Ketua DPRD Sumbar Supardi saat bersama narasumber,
pejabat terkait dan peserta WRSE Angkatan X, Sabtu (18/5/2024) di Hotel
Mangkuto. (humasdprdsb)
PAYAKUMBUH,
ANALISAKINI.ID— Payakumbuh dikenal dengan variasi kuliner yang banyak. Bahkan tiap nagari
memiliki kuliner spesifik. Kulinernya enak-enak. Sektor kuliner ini sangat
potensial bila dikemas lebih baik lagi. Kini, saatnya kuliner Payakumbuh
mendunia.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi, mengatakan hal itu di hadapan peserta Bimtek
Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). Pada kesempatan tersebut, dia mengajak kaum
ibu untuk lebih kreatif dan inovatif mengelola dan mengembangkan kuliner yang
ada.
"Ya, siapa yang tidak kenal kuliner enak-enak seperti galamai, kipang,
ajik, bareh randang dan lain sebagainya, sayangnya kita lebih menyukai kue kue
modern. Padahal, jika dimenej dan dikelola lebih baik, bukan tidak mungkin
kuliner khas Payakumbuh ini bisa mendunia," optimis, Supardi.
Dalam bimtek WRSE Angtakan X (terakhir), Sabtu (18/5/2024) di Hotel
Mangkuto ini, Supardi juga memotivasi kaum ibu untuk meng-upgrade kemampuan dalam hal membuat, mengemas dan memasarkan
kuliner.
"Kuliner kita ini siapa, mengatakan tidak enak? Bahkan saya pernah
membawa tamu dari Turki dan menyuguhkan goreng tongkang dan goreng pisang,
mereka sangat menyukainya. Untuk itu, kita harus fokus membuat kreasi, karena
kuliner itu terus berkembang, termasuk cara penjualasan dan cara
pengemasan," beber Supardi.
Politisi Gerindra ini menyebutkan, banyak kuliner yang sebelumnya bisa saja
kurang dikenal masyarakat, tetapi dikemas dan dipasarkan secara unik, maka bisa
membuat kuliner tersebut viral dan diburu pembeli.
Yang jelas, menurut Supardi, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk
pengembangan kuliner ini. “Kini, tinggal lagi keseriusan kita bersama untuk
menjadikan kuliner Payakumbuh dikenal dunia. Saatnya Payakumbuh menjadi kota
tujuan, bukan kota persinggahan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera
Barat, M Sampurno AKS menyebut, kegiatan pelatihan pembuatan kue ini
seharusnya bermanfaat untuk WRSE. Karena pada akhirnya bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
"Ya, kita seharusnya berterima kasih kepada Bapak Supardi, karena di
Sumbar, hanya Payakumbuh yang menggelar bimtek untuk WRSE, dan kegiatan ini
bersumber dari dana pokir beliau," kata Nono yang disambut tepuk
tangan peserta.
Bimtek ini digelar selama dua hari dengan metode materi di ruangan dan
praktik pembuatan kue secara langsunh. Praktik ini digelar bekerjasama dengan
SMK 3 Payakumbuh. (n-r)