arrow_upward

MENGENAL SAHABAT RASULULLAH SAW (6), Zubair bin Awwam, Perisai Nabi Muhammad SAW yang Paling Setia

Kamis, 06 Maret 2025 : 10.28

Padang, Analisakini.id-Zubair bin Awwam adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling setia. Zubair memiliki hubungan darah dengan Rasulullah SAW. Ia diangkat derajatnya karena perjuangan dan pengabdiannya kepada Allah SWT, Rasul, serta agama yang dicintainya.

Zubair dikenal sebagai salah satu panglima perang Islam yang gagah dan perkasa. Ia juga merupakan sosok yang terpandang di kota Mekkah karena kepintarannya dalam berdagang. 

Perjuangannya untuk menegakkan agama Islam selalu mengalami banyak rintangan. Namun, Zubair merupakan sosok yang sangat pemberani dan teguh pada pendiriannya. 

Mengutip buku 10 Sahabat Rasul Penghuni Surga susunan Ariany Syurfah, Zubair memiliki nama lengkap Abu Abdullah Zubair ibn Awwam ibn Khuwaylid ibn Asad ibn Abdul Uzza ibn Qusayy ibn Kilab al Qurashi al asadi. Ia lahir pada tahun 594 di Mekkah. Merupakan putra dari Awwam ibn Khuwaylid dan Safiyyah binti Abd al-Muttalib.

Zubair adalah keponakan dari Khadijah binti Khuwaylid dan sepupu pertama Muhammad. Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, Zubair masuk ke dalam tujuh orang pertama yang memeluk agama Islam.

Di usia yang masih belia, Zubair telah diberi petunjuk, cahaya dan kebaikan serta ahli dalam menunggang kuda. Keberanian, kedermawanan, dan pengorbanan Zubair yang berapi-api ini bersumber dari sikap tawakalnya yang sempurna kepada Allah SWT.

Pekerjaan sehari-hari Zubair adalah berdagang sembari berdakwah kepada siapa pun yang ditemuinya. Ketika perintah perang digaungkan, ia akan langsung ikut terlibat.

Dihimpun dalam buku 10 Orang yang Pertama Masuk Islam oleh Rhea Ilham Nurjanah dan beberapa sumber lainnya, dalam perjalanan memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat sekitar, Zubair sering kali mendapatkan gangguan serta halangan.

Setelah ayahnya meninggal dunia, Zubair dirawat oleh pamannya, Naufal bin Khuwailid, yang juga merupakan sosok pembesar dan pahlawan Quraisy yang sangat terkenal. Bahkan pamannya mendapatkan gelar “Singa Quraisy” dari orang kafir Quraisy.

Informasi penting disajikan secara kronologis

Kecintaan dan pengabdiannya kepada Rasulullah SAW., membuat pamannya marah dan dengan kejam memasukkan Zubair dalam sebuah kurungan yang dipenuhi oleh asap api yang sedang menyala.

Pamannya akan melepaskan Zubair, asal ia melepas Islam dan kembali menyembah berhala. Namun Zubair tetap bertahan dan berpegang teguh pada pendiriannya. Hal ini sangat tidak dipercayai oleh Zubair, sebab ia sangat menyayangi pamannya tersebut.

Dalam berbagai peperangan, Zubair memberikan kontribusi yang sangat besar. Perang Uhud misalnya. Saat itu, Zubair bin Awwam selalu mendampingi dan melindungi Rasulullah serta salah satu orang yang menaati perintah Rasulullah. Meski pun dalam perang ini saudara ibunya, Hamzah, meninggal dunia.

Saat Perang Khandaq, kondisi kaum Muslimin sangat buruk. Semakin diperparah ketika kaum Yahudi mengingkari perjanjian mereka dengan Rasulullah SAW. Melihat situasi yang menyeramkan, tidak ada seorang pun dari kaum Muslimin yang berani keluar untuk memerangi mereka.

Zubair menjadi satu-satunya yang berani dan terus mengajukan dirinya kepada Rasulullah SAW untuk ikut serta dalam Perang Khandaq. Sifat gagah beraninya membuat Rasulullah amat membanggakan Zubair, bahkan beliau pernah bersabda, “Sesungguhnya setiap nabi mempunyai penolong (hawari), dan hawariku adalah Zubair bin 'Awwam”. (HR Bukhari Muslim). 

Sejak hari itu Zubair pun menjadi hawari (pengikut setia) Rasulullah SAW.

Usai Rasulullah SAW wafat, kepemimpinan umat Islam dipegang oleh Abu Bakar ash-Shiddiq dan diteruskan oleh Umar bin Khattab. Pada masa itu Zubair merupakan salah seorang tentara Islam yang kuat. Ia selalu berdiri di barisan terdepan untuk menaklukkan kaum Musyrikin.

Zubair bin Awwam wafat di usia 66 atau 67 tahun, yaitu pada Rabiul Awal tahun 36 H karena ditusuk saat sedang shalat oleh salah satu pendukung Ali bin Abi Thalib bernama Amr bin Jurmuz.

Setelah terbunuh, Amr bin Jurmuz membawa pedang Zubair untuk ditunjukkan kepada Ali bin Abi Thalib dengan harapan Ali akan merasa senang. Namun Ali langsung mengusirnya, setelah mengetahui dalang dari pembunuhan Zubair.

Ketika pedang Zubair bin Awwam diserahkan kepada Ali ia kemudian mencium pedang itu sambil menangis "Demi Allah, pedang ini telah banyak berjasa, digunakan oleh pemiliknya untuk membela rasulullah dari marabahaya". (sumber : kumparan.com)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved