arrow_upward

Optimalkan Evaluasi dan Rekomendasi DPRD Sumbar, Pansus LKPJ Konsultasi ke Kemendagri

Selasa, 14 Mei 2024 : 10.11

 

Rombongan Pansus LKPJ Kepala Daerah DPRD Sumbar, saat bersama pihak Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah DPRD dan Hubungan antar Lembaga, Kemendagri di Jakarta, Senin (13/5/2024). (humasdprdsb) 

JAKARTA, ANALISAKINI.ID--Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2023 DPRD Sumbar, tidak hanya fokus membahas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, namun juga mengevaluasi pelaksanaan rekomendasi DPRD atas LKPJ terkait.

Makanya, untuk mengoptimalkan kinerja pansus, pihaknya pun berkonsultasi dengan Direktorat Fasilitasi Kepala Daerah DPRD dan Hubungan antar Lembaga (FKDH) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di jakarta, Senin (13/5/2024). 

Pada pertemuan itu, Pansus LKPJ Kepala Daerah Sumbar 2024 disambut oleh Direktorat FKDH Wilayah I Sumatera Eka  Sastra. Tidak hanya itu, Pansus LKPJ juga didampingi unsur pimpinan yaitu Wakil Ketua DPRD Irsyad Syafar, Indra Dt Rajo Lelo dan Suwirpen Suib. 

Pada pertemuan itu terungkap, Pansus LKPJ DPRD Sumbar akan mengevaluasi pelaksanaan rekomendasi yang diberikan kepada Gubernur pada tahun-tahun sebelumnya (2019-2022-red). 

Ketua Pansus Desrio Putra, mengatakan, dalam pembahasan LKPJ tahun 2023, Pansus tidak hanya fokus membahas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, namun juga mengevaluasi pelaksanaan rekomendasi DPRD atas LKPJ tahun-tahun sebelumnya (2019-2022), sehingga bisa dilihat bagaimana dampak yang diberikan. Upaya ini tentu dilakukan untuk lebih memperbaiki jalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Di dalam pertemuan itu, dia berharap kualitas rekomendasi DPRD terhadap LKPJ tahun 2023 dapat lebih meningkat dan fungsi pengawasan dapat lebih optimal. Terkait rekomendasi yang tidak ditindaklanjuti oleh kepala daerah, lanjutnya, perlu dilakukan apakah DPRD bisa menggunakan hak interpretasi agar pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah berjalan maksimal. 

Dia mengatakan, dalam pembahasan LKPJ Kepala Daerah, DPRD akan fokus dalam fungsi pengawasan bahkan kewenangan itu diberikan sangat luas. Untuk itu, penyatuan frekuensi dalam melahirkan rekomendasi-rekomendasi strategis sangat diperlukan. Termasuk mengambil langkah-langkah dalam menyatakan sikap terhadap LKPJ Kepala Daerah. 

Dia menyebutkan, dalam capaian kinerja yang disampaikan oleh Kepala Daerah dan OPD dalam buku LKPJ, bisa jadi berbeda dengan pelaksanaan hasil pengawasan yang dilakukan oleh DPRD. Cantumkan itu  lebih banyak dalam bentuk makro dan capaian secara umum, sedangkan dari pengawasan yang dilakukan oleh DPRD lebih cenderung melihat permasalahan secara lebih detail. 

"Ya, hal itu harus menjadi perhatian seluruh pihak, termasuk Pemprov agar bisa tercapainya optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah," sebut Desrio.

Sementara, Eka Sastra mengatakan, jika rekomendasi yang diberikan DPRD kepada Kepala Daerah tidak ada progres, maka harus dikoordinasikan dengan komisi. Masa kerja Pansus selama enam bulan, maka pamanggilan OPD harus dilakukan dengan mengorek apa yang harus menjadi perhatian sebagai bahan rekomendasi.

"Sorotan-sorotan itu harus ditindaklanjuti dengan komisi-komisi terkait untuk mengawal progres yang ada," katanya.

Menurut Eka, dengan adanya LKPJ DPRD bisa memonitor kinerja kepada daerah.  Sejatinya, LKPJ adalah bahan perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan itu tidak bisa dicampur adukan dengan politik.  (n-r)

 

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved