Nenek Nurbaina, 83 tahun, tinggal di rumah mirip
kandang ternak. Rumah tidak layak huni itu berada di Jorong Sawahlaweh, Nagari
Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota. (ist)
LIMAPULUH KOTA,
ANALISAKINI.ID--Sudah 83 tahun usia perempuan ini. Sekarang dia paling
nelangsa. Bila pagi tiba, saat ayam berkokok, ia ingin ke masjid seperti dulu,
tapi, dia didera ketuaan. Tua, miskin, rumah seburuk yang tak terbayangkan. Bak
kandang ternak.
Dan, senja jatuh di Situjuah. Nenek Nurbaina, sayup
mendengar azan Maghrib, entah dari masjid mana. Nenek, contoh paling buruk dari
kehidupan sosial Minangkabau.
Kehidupan Nurbaina, sungguh memilukan. Nenek ini
tinggal di rumah mirip kandang ternak. Rumah tidak layak huni itu berada di
Jorong Sawahlaweh, Nagari Tungkar, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten
Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Nurbaina tinggal di rumah tersebut bersama
putranya Aswir, 64 tahun, yang tidak punya istri. Mereka hidup dari hasil
pekerjaan Aswir yang serabutan. Kadang menjadi buruh tani dan kadangkala
mengambil upah memetik kelapa.
Sedangkan Nurbaina sendiri, sudah tidak kuat lagi
bekerja. Tubuh tuanya sudah kurus dan ringkih. Tapi, telinganya masih nyaring
mendengar. Bahkan, saat dikunjungi Senin (10/6) pagi, Nurbaina masih lancar
mengatakan jika dia takut tinggal di rumahnya. Apalagi, di samping rumahnya,
ada pohon manggis yang sudah lapuk.
Pada musim bencana seperti sekarang, Nurbaina khawatir
pohon manggis itu tumbang dan menimpa rumahnya. Sementara, kondisi rumah
Nurbaina, betul-betul memprihatinkan. Atapnya sudah banyak yang bocor, sehingga
harus ditambal dengan terpal plastik dan baliho bekas kampanye caleg pada pesta
demokrasi lalu.
Sedangkan dinding dan tonggak rumah Nurbaina, banyak
yang lapuk dan keropos. Sebagian dinding, bahkan hanya ditutup dengan kardus
mie instan. Sedangkan lantai rumah, hanya terbuat dari potongan bambu yang
disusun dan ditutup dengan karpet bekas. Betul-betul miskin ekstrem, seperti
yang dibicara pemerintah saat ini.
Di dalam rumah itu, jarak antara kamar tidur, ruang
tamu dan dapur sangat berdekatan. Asap dapur langsung masuk ke dalam rumah dan
kamar kalau Nurbaina memasak. Kondisi dapur dan kamar, sama kusamnya. Tidak ada
sanitasi di rumah itu. Jauh dari kehidupan sehat sebagai hak warga negara.
Untuk penerangan malam hari, Nurbaina diberi sebuah
bola lampu oleh keponakanya, Upik Ijun, yang juga termasuk warga tak mampu di
Sawahlaweh. Upik Ijun dan keponakannya, Imar, tinggal di sebelah dan di depan
rumah Nurbaina. Sedangkan di samping rumah Nurbaina, juga ada rumah yang dihuni
seorang pemuda disabilitas, bernama Efrianto alias Kanto Uk Ek, 41 tahun.
Pemuda ini yatim-piatu. Dia masih jalan cucu atau punya tali kekerabatan dengan
Nurbaina.
Kanto Uk Ek pun, juga tinggal di rumah tak layak huni.
Dinding rumahnya hanya triplek tipis yang sudah lapuk dan bolong-bolong.
Sehingga terpaksa ditambal dengan batang pinang, bambu dan pelepah daun kelapa.
Di dalam rumahnya yang hanya satu ruangan saja, Kanto Uk Ek hanya tidur
beralaskan tikar plastik. Tikar itu pula yang dibentangnya, jika ada tamu
datang ke rumah.
Generasi Muda Sawahlaweh (Gemusa) yang diprakarsai
Meddy, Alek Datuak Paduko Lobiah dan Syafril Datuak Simarapi, berinisiasi
menggalang dana, memperbaiki rumah Nurbaina dan rumah Kanto Uk Ek. Inisiasi
pemuda ini didukung sejumlah tokoh masyarakat, seperti Pak Sitas, Datuak Alat
Cumano, dan Da Pendi Nuruk.
"Gemusa akan galang dana, untuk memperbaiki rumah
Uwo Baina (Nenek Nurbaina) dan rumah Kanto Uk Ek. Selain bantuan dari
masyarakat Jorong Sawahlaweh dan Nagari Tungkar, kita juga berharap bantuan
dari para donatur dan dermawan yang berada dimana saja," ujar Alek
Dt. Paduko Lobiah, bersama Meddy dan Syafril Dt. Simarapi, kepada wartawan.
Inisiasi pemuda ini juga mendapat dukungan penuh dari
Kepala Jorong Sawahlaweh Wentarizal, Wali Nagari Tungkar Yusrizal Datuak Pado,
dan tokoh muda Limapuluh Kota asal Situjuah Limo Nagari, M. Fajar Rillah Vesky.
Mereka sepakat, setelah sukses membedah runah Nursian atau Tek Sian, 75 tahun,
di Jorong Dalam Nagari, akan dilanjutkan dengan bedah rumah Nurbaina dan rumah
Kanto Uk Ek.
"Bulan lalu, Pemerintah Nagari dan
Lembaga-Lembaga Nagari Tungkar, dengan bantuan dari Bupati Safaruddin Dt.
Bandaro Rajo, Baznas, tokoh masyarakat, perantau, donatur, tukang nagari,
TNI-Polri dan swadaya masyarakat, berhasil membedah rumah Nursian atau Tek
Sian. Kini, program serupa, kita lanjutkan dengan inisiasi pemuda dan tokoh
masyarakat," tambah Yusrizal Dt. Pado, didampingi M. Fajar Rillah Vesky.
Bagi pembaca media ini yang terketuk pintu hatinya dan
tersayat dinding nuraninya, melihat kondisi rumah Nurbaina yang mirip kandang
ternak dan rumah Kanto Uk Ek yang tidak layak huni itu, dapat mengirimkan
bantuan atau donasi ke nomor rekening tetangga Nurbaina bernama Afton. Dengan
nomor rekening BRI 5506 0100 2755 509 a/n Afton. Atau bisa juga mengirim
langsung bantuan bahan bangunan ke Jorong Sawahlaweh.
Untuk kontak person terkait donasi ini, dapat
menghubungi Meddy di nomor +6281374528979, atau Alek Dt. Paduko Lobiah
(+6282385372843), dan Syafril Dt. Simarapi (+6285263982739). Atau bisa
juga langsung menghubungi Wali Nagari Tungkar Yusrizal Dt. Pado
(+6285263982739). "Berapapun bantuan yang masuk, akan kita terima. Jika
dana atau bahan bangunan sudah terkumpul, kita berencana langsung kerjakan
dengan gotong royong dan swadaya. Berkoordinasi dengan pemerintah dan
jorong," kata Meddy, Alek Dt. Paduko Lobiah dan Syafril Dt. Simarapi,
dengan semangat. (bule)