arrow_upward

SEJARAH TUGU ABEL TASMAN (3/HABIS); Abel Meninggal di Gunung Marapi, Dimakamkan di Gunung Pangilun

Kamis, 14 Desember 2023 : 10.01
Inilah makam almarhum Abel Tasman di pemakaman kaum di Banda Gadang, Gunung Pangilun, Padang. (ist)

EFFENDI

Senin sore sekitar pukul 16.30 WIB, jasad Abel tiba rumah duka, Jl. Sutan Syahrir, Simpang Ikal, Gang Bandes 3 nomor 6,  Kelurahan Rawang Timur, Padang Selatan. Disemayamkan di sana. Orang tua, kerabat dekat, tetangga dan kalangan pecinta alam sudah ramai mendatangi rumah duka. Usrizal sore itu melepas sahabatnya di rumah duka atas nama para pendaki dan para pecinta alam.

Sejak sore hingga malam, pelayat ramai datang ke rumah duka. Silih berganti sampai Selasa 7 Juli 1992. Pagi hingga siang Selasa itu, cuaca mendung. Alam turut sedih atas kepergian sang pecinta alam. Sedih dan pilu bersama ratusan pelayat yang memadati jalan di depan rumah Abel.

Selesai Zuhur, Abel dishalatkan di masjid dekat rumahnya lalu dibawa ke peristirahatan terakhir di makam kaum di Gunung Pangilun. Ibu Abel adalah asal Belanti Khatib Sulaiman, yang pandam pekuburan kaumnya ada di Gunung Pangilun, tepatnya di Banda Gadang. Selamat jalan Abel. Pintu sorga terbuka lebar buatmu.

"Kami sangat kehilangan. Beliau orang baik. Penyapa dan suka bantu orang," kata Rudi Incek, tetangga Abel yang sejak kelas 1 sampai 6 SD satu lokal di SD Inpres 6/75, Rawang Timur. Dan juga sama-sama alumni SMAN 6 Padang.

Abel, Rudi dan Usrizal adalah lulusan SMA 6 Padang tahun 1991. Setelah tamat, Abel bekerja di bengkel alat berat di Tabing, Padang.

Bahkan Sabtu siang (4/7/1992), Rudi diajak Abel ikut mendaki gunung. "Sekali ini saja. Kapan lagi," ajak Abel saat itu. Tapi Rudi menolak dengan halus. Dia sebetulnya ingin, tapi tak dizinkan oleh orang tuanya.

Fadli, adik kandung korban pun berkisah, sebelum kakaknya pergi mendaki, dia pamit kepada kedua orangtua. "Ada hal yang mengejutkan nanti sepulang mendaki. Tenang sajalah,"tutur Fadli menirukan ucapan kakaknya.

"Sehari menjelang berangkat mendaki, tingkah Uda (Fadli memanggil Abel dengan sebutan Uda) aneh-aneh, sering menyebut ada kejutan-kejutan. Ternyata benar-benar kejutan. Uda pulang tak bernyawa. Kami sangat sedih,"kenang Fadli yang saat duka mendalam itu, baru tamat SMP.

Fadli.

Sesudah kejadian ini, Herwin dalam media sosialnya menulis, Martha, Yanti dan Jon Pieter tidak mau naik gunung lagi. Sedangkan Herwin, dengan kejadian itu, mengubah dirinya melakukan pendakian solo. Hingga kini dia tetap mendaki gunung.

"Sebuah kejadian yang pahit ini telah mengubah seluruh pandangan saya tentang hidup ini dan ini pula yang membuat saya menjadi pendaki solo, karena dalam mendaki ini membawa teman, harus punya tanggung jawab yang berat," tulisnya.

Usrizal sendiri? "Setelah kejadian, saya tidak mau mendaki Marapi lain. Cukuplah itu yang terakhir. Gunung yang lain, saya masih mau, seperti Singgalang, Kerinci dan beberapa gunung lainnya," kata dia yang sejak kini menetap di Pekanbaru bersama keluarga kecilnya.

Usrizal pun berpesan buat semuanya terutama para pendaki gunung, jagalah kearifan alam. Saling menyayangi dan melindungi. Semoga kehidupan ini berjalan sesuai sunatullah.

Pemasangan Tugu

Adapun pemasangan tugu sudah direncanakan akhir 1993, tapi terealisasi pada Selasa, 5 Juli 1994, dua tahun pascakepergian Abel. Dikutip dari shelter3.blogspot.com, diperkirakan ada sekitar seratus lebih pendaki yang ikut andil dalam pemasangan Tugu Abel.

Tugu Abel dibuat di cadas, di lapangan cukup luas. Biasanya di sini para pendaki istirahat untuk menghilangkan penat dan berkemah. Main bola kaki di pagi hari sambil menunggu sang mentari terbit. Baru naik ke Puncak Merpati untuk melihat kawah sambil menikmati pemandangan sekelilingnya.

Kebanyakan pendaki yang ikut andil dalam pemasangan tugu itu semuanya berasal dari Padang. Antara lain Jipala (sebagai yang punya hajat, karena Abel termasuk anggotanya), KPA Rawa Rimba, KPA Alpen, KPA Kalilawa, KPA Hijau, KPA Kinabalu, Sispala Cougar SMA 4 Padang dan kelompok -kelompok kecil lain.

Ada yang bertanya terutama para pendaki di era tahun 2000-an. Pemasangan tugu Abel sendiri di cadas itu, apakah di lokasi itu Abel meninggal dunia?

Abel tidak meninggal di sana, melainkan di Puncak Merpati. Posisi tugu ini ditancapkan di sana, mengingat dan menimbang posisi Puncak Merpati yang sulit untuk digali. Bila digali akan bisa mengakibatkan tanah dan bebatuan longsor. Itu jelas sekali sangat membahayakan posisi pendaki di sekitar Puncak Merpati.

Lalu dibuat kesepakatan, tugu Abel dipasang di posisi yang sekarang ini, dengan sedikit diserongkan menghadap ke Puncak Merpati. Yang menandakan  Abel “sedang melihat” ke Puncak Merpati dengan berdiri gagah, sebelum ajal menjemput.

Tugu ini juga sekaligus sebagai penanda jalur untuk naik/turun para pendaki dari dan ke cadas.

Inilah tugu Abel Tasman. (ist).

Adapun dana dan biaya operasional yang didapatkan berasal dari uang menang lomba lintas alam yang diadakan oleh KPA Rawa Rimba yang bermarkas di Simpang Haru. Ada juga uang yang berasal dari iuran para pendaki yang ikut simpatisan dalam hajatan acara tersebut.

Saat itu KPA Jipala sebagai Juara II menyumbangkan seluruh uang hasil lomba tersebut untuk misi pemasangan tugu tersebut. Untuk diketahui Jipala saat itu kekurangan orang untuk lomba lintas alam, maka dimintalah anak Sispala Cougar SMA 4 Padang untuk berpartisipasi dalam lomba tersebut untuk turun atas nama Jipala. Tanpa ba-bi-bu, sispla Cougar menyetujuinya. (habis)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved