Ketua DPRD Sumbar dan pejabat lainnya saat bersama peserta pelatihan berusaha bagi WRSE se-Kota Payakumbuh Angkatan ke-8, Minggu (5/5/2024) di Payakumbuh. (ist)
PAYAKUMBUH, ANALISAKINI.ID—Sedikitnya, ada 740 ibu-ibu asal Payakumbuh telah mengikuti pelatihan usaha kuliner. Mereka merupakan peserta pelatihan berusaha bagi wanita rawan sosial ekonomi (WRSE) se-Kota Payakumbuh yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi dengan menggunakan dana pokok pikiran (pokir) Ketua DPRD Sumbar, Supardi.
"Ya,
ada sekitar 740 ibu-ibu yang mengikuti pelatihan ini. Semoga bisa menjadi bekal
yang membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan secara umum bisa
pula membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Payakumbuh," ujar Supardi
saat membuka pelatihan berusaha bagi WRSE se-Kota Payakumbuh Angkatan ke-8,
Minggu (5/5/2024) di Payakumbuh.
Politisi
Partai Gerindra ini mengatakan, dewasa ini sangat banyak perempuan menjadi
tulang punggung keluarga. Merekalah yang menjadi pencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan. Penyebabnya banyak, ada karena kematian pasangan, perceraian,
pasangan sakit dan lain sebagainya.
"Apalagi
karena perceraian. Ini sangat banyak terjadi di Payakumbuh. Bahkan di Sumbar,
angka perceraian di Payakumbuh tertinggi," katanya.
Untuk itu, Supardi
berharap dengan mengikuti pelatihan berwirausaha ini, nantinya peserta bukan
hanya akan mampu memenuhi kebutuhan keluarga saja, namun juga bisa menjadi UMKM
yang sukses. Denga begitu, berarti mereka telah ikut pula mengharumkan
nama Payakumbuh melalui kekayaan kuliner dan UMKM.
"Ya, kunci
untuk mencapai itu semua adalah semangat dan kegigihan," katanya.
Pasca
mengikuti pelatihan WRSE ini, Supardi memotivasi para peserta untuk
mempertahankan semangat untuk berjuang. "Jangan karena alat-alat memasak
di pelatihan kuliner bagus dan canggih. Lalu Ketika di rumah tidak punya alat
secanggih itu, ibu-ibu malah enggan berusaha. Teruslah berusaha dan semangat,
optimalkan apapun yang ada," ujarnya.
Ketua Supardi
juga memotivasi peserta untuk semangat berusaha kuliner dengan menjajakan
makanan khas tradisi Payakumbuh. Ia mengatakan, jenis makanan ini sangat
berpotensi menjadi usaha yang menjanjikan.
"Coba
lihat di Pekanbaru itu, sekarang sangat terkenal dengan kue talamnya. Banyak
toko-toko menjajakan kue talam dengan berbagai rasa. Pembelinya banyak, bahkan
banyak pula dipesan dari luar kota. Padahal kue talam itu khas Payakumbuh
juga," ujarnya.
Makanya, lanjut
Supardi, janganlah malu dan enggan menjajakan kuliner khas daerah. Potensi
suksesnya justru lebih besar.
"Contohnya,
kipang. Ini khas Payakumbuh juga. Sekarang saya lihat malah dijual di lampu
merah. Coba kita upayakan, inovasikan untuk menjualnya dengan sebaik mungkin.
Percaya dirilah menjual makanan tradisi," katanya.
Supardi menambahkan, sebagai wakil rakyat yang merupakan putra Asli Payakumbuh, ia terus berupaya untuk membuka peluang UMKM kuliner Payakumbuh sukses, terkenal dan meraih pangsa pasar luas.
"Contohnya
nanti di acara Pekan Raya Jakarta (PRJ), saya akan bawa 18 orang asal
Payakumbuh yang akan berjualan makanan tradisional di acara besar itu. Ini
merupakan peluang besar karena yang datang bukan hanya orang Indonesia saja,
naun juga dari luar negeri. Transaksi keuangan selama PRJ itu bisa mencapai
satu triliun," ujarnya.
Selain itu, tambah Supardi, akan digelar pula SMK expo di Payakumbuh. Di acara ini nanti peserta WRSE boleh ikut mendapatkan tempat untuk menjual makanan tradisi. "Mari kita percaya diri menjajakan makanan tradisi daerah kita. Kemaslah dengan baik, berinovasilah. Ini merupakan peluang bagus," ujar Supardi. (n-r)