Padang, Analisakini.id-Sa’ad bin Abi Waqqas berasal dari suku Bani Zuhrah dari suku Quraisy. Ia merupakan paman Nabi Muhammad SAW dari garis pihak ibu. Sa’ad bin Abi Waqqas lahir di Makkah pada tahun 595. Ayahnya adalah Abu Waqqas Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah dari klan Bani Zuhrah dari Suku Quraisy. Uhaib bin Abdu Manaf adalah paman dari pihak ayah Aminah binti Wahab, ibu Nabi Muhammad. Ibu Sa’ad bin Abi Waqqas adalah Hamnah binti Sufyan bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf.
Ibunda Rasulullah SAW, Aminah binti Wahhab berasal dari suku yang sama dengan Sa’ad yaitu dari Bani Zuhrah. Oleh karena itu Sa’ad juga sering disebut sebagai Sa’ad dari Zuhrah. Sa’ad dilahirkan dari keluarga yang kaya raya dan terpandang. Dia adalah seorang pemuda yang serius dan memiliki pemikiran yang cerdas. Sosoknya tidak terlalu tinggi namun bertubuh tegap dengan potongan rambut pendek.
Sa’ad bin Abi Waqqas memiliki peran dan kontribusi yang besar dalam dakwah Islam. Bersama Rasulullah SAW, dia hampir mengikuti semua peperangan untuk menegakkan Islam. Sa’ad bin Abi Waqqas juga menjadi orang pertama yang melepaskan anak panah dalam peperangan membela Islam. Begitu pun menjadi orang pertama yang terkena anak panah. Ia juga menjadi pasukan berkuda di Perang Bada dan Uhud.
Sa’ad bin Abi Waqqas termasuk salah satu sahabat yang memiliki umur panjang. Ia wafat pada usia 83 tahun dan hidup di era Rasulullah SAW, Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khattab, dan Khalifah Utsman bin Affan. Setelah Nabi wafat, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq menggantikan beliau, Sa'ad termasuk di antara pasukannya.
Pada saat kekhalifahan Umar bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqqas diangkat untuk memimpin pasukan umat Islam melawan Persia dalam Perang Kadisiah. Pasukan umat Islam di bawah komando Sa’ad bin Abi Waqqas berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Persia. Kemenangan ini sekaligus menjadi ‘pintu masuk’ dalam mendakwahkan Islam di bumi Persia.
Sementara pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqas ditugaskan untuk memimpin delegasi ke China. Merujuk buku Perkembangan Islam di Tiongkok (Ibrahim Tien Ying Ma, 1979), ini menjadi tonggak pertama dakwah Islam di negeri tirai bambu.
Melansir asc.ukm.um.ac.id, Sa’ad bin Abi Waqqas adalah orang yang pertama melepas anak panah untuk membela agama Allah. Dalam setiap peperangan siapapun panglimanya, jika ada Sa’ad di dalamnya maka pasukan akan merasa tenang. Bukan hanya karena kehebatannya dalam peperangan yang menciutkan hati musuh, tapi juga ketaqwaanya yang luhur yang membuat hati sahabat lain menjadi tenang. Pada saat perang Qadishiyyah, Amirul mukminin Umar bin Khattab r.a mengangkat Sa’ad bin Abi Waqqas sebagai Panglima perang untuk melawan Persia.
Sa’ad memang seorang pemanah terkenal. Ketenarannya itu tidak lain karena dialah orang muslim pertama yang melepaskan anak panah untuk berjuang di jalan Allah, sebagaimana penuturannya: “Demi Allah, sayalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah”.
Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah SAW mengutus enam puluh orang ke Makkah di bawah pimpinan Ubaidah bin Haris. Mereka diutus karena kaum kafir Quraisy sering melakukan pelanggaran terhadap isi Perjanjian Hudaibiyah. Pada akhirnya terjadi perundingan dengan pihak kafir Quraisy. Dari perundingan itu dicapai kesepakatan damai, sehingga pertempuran yang tidak seimbang terhindarkan kala itu.
Namun demikian, sempat juga terjadi bentrokan singkat ketika beberapa anggota pasukan kafir Quraisy menyerang. Saat itu, Sa’ad bin Abi Waqqas yang bersenjatakan panah dengan gagah berani melepaskan anak panahnya. lnilah anak panah yang pertama dilepaskan untuk membela agama Allah. Sa’ad tidak pernah absen dalam setiap peperangan yang diikuti oleh Rasulullah. Setelah Nabi SAW wafat, dia juga tetap menjadi salah seorang prajurit kepercayaan para khalifah. (sumber : liputan6.com)