mungkin bukan penjajahan secara fisik, tapi dijajah secara mental ataupun moral," ungkapnya.

Dalam sambutannya itu, Makmur Hendrik juga menekankan bahwa bangsa yang besar tidak ada artinya kalau tidak punya harga diri dan persatuan. Apalagi kini dia melihat masyarakat negeri ini semakin individualis dan tidak peduli kepada bangsa.

Dalam acara ini beberapa tokoh juga didapuk menyampaikan testimoni terhadap perjalanan karir Makmur Hendrik.

Irjen Pol (purn) Syafrizal Ahiar misalnya. Pada kesempatan itu dia menyampaikan bagaimana karya yang dihadirkan Makmur Hendrik selalu menyampaikan pesan moral. 

"Apapun yang ditulis, semuanya menyampaikan pesan moral," tukas Mantan Ketua Gebu Minang ini.

Dia juga menyebut kalau Makmur Hendrik adalah maha guru baginya.

Pemimpin Redaksi Harian Singgalang, Khairul Jasmi yang juga menyampaikan testimoni, mengatakan, ada simbiosis mutualisme antara Singgalang dan Makmur Hendrik. Di satu sisi, Makmur terkenal karena Singgalang, di sisi lain Singgalang ditunggu gara-gara cerbung Tikam Samurai-nya.

"Tikam Samurai menjadi cerita legenda baru setelah kisah Siti Nurbaya," kata Khairul.

Sementara itu, Sekretaris Unand, Aidinil Zetra menekankan pentingnya menggali kembali pesan-pesan moral dan filosofi kehidupan dari sosok Makmur Hendrik.

“Beliau adalah representasi budaya Minangkabau yang karyanya tidak hanya kaya nilai budaya, tetapi juga menyimpan pesan moral yang mendalam,” tuturnya.

Hadir pula para tokoh lainnya, seperti Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar Dt Nan Sati, H. Mas’oed Abidin, serta sejumlah pihak dari pemerintahan.

Selain testimoni, 78 tahun Makmur Hendrik juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi. Di antaranya dibacakan oleh Rizal Tanjung, Andria Catri Tamsin, Fauzul el Nurca, Eka Teresia (guru SMKN 6 Padang) dan dua mahasiswi Unand.

Isa Kurniawan dari komunitas Himpunan Media Sumbar (Hamas) pada kesempatan itu mengatakan, adanya kegiatan seperti ini merupakan pemantik biar lahir kembali tokoh-tokoh Sumbar yang sepak terjangnya diakui dunia.

"Ini kegiatan ketujuh kita hadirkan tokoh-tokoh Sumbar yang telah melahirkan karya-karya fenomenal dan melegenda,” katanya. 

Sebagaimana diketahui, Makmur Hendrik merupakan penulis novel "Tikam Samurai", "Giring-Giring Perak", serta lainnya yang melegenda. Dan beberapa novel tersebut sudah diangkatkan ke layar lebar.

Di samping penulis, wartawan dan seniman, Makmur Hendrik juga seorang Aktivis Angkatan 66 dulunya sewaktu sekolah STM di Bukittinggi. Dan juga pendiri perguruan silat Empat Banding Budi (Patbanbu). (wahyu)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved