Jakarta, Analisakini.id – Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria mengungkapkan besaran dividen yang akan dikelola oleh pihaknya. Adapun, untuk tahun ini diperkirakan total besaran dividen yang dikelola Danantara senilai Rp 150 triliun.
Menurut Dony, angka tersebut akan dikelola ke dalam investasi yang berkelanjutan. "Tentu saja dividen itu merupakan setoran dari seluruh BUMN, yang kemudian akan menjadi investasi kita. (Totalnya Rp 150 triliun) ya sekitar itu," beber Dony Oskaria saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Dony turut menanggapi skema Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk perusahaan-perusahaan pelat merah, yang kini berubah setelah terbentuknya Danantara. Adapun diketahui, suntikan modal untuk BUMN tidak lagi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun langsung dari Danantara.
Dony membeberkan, PMN nantinya sudah tidak ada lagi. Namun, menjadi modal atau equity yang dihasilkan dari keuntungan BUMN lainnya yang akan diberikan dari Danantara kepada perusahaan-perusahaan pelat merah yang memerlukan suntikan dana.
Meski demikian, ia tetap memastikan suntikan modal atau equity dari Danantara ke BUMN tetap berlandaskan pertimbangan Business Plan dari perusahaannya, keadaan industri, dan yang pasti tetap dilakukan secara transparan. "Kita menilai (berdasarkan) Business Plan dari perusahaannya, industrinya, dan dalam pemberian equity injection kepada perusahaan-perusahaan itu kita memiliki parameter yang cukup ketat," kata Dony.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani sempat menekankan pentingnya investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. “Investasi adalah komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, menyumbang sekitar 29% setelah konsumsi rumah tangga yang mencapai 53%,” tutur Rosan dalam keterangan tertulisnya
Dalam 10 tahun terakhir, kata Rosan, total investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 9.100 triliun dan diharapkan meningkat menjadi Rp 13.000 triliun dalam lima tahun ke depan, guna mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029.
Rosan mengungkapkan Danantara akan mengelola aset sebesar Rp 15.000 triliun. Menariknya, pendanaan Danantara tidak lagi bergantung pada penyertaan modal negara melalui APBN, melainkan dari dividen perusahaan negara yang akan dikelola ulang untuk proyek-proyek strategis.
"Dividen yang sebelumnya langsung masuk ke negara, kini bisa kita manfaatkan untuk investasi di sektor industri yang menciptakan quality jobs,” imbuhnya.
Rosan memperkirakan pada tahun ini saja, Danantara akan menerima laba sebesar US$ 7 miliar atau setara dengan sekitar Rp 120-150 triliun yang akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.
Investasi, menurut Rosan, bukan hanya soal menanam modal tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah dan efisiensi, terutama bagi BUMN yang selama ini belum optimal. "Danantara akan menjadi jembatan untuk meningkatkan kepercayaan investor asing. Dengan dana yang kami miliki, kami bisa leverage investasi menjadi empat hingga lima kali lipat dari jumlah awal,” sebutnya. (sumber : investor.id)