PADANG-Lebih tiga bulan sejak diumumkan 29 November 2024 lalu, hingga kini belum jelas benar siapa yang bakal menduduki kursi Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari. Yang pasti dua kandidat masing-masing Hafid Dauli dan Hardi Putra, bersaing untuk memperebutkan kursi itu.
Hafid Dauli saat ini menduduki jabatan sebagai Pemimpin Divisi Kredit dan Mikro Bangking. Sedangkan Hardi Putra adalah Pemimpin Divisi Teknologi dan Digitalisasi.
Posisi Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari sendiri untuk sementara dirangkap oleh Gusti Candra sejak dirinya ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Nagari pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Nagari, Selasa (25/6/2024). Jadi boleh dikatakan, jabatan Direktur Kredit dan Syariah, delapan bulan lebih belum diisi pejabat definitif.
Cukup lama juga sih, tapi untung Gusti Candra sebelum ditetapkan sebagai Dirut, adalah Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari sejak 2020 sehingga saat fokus bekerja sebagai Dirut, tugas sebagai Direktur Kredit dan Syariah tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Sekarang tinggal dua nama lagi Hafid Dauli dan Hardi Putra. Tentu ditunggu-tunggu jajaran direksi dan karyawan siapa yang bakal menduduki kursi Direktur Kredit dan Syariah. Dan yang jelas pula, posisi direksi perbankan, termasuk Bank Nagari adalah posisi yang menuntut profesional. Banyak tahapan yang dilewati dan forto polio personal sangat menentukan.
Untuk Hafid dan Hardi tersebut, kini prosesnya di Otoritas Jasa Keuangan. Apakah lulus keduanya, seorang yang lulus atau tidak lulus keduanya, belum ada info validnya hingga tulisan ini dibuat. Nasib Hafid dan Hardi berada di OJK sebelum diserahkan kepada Gubernur sebagai pemegang saham pengendali (PSP).
Di kalangan internal Bank Nagari sendiri juga menjadi topik pembicaraan. Tinggal dua nama dan kebetulan huruf awal dua nama itu juga sama, huruf "H", maka mengapung "H to H". Atau "Head" to "Head".
"Menarik karena mengapung istilah Head to Head untuk posisi Direktur Kredit dan Syariah. "H" mana yang unggul? Terserahlah. Bagi kami, siapa saja diterima. Wellcome saja," ujar seorang karyawan Bank Nagari yang enggan ditulis namanya.
Lantas siapa Hafid Dauli? Dikutip dari www.banknagari.co.id, Hafid
memulai karir di Bank Nagari sejak 1997. Telah pula memegang berbagai posisi seperti Pemimpin Capem Siteba (2009), Pemimpin Bagian Sentra Kredit Mikro dan Kecil (2010), Pemimpin Bagian Pengadaan dan Pemeliharaan (2011), Pemimpin Bagian Logistik (2013), Wakil Pemimpin Cabang Painan (2015), Pemimpin Cabang Kotobaru (2016), Pemimpin Cabang Siteba (2017), Pemimpin Cabang Payakumbuh (2019).
Pria kelahiran Padang, 6 Desember 1971 dan Sarjana Peternakan Unand 1995 ini setelah masak di berbagai daerah, ditarik ke kantor pusat menjadi
Pemimpin Divisi Umum pada 2021. Lalu Pemimpin Divisi Teknologi dan Digitalisasi pada 2022. Sejak 2023 hingga sekarang menjabat Pemimpin Divisi Kredit dan Mikro Bangking.
Kalau Hardi Putra? Memulai karirnya di Bank Nagari sejak 1999 dan telah memegang beberapa posisi seperti Pemimpin Capem Sungai Tambang (2010), Pemimpin Bagian Sentra Kredit Mikro dan Kecil (2011), Pemimpin Grup Analis, FI dan Settlement (2012), Pemimpin Grup Pengembangan dan Pemasaran Dana (2014), Pemimpin Cabang Lubuk Sikaping (2015), Pemimpin Cabang Painan (2017), Wakil Pemimpin Cabang Utama Bidang Operasional dan APU PPT (2019).
Sarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta (1998) dan Magister Teknik Sipil Universitas Bung Hatta (2021) kelahiran Payakumbuh 31 Juli 1974, promosi menjadi Pemimpin Divisi Pemasaran (2021). Setelah itu pada 2023 dipercaya menjadi Pemimpin Divisi Pemasaran sampai sekarang.
Nah siapa yang terpilih? Melihat posisi yang bakal ditempati yaitu Direktur Kredit dan Syariah, dan dikaitkan dengan forto polio dua kandidat tersebut, maka yang ideal dan pas adalah Hafid Dauli karena posisinya saat ini adalah Pemimpin Divisi urusan kredit mang kredit.
Begitu pula dari pengalaman bekerja di Bank Nagari, Hafid lebih senior dan lebih berpengalaman di banyak posisi. Ini kalau dilihat dari sisi pengalaman dan spesifisikasi posisi yang diincar. Tapi ukuran ini tak bisa menjadi jaminan, sebab tes di OJK menentukan pula dan menjadi bahan pertimbangan oleh Gubernur sebagai PSP. Bisa-bisa Hardi unggul. Lantas siapa yang bakal jadi Direktur Kredit dan Syariah? Tanya sama OJK-lah. Hahaha (effendi).
Bagikan