Devi Kurnia. |
Padang, Analisakini.id-Namanya Devi Kurnia, SH, MH. Dia kini menjabat sebagai Asisten I bidang pemerintahan dan kesra Setdaprov Sumbar. Diantara puluhan pejabat eselon II rumah bagonjong (sebutan untuk kantor Gubernur Sumbar) yang ada sekarang, Devi Kurnia lah yang paling lama menjabat.
Devi Kurnia, yang akrab disapa 'Pung' dipercaya menjadi pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Sumbar pada 23 Agustus 2007. Dia dilantik oleh Gubernur Gamawan Fauzi sebagai Kabiro Humas Setdaprov. Dengan dilantiknya Pung, maka tercatatlah dia sebagai pejabat eselon II termuda di lingkungan Pemprov Sumbar. Usia 43 tahun. Pung lahir 7 Juli 1964.
Sejak itu, hingga kini, hampir 17 tahun lamanya, Pung menjadi pejabat eselon II Pemprov Sumbar, tanpa putus. Mulai Kabiro Humas Setdaprov (2007), lalu Kabiro Hukum Setdaprov (2008), staf ahli gubernur bidang hukum (2010), Asisten I Setdaprov (2013) sampai sekarang. Nyaris tak ada pejabat yang menyamai putra Bukittinggi yang besar di Solok ini.
Fakta ini juga bukti, Pung tetap dipakai dan dipercaya, siapapun Gubernurnya. Mulai Gamawan Fauzi, Marlis Rahman, Irwan Prayitno, Reydonnyzar Moenek (Pj. Gubernur), Hamdani (Pj. Gubernur) hingga Gubernur saat ini, Mahyeldi. Enam gubernur, enam induk semang yang tipikal dan gaya kepemimpinannya beda satu sama lain. Tapi yang namanya Devi Kurnia, tetap dipakai.
7 Juli kemarin yang bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam (1 Muharram 1446 H), Pung genap berusia 60 tahun. Dan terhitung 1 Agustus nanti, Pung resmi tidak ngantor lagi. Tidak lagi menghuni ruangan paling kanan di lantai 1 rumah bagonjong (ruangan Asisten I). Pengabdiannya sebagai ASN, berakhir.
Habisnya pengabdian Pung, tentu staf di ruangan Asisten I, Buk Pit dan Ujang serta sopir Pak Yul kehilangan seorang panutan. Pejabat yang tidak hanya sebatas induk semang, tapi juga seorang guru yang mengajarkan berbagai hal.
"Tak hanya kami, mungkin ASN rumah bagonjong yang pernah bekerja membantu beliau maupun yang tidak, tapi kenal, akan merasa kehilangan," kata Ujang.
Ujang yang sudah menjadi staf Asisten I Setdaprov Sumbar pada 2012, tentu bicara apa adanya. Tak hanya ASN, wartawan pun juga merasa kehilangan. Pung dikenal dekat dengan semua kalangan wartawan. Sejak menjadi Kabag Humas di Setdakab Solok hingga sekarang, Pung selalu membina hubungan baik dengan wartawan.
"Sudah pensiun saja Da Pung? Rumah bagonjong kehilangan pejabat yang menjadi sosok sentral dan disegani oleh semua kalangan. Semoga ada gantinya. Kalau tidak sepadan, minimal tipis di bawah Da Pung lah," kata Defri Mulyadi yang kini Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar.
Defri Mulyadi yang biasa disapa Imung-sama halnya Devi Kurnia yang akrab disapa Ipung, dengan kata lain jauh benar jarak antara nama dengan panggilan, mengaku Devi Kurnia adalah pejabat panutan. Profesional dalam menjalani tugas. Tidak suka berkoar-koar. Tenang.
Benar, penilaian Defri Mulyadi terhadap Devi Kurnia, itu juga apa adanya. Tidak dilebih-lebihkan. Berdasarkan apa yang dia alami, dia tahu dan hasil 'investigasi' Defri Mulyadi di rumah bagonjong.
"Saya ini apalah," kata Devi Kurnia.
Devi Kurnia menyebut dia hanya bekerja sesuai dengan yang ditugaskan pimpinan. Baginya tak ada beban. Ada hal yang kurang pas dengan aturan, Devi Kurnia tak segan-segan memberikan masukan kepada induk semang.
Devi Kurnia dikenal sosok sentral. Dia jago membangun komunikasi dengan pimpinan dan anggota DPRD Sumbar. Tak heran, karena kedekatan emosional dengan para wakil rakyat Sumbar itu, Devi Kurnia kerap diutus Gubernur.
Apalagi ada hal-hal genting yang arahnya 'menembak' Gubernur. Devi Kurnia berani berhadapan dengan pimpinan dan anggota DPRD Sumbar, karena dia lebih mengedepankan kedekatan emosional dan nilai pertemanan.
Dan jangan heran pula, satu-satunya ruangan pejabat eselon II Pemprov, yang ramai dikunjungi pimpinan dan anggota DPRD Sumbar adalah ruangan Asisten I Setdaprov yang ditempati Devi Kurnia. Berkumpul, bercerita, diskusi sambil ngopi-ngopi.
Di sana ada aneka biji kopi dan mesin olah kopi ukuran mini. Biji kopi dimasukkan mesin olah kopi, lalu ditampung gelas kecil, maka jadilah hidangan, secangkir kopi. Ujang, staf Asisten I Setdaprov jago mengoperasionalkannya.
"Aneka jenis kopi ini ada yang dibeli dan ada yang diberi oleh kawan-kawan Pak Pung dari daerah yang hendak ke Padang," kata Ujang.
Tak hanya pimpinan dan anggota DPRD Sumbar, seorang Sekdaprov pun yang tidak lain adalah komandan Asisten I, juga ikut bertamu ke ruangan Asisten I.
Ada yang menarik saat mutasi pejabat eselon II di era Gubernur Irwan Prayitno (IP). Devi termasuk didalamnya. Dia bermohon kepada Gubernur untuk ditempatkan di staf ahli gubernur saja. Tadinya IP tak mau, nanti dianggap pula menyingkirkan orang-orang Gamawan yang sudah menjadi Mendagri RI dan ditulis wartawan.
'Saya yang tanggungjawab Pak Gubernur, biar saya yang jelaskan," kata Devi Kurnia kepada Gubernur IP dan Devi Kurnia digeser ke staf ahli dan Yulitar (Kabag di Biro Hukum) diangkat menjadi Kabiro Hukum.
Felling IP benar. Saat pelantikan pada 2 Januari 2012, berita koran beredar. Salah satunya, ya, apa yang dicemaskan IP. Saat berikan ucapan selamat, IP berkata kepada Devi Kurnia, "Benarkan apa kata saya? Devi Kurnia tersenyum dan siap menjelaskan ke publik soal isu itu. Akhirnya clear. IP lega. Dipujinya Devi Kurnia.
Satu setengah tahun kemudian, IP meminta Devi Kurnia menduduki posisi Asisten I Setdaprov, karena pejabat sebelumnya, Febri Erizon pensiun. Usai dilantik, dalam perjalanan, IP memang butuh Devi Kurnia.
Pernah suatu ketika, ruangan Asisten I masih di lantai 2 rumah bagonjong, penulis sedang diskusi ringan dengan Devi Kurnia. Tiba-tiba ada telpon masuk dari HP Devi Kurnia. Terdengar, " Pak Devi, ini Pak Gubernur."
Dan bicaralah Gubernur IP dengan Devi Kurnia via HP. Apa yang dibicarakan? Hehehe... rahasia ya. Tapi itu bukti bahwa Devi Kurnia tidak hanya menjadi orang kepercayaan Gubernur Gamawan, tapi juga tempat bertanya Gubernur IP terutama menyangkut masalah pemerintahan dan hukum.
Banyak lagi kenangan dan jasa seorang Devi Kurnia dalam 'mencairkan" suasana panas menjadi dingin. Tegang menjadi cair. Mengajarkan kedispilinan dan taat aturan ke anak buah.
Wajar, jika ketika diamanahkan jadi Pj. Bupati Solok pada 2 Agustus 2015 sampai 15 Februari 2016, kalangan pejabat dan ASN Pemkab Solok merasa kehilangan benar.
Sekdakab Solok M Shaleh (ketika itu), menganggap kepemimpinan Pj Bupati Devi Kurnia patut diapresiasi. Tanpa muatan politik maupun beban mental, Devi Kurnia mampu mewujudkan sistem pemerintahan yang baik.
Sekda M Shaleh yang notabene adalah mantan komandan Devi Kurnia, mengaku tidak canggung kala berhadapan dengan sosok yang pernah menjadi bawahannya dan kini hadir sebagai pimpinannya. Devi Kurnia, sambung M Shaleh, tetap menghargainya sebagai senior yang patut dihormati.
Devi Kurnia memang pandai membangun komunikasi dengan siapapun. Tak sombong, low profil. Profesional bekerja. ASN rumah bagonjong, pejabat maupun nonpejabat senang dibuatnya. Soalnya Devi Kurnia tak banyak cincong. Suka diskusi dan 'turunkan' ilmu. Tapi itu tak bakal didapatkan lagi, terhitung 1 Agustus 2024. Karena tak lagi berkantor di rumah bagonjong. Pengabdian sebagai abdi negara berakhir sudah. Da Pung, jasamu tiara tara. (effendi)