Padang, Analisakini.id- Hari ini, Rabu (12 Maret) Bank Nagari genap berusia 63 tahun. Di usia yang ke-63 tahun itu, bank kebanggaan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) ini terus lahirkan inovasi, sinergi dan kolaborasi dalam memanfaatkan setiap peluang dan potensi untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Perayaan HUT ke-63 Bank Nagari dimulai dengan upacara bendera di halaman Kantor Pusat Bank Nagari di Jalan Pemuda Kota Padang, Rabu (12/3). Upacara itu dihadiri oleh direksi, jajaran komisaris Bank Nagari, jajaran direksi dan komisaris periode sebelumnya, pensiunan pejabat eksekutif, seluruh pimpinan divisi dan cabang Bank Nagari, serta pegawai dan karyawan.
Pada kesempatan itu, Direktur Utama (Dirut) Bank Nagari Gusti Candra mengatakan, peringatan momen ulang tahun bukan hanya sekadar perayaan rutin, melainkan momentum refleksi dan apresiasi terhadap perjalanan panjang yang telah dilewati bersama.
“Di usia ke-63 tahun ini, Bank Nagari terus menjaga tekad dan semangat untuk mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya demi mewujudkan visi besar Bank Nagari menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terkemuka dan terpercaya di Indonesia,” katanya.
Pad HUT ke-63 ini, sambung Gusti Candra, Bank Nagari mengusung tema “Penguatan Budaya Perusahaan untuk Produktivitas & Resiliensi”. Ini merupakan komitmen dan upaya Bank Nagari untuk terus menguatkan budaya perusahaan IM STAR yaitu Inovasi, Mutu, Sinergi, Tangguh, Amanah, dan Religius, sebagai fondasi utama dalam mencapai produktivitas dan resiliensi jangka panjang.
Budaya ini menjadi pedoman bagi seluruh karyawan untuk menjalankan tugas dengan mengedepankan nilai-nilai integritas, komitmen, loyalitas, dan kreativitas.
Kemudian, dengan prinsip Open Minded, Bank Nagari mendorong keterbukaan terhadap ide-ide baru yang inovatif, sekaligus menjunjung mutu pelayanan tinggi. Sinergi antar unit kerja dan antar karyawan menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan. Ketangguhan dan sikap amanah mencerminkan komitmen Bank Nagari dalam menjaga kepercayaan seluruh pemangku kepentingan, sementara nilai religius memberikan arah moral dalam setiap keputusan.
"Dengan budaya IM STAR yang kokoh, Bank Nagari memastikan organisasi tetap tangguh dan produktif dalam menghadapi dinamika industri perbankan yang semakin kompleks," katanya.
Dalam kesempatan itu. Gusti Candra menyampaikan tahun 2024 tidak dilalui Bank Nagari dengan mudah. Ada beberapa tantangan, kendala dan permasalahan yang signifikan mempengaruhi kinerja Bank Nagari. Antara lain pada 31 Maret 2024, berakhir kebijakan stimulus restrukturisasi kredit/pembiayaan perbankan untuk debitur-debitur terdampak Covid-19.
"Berakhirnya kebijakan stimulus tersebut berdampak terhadap peningkatan Beban Biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yaitu Rp48,30 miliar lebih besar dibandingkan biaya CKPN tahun 2023," jelasnya.
Lalu pada April 2024, Indikator bunga acuan yaitu BI-Rate naik dari 6% menjadi 6,25% dan bertahan selama 5 bulan sampai Agustus 2024. Hal ini membuat bank mengalami tekanan meningkatnya biaya bunga dana pihak ketiga secara signifikan. Walaupun BI-Rate kemudian turun kembali ke 6% sejak September 2024 sampai Desember 2024, namun kondisi di pasar sudah terlanjur terjadi likuiditas yang ketat, serta adanya kelaziman pengulangan kondisi di perbankan yaitu perang penawaran suku bunga dana deposito yang tinggi di setiap triwulan-IV tahun anggaran. Dampaknya ke laba rugi Bank Nagari sangat signifikan, yaitu Biaya Bunga DPK meningkat tajam sebesar Rp185,83 miliar dibandingkan tahun 2023.
"Akumulasi dua faktor saja yaitu kenaikan biaya bunga DPK dan biaya CKPN, sudah mencapai jumlah kenaikan biaya sebesar Rp234,13 miliar. Suatu dampak yang sangat sangat signifikan untuk ukuran Bank Nagari,"sebut Dirut.
Kondisi ekonomi global juga tidak baik-baik saja karena sangat intensnya ekskalasi konflik di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas. Ini berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia, regional dan Sumbar.
Indonesia sendiri juga mengalami tekanan “Midle Income Trap” yaitu menurunnya kemampuan keuangan dan daya beli kelas menengah Indonesia sehingga menurunkan kemampuan masyarakat untuk menabung sebagai sumber CASA dan sekaligus menurunkan kemampuannya untuk mengambil pinjaman di bank.
"Khusus Sumbar, beberapa kali pula terjadi bencana alam seperti banjir bandang, longsor dan erupsi Gunung Marapi. Hal ini mempengaruhi perekonomian dan berimplikasi kepada penurunan aktivitas ekonomi, penurunan daya beli dan kemampuan bayar debitur,"sambungnya.
Tantangan lain yang dihadapi tahun 2024 adalah tahun politik. Digelarnya Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak. Hal ini berpengaruh kepada banyaknya pelaku usaha yang wait and see lebih dahulu dalam mengambil keputusan bisnis dan investasi.
Bahkan di internal sendiri, Bank Nagari juga sedang dalam proses suksesi dan transisi kepemimpinan setelah berakhirnya masa jabatan Direksi periode 2020-2024 dan masa jabatan Komisaris periode 2021-2024. Prosesnya cukup memakan waktu, sehingga selama lebih kurang 4 bulan yaitu Februari- Juni 2024, Bank Nagari dipimpin oleh hanya 1 orang Direksi. Hal ini tentu sangat menguras tenaga dan pikiran serta adanya keputusan sangat urgen yang mesti ditunda dulu sampai dilantiknya anggota Direksi lain.
"Alhamdulillah, atas lindungan dan karunia Allah SWT serta dengan soliditas pengurus bersama pejabat eksekutif dan seluruh pegawai, yang diikat dalam nilai-nilai IMSTAR, Bank Nagari mampu melewati tahun 2024 dengan baik," tutup Gusti Candra. (ef)