arrow_upward

Hari Lahir A.A. Navis Masuk Perayaan Internasional UNESCO, Keluarga Terharu

Sabtu, 02 Desember 2023 : 22.59

 


A.A Navis

PADANG, ANALISAKINI.ID--Hari kelahiran A.A. Navis ditetapkan sebagai hari perayaan tingkat internasional di UNESCO. Keluarga sastrawan ini terharu atas penghargaan tersebut.

"Kami sekeluarga semua terkejut dan terharu atas penghargaan yang luar biasa tersebut," ujar Gemala Ranti, putri almarhum AA. Navis, Sabtu (2/12).

Selain AA Navis, UNESCO juga menetapkan Keumalahayati, pejuang wanita asal Aceh.

Menurut Kemala, tentu ini jadi penghargaan spesial karena kedua tokoh adalah orang Sumatera.

Kemala mengaku tidak tahu kalau ada yang mengusulkan almarhum Navis untuk mendapatkan penghargaan dari UNESCO tersebut.

"Kami keluarga tidak tahu soal pengusulan itu. Begitulah penghargaan, di tengah Yayasan AA  Navis berencana mengadakan acara seminar mengenang 99 tahun AA Navis menuju 100 Tahun di 2024," katanya.

Dia pun mengaku juga pernah mengikuti penetapan Warisan Budaya Dunia untuk WTBOS 2019 dan Pencak Silat oleh UNESCO tahun 2020 yang dihadiri ratusan negara dari belahan dunia.

"Kira mungkin seperti itu pula proses penetapan ini, tentulah usulan akan diseleksi dengan ketat dan diperjuangkan di antara beberapa negara dengan argumen-argumen yang yang kuat," ulasnya.

Dia juga mengucapkan selamat kepada Indonesia atas penghargaan yang diraih tokoh negara ini, serta juga dia berharap karya-karya dari almarhum ayahnya semakin bermanfaat, dan jadi amal buat almarhum AA Navis.

Seperti diketahui, pada hari penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO tanggal 22 November 2023 yang berlangsung di Paris, Prancis, Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan bahwa hari lahir dua tokoh kenamaan Indonesia itu, ditetapkan sebagai hari perayaan tingkat internasional di UNESCO.

Kedua tokoh tersebut adalah Sastrawan termasyhur, A.A. Navis, dan pejuang Wanita asal Aceh, Keumalahayati. Penetapan ini berlangsung di sesi sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42.

Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan A.A. Navis ini adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia, lahir di Padang Panjang pada 24 November 1924. Kontribusinya terhadap sastra Indonesia menjadikannya sosok yang ikonik di dunia sastra. A.A. Navis menghasilkan sejumlah besar publikasi dan bekerja sebagai guru bagi penulis lain selama hidupnya. Pengusulan penetapan peringatan 100 tahun kelahiran Ali Akbar Navis (1924-2003) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Sedangkan Keumalahayati merupakan salah satu tokoh heroik perempuan paling awal di Indonesia. Ia diakui sebagai pahlawan nasional atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya yang signifikan dalam membela tanah air. Dia dibesarkan di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati, dan ia mewariskan ilmu dan keahliannya kepada putrinya.

Ketika ayahnya meninggal dunia sehingga jabatannya kosong, Sultan Alauddin Riayat Syah dari Aceh mengangkat Keumalahayati sebagai Laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya. Jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh menjadikan Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.

Dalam masa kejayaannya, Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang cakap di tengah skeptisisme terhadap perempuan. Pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand dan Togo.

Dua tokoh ternama dari Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia dalam UNESCO selama periode Sidang Umum UNESCO ke-42 di tahun 2023 ini, di mana Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO, menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC), Meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO, serta penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO. (wahyu)

 


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved