arrow_upward

Tinggal Mirip di Kandang Ternak, Bila Pembaca Tersayat Dinding Nuraninya, Bantulah Nenek Nurbaina Ini

Senin, 10 Juni 2024 : 17.23

 

Nenek Nurbaina, 83 tahun, tinggal di rumah mirip kandang ternak. Rumah tidak layak huni itu berada di Jorong Sawahlaweh, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota. (ist)

LIMAPULUH KOTA, ANALISAKINI.ID--Sudah 83 tahun usia perempuan ini. Sekarang dia paling nelangsa. Bila pagi tiba, saat ayam berkokok, ia ingin ke masjid seperti dulu, tapi, dia didera ketuaan. Tua, miskin, rumah seburuk yang tak terbayangkan. Bak kandang ternak.

Dan, senja jatuh di Situjuah. Nenek Nurbaina, sayup mendengar azan Maghrib, entah dari masjid mana. Nenek, contoh paling buruk dari kehidupan sosial Minangkabau.

Kehidupan Nurbaina, sungguh memilukan. Nenek ini tinggal di rumah mirip kandang ternak. Rumah tidak layak huni itu berada di Jorong Sawahlaweh, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Nurbaina tinggal di rumah tersebut bersama putranya Aswir, 64 tahun, yang tidak punya istri. Mereka hidup dari hasil pekerjaan Aswir yang serabutan. Kadang menjadi buruh tani dan kadangkala mengambil upah memetik kelapa.

Sedangkan Nurbaina sendiri, sudah tidak kuat lagi bekerja. Tubuh tuanya sudah kurus dan ringkih. Tapi, telinganya masih nyaring mendengar. Bahkan, saat dikunjungi Senin (10/6) pagi, Nurbaina masih lancar mengatakan jika dia takut tinggal di rumahnya. Apalagi, di samping rumahnya, ada pohon manggis yang sudah lapuk.

Pada musim bencana seperti sekarang, Nurbaina khawatir pohon manggis itu tumbang dan menimpa rumahnya. Sementara, kondisi rumah Nurbaina, betul-betul memprihatinkan. Atapnya sudah banyak yang bocor, sehingga harus ditambal dengan terpal plastik dan baliho bekas kampanye caleg pada pesta demokrasi lalu.

Sedangkan dinding dan tonggak rumah Nurbaina, banyak yang lapuk dan keropos. Sebagian dinding, bahkan hanya ditutup dengan kardus mie instan. Sedangkan lantai rumah, hanya terbuat dari potongan bambu yang disusun dan ditutup dengan karpet bekas. Betul-betul miskin ekstrem, seperti yang dibicara pemerintah saat ini.

Di dalam rumah itu, jarak antara kamar tidur, ruang tamu dan dapur sangat berdekatan. Asap dapur langsung masuk ke dalam rumah dan kamar kalau Nurbaina memasak. Kondisi dapur dan kamar, sama kusamnya. Tidak ada sanitasi di rumah itu. Jauh dari kehidupan sehat sebagai hak warga negara.

Untuk penerangan malam hari, Nurbaina diberi sebuah bola lampu oleh keponakanya, Upik Ijun, yang juga termasuk warga tak mampu di Sawahlaweh. Upik Ijun dan keponakannya, Imar, tinggal di sebelah dan di depan rumah Nurbaina. Sedangkan di samping rumah Nurbaina, juga ada rumah yang dihuni seorang pemuda disabilitas, bernama Efrianto alias Kanto Uk Ek, 41 tahun. Pemuda ini yatim-piatu. Dia masih jalan cucu atau punya tali kekerabatan dengan Nurbaina.

Kanto Uk Ek pun, juga tinggal di rumah tak layak huni. Dinding rumahnya hanya triplek tipis yang sudah lapuk dan bolong-bolong. Sehingga terpaksa ditambal dengan batang pinang, bambu dan pelepah daun kelapa. Di dalam rumahnya yang hanya satu ruangan saja, Kanto Uk Ek hanya tidur beralaskan tikar plastik. Tikar itu pula yang dibentangnya, jika ada tamu datang ke rumah.

Generasi Muda Sawahlaweh (Gemusa) yang diprakarsai Meddy, Alek Datuak Paduko Lobiah dan Syafril Datuak Simarapi, berinisiasi menggalang dana, memperbaiki rumah Nurbaina dan rumah Kanto Uk Ek. Inisiasi pemuda ini didukung sejumlah tokoh masyarakat, seperti Pak Sitas, Datuak Alat Cumano, dan Da Pendi Nuruk.

"Gemusa akan galang dana, untuk memperbaiki rumah Uwo Baina (Nenek Nurbaina) dan rumah Kanto Uk Ek. Selain bantuan dari masyarakat Jorong Sawahlaweh dan Nagari Tungkar, kita juga berharap bantuan dari para donatur dan dermawan yang berada dimana saja," ujar  Alek Dt. Paduko Lobiah, bersama Meddy dan Syafril Dt. Simarapi, kepada wartawan.

Inisiasi pemuda ini juga mendapat dukungan penuh dari Kepala Jorong Sawahlaweh Wentarizal, Wali Nagari Tungkar Yusrizal Datuak Pado, dan tokoh muda Limapuluh Kota asal Situjuah Limo Nagari, M. Fajar Rillah Vesky. Mereka sepakat, setelah sukses membedah runah Nursian atau Tek Sian, 75 tahun, di Jorong Dalam Nagari, akan dilanjutkan dengan bedah rumah Nurbaina dan rumah Kanto Uk Ek.

"Bulan lalu, Pemerintah Nagari dan Lembaga-Lembaga Nagari Tungkar, dengan bantuan dari Bupati Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, Baznas, tokoh masyarakat, perantau, donatur, tukang nagari, TNI-Polri dan swadaya masyarakat, berhasil membedah rumah Nursian atau Tek Sian. Kini, program serupa, kita lanjutkan dengan inisiasi pemuda dan tokoh masyarakat," tambah Yusrizal Dt. Pado, didampingi M. Fajar Rillah Vesky.

Bagi pembaca media ini yang terketuk pintu hatinya dan tersayat dinding nuraninya, melihat kondisi rumah Nurbaina yang mirip kandang ternak dan rumah Kanto Uk Ek yang tidak layak huni itu, dapat mengirimkan bantuan atau donasi ke nomor rekening tetangga Nurbaina bernama Afton. Dengan nomor rekening BRI 5506 0100 2755 509 a/n Afton. Atau bisa juga mengirim langsung bantuan bahan bangunan ke Jorong Sawahlaweh.

Untuk kontak person terkait donasi ini, dapat menghubungi Meddy di nomor +6281374528979, atau Alek Dt. Paduko Lobiah (+6282385372843),  dan Syafril Dt. Simarapi (+6285263982739). Atau bisa juga langsung menghubungi Wali Nagari Tungkar Yusrizal Dt. Pado (+6285263982739). "Berapapun bantuan yang masuk, akan kita terima. Jika dana atau bahan bangunan sudah terkumpul, kita berencana langsung kerjakan dengan gotong royong dan swadaya. Berkoordinasi dengan pemerintah dan jorong," kata Meddy, Alek Dt. Paduko Lobiah dan Syafril Dt. Simarapi, dengan semangat. (bule)

 

 

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved