Dari jumlah itu, yang paling banyak dapat adalah Pemprov Sumbar mencapai Rp117,9 miliar. Saham Pemprov Sumbar porsinya 32,51 persen. Pemerintah kabupaten/kota lain sebagai pemegang saham juga diberikan dividen sesuai dengan besaran porsi sahamnya.
Direktur Utama Bank Nagari Gusti Candra mengatakan perseroan memberikan dividen sebesar 70 persen dari laba 2023 berdasarkan keputusan RUPS untuk disebar ke seluruh pemegang saham.
"Laba bersih tahun 2023 Rp523,8 miliar. Dibagikan untuk dividen atau dividen payout ratio sebesar 70 persen atau Rp366,6 miliar," katanya kepada wartawan, Selasa (21/1/2025) dalam laporan kinerja tahun buku 2024.
Gusti Candra yang didampingi yang didampingi Zilfa Efrizon (Direktur Operasional), Roni Edrian (Direktur Keuangan) dan Sukardi (Direktur Kepatuhan), serta Komisaris Utama Andri Yulika dan Dewan Pengawas Syariah, Yasri, menjelaskan sisa 30 persen lagi dijadikan laba ditahan yang akan digunakan oleh perseroan untuk kebutuhan ekspansi bisnis dan pengembangan usaha.
Bahkan dari sebaran dividen kepada kabupaten/kota sesuai porsi sahamnya, ada daerah dengan dividen Bank Nagari yang diterima, menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) dengan persentase cukup besar.
Dari data yang dipaparkan Dirut Gusti Candra saat itu, terlihat PAD Kota Solok tahun 2024, 47,74 persen diantaranya berasal dari dividen Bank Nagari tahun buku 2023. Kemudian Kota Sawahlunto, PAD tahun 2024, 28,02 persen berasal dari dividen Bank Nagari tahun buku 2023.
Selanjutnya, Kota Pariaman, PAD tahun 2024, 24,68 persen diantaranya bersumber dari dividen Bank Nagari tahun 2023. Untuk Kabupaten Mentawai, 26,42 persen dari PAD tahun 2024 berasal dari dividen Bank Nagari tahun buku 2023. Kabupaten Pasaman Barat, mencapai 20,22 persen kontribusi dividen Bank Nagari terhadap PAD tahun 2024.
"Ini artinya, dengan menambah suntikan modal kepemilihan saham di Bank Nagari, dividen yang akan diterima akan lebih besar," jelasnya.
Apalagi tahun ini, Bank Nagari menargetkan perolehan laba bersih mencapai Rp555,3 miliar. Target itu optimis bakal terealisasi meski tekanan ekonomi global dan tekanan suku bunga tinggi masih melanda industri perbankan.
Keoptimisan itu juga dikuatkan dengan kondisi bank sendiri. Mengacu kepada pemeringkatan yang dilakukan Pefindo atas PT. Bank Nagari Periode 3 Januari 2024 sampai dengan 01 Januari 2025 memutuskan PT. Bank Nagari dengan Peringkat : idA+/Stable (Single A Plus; Stable Outlook). Pefindo adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia.
"Investor akan melirik bank yang kondisinya sehat dan pemeringkatan Pefindo bagus. Bank Nagari peringkatnya bagus, idA+/Stable," kata Gusti Candra.
Mengutip Ikhtisar Peringkat dari Pefindo, penetapan peringkat idA+ dengan prospek outlook Stabil tersebut mempertegas Bank Nagari memiliki komitmen keuangan jangka panjang yang kuat dan juga solid.
“Prospek atas peringkat Perusahaan adalah stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar yang kuat dari segmen operasional utama, pembagian dividen yang stabil, dan arus pendapatan yang stabil pula,"terang dia.
Komisaris Utama Bank Nagari Andri Yulika mengapresiasi kinerja Direksi Bank Nagari bersama jajarannya. Ini terlihat dari indikator pencapaian dan inovasi yang dilahirkan.
Apalagi dengan dividen yang diberikan kepada pemegang saham, persentasenya ternyata cukup besar dalam menyumbangkan PAD kabupaten/kota.
Dalam rapat pemegang saham yang dihadiri gubernur, bupati dan walikota, suntikan modal dari APBD masing-masing daerah tetap menjadi perhatian dan disepakati untuk ditambah. Tetapi soal dana APBD, tidak putus di tangan gubernur, bupati/walikota, melainkan bersama DPRD. Jadi disepakati, 10 misalnya, bisa finalnya kurang dari 10.
"Untuk itu, kita mendorong kepada Direksi dan jajarannya agar terus membangun komunikasi dengan DPRD masing-masing daerah, termasuk soal suntikan modal ini," kata Andri Yulika. (*)