arrow_upward

Bank Sampah, Solusi Atasi Sampah

Jumat, 24 November 2023 : 13.50
Agar masalah pengelolaan sampah bisa teratasi, salah satu solusinya adalah melalui pendirian Bank Sampah. Konsep Bank Sampah ini mengadopsi manajemen yang mirip dengan perbankan konvensional, namun di sini yang ditabung dan dikelola adalah sampah, bukan uang. Para warga yang menjadi nasabah Bank Sampah akan memiliki buku tabungan dan bisa memperoleh imbalan berupa uang berdasarkan jumlah sampah yang mereka serahkan. Sampah yang terkumpul akan didaur ulang atau bisa disetorkan ke tempat pengepul sampah. Nasabah juga bisa meminjam uang dan membayarnya dengan sampah.
Keberadaan Bank Sampah yang telah ada lebih dari satu dekade lalu diharapkan mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah, menjadikan lingkungan mereka bersih.
Kita telah menyaksikan konsekuensi negatif yang disebabkan oleh masalah sampah, dan juga menyadari bahwa negara kita belum memiliki sistem yang memadai untuk mengatasi sampah tersebut. Oleh karena itu, kita perlu bergerak, memulai inisiatif kita sendiri dalam mengelola sampah, tanpa harus menunggu intervensi dari pemerintah. Salah satu alternatif yang mudah diterapkan dalam mengelola sampah di tingkat komunitas (seperti desa, RW, atau RT) adalah melalui pendirian Bank Sampah. Bank Sampah mirip dengan bank-bank konvensional yang kita kenal, tempat penyimpanan dan penabungan sampah dengan imbalan bagi nasabahnya.
Langkah-langkah yang harus diambil untuk mendirikan Bank Sampah di tingkat komunitas melibatkan partisipasi masyarakat dalam menyosialisasikan pentingnya pemilahan sampah di rumah. Pemilahan sampah mencakup sampah non-organik (seperti plastik, kertas, dan logam) dan sampah organik (seperti sisa sayuran atau buah). Biasanya, sampah yang dikelola oleh Bank Sampah adalah sampah non-organik, kecuali jika Bank Sampah tersebut sudah memiliki kapasitas untuk mengelola sampah organik menjadi kompos dalam skala komunitas.
Setelah pemilahan sampah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membentuk kelompok kerja Bank Sampah yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, koordinator kelompok, dan anggota. Kelompok kerja ini bertanggung jawab dalam mengelola operasional Bank Sampah, termasuk menghubungi pengepul sampah lokal untuk menjual tabungan sampah nasabah. Mereka juga bertugas mencatat transaksi nasabah dan mengelola keuangan Bank Sampah.
Bank Sampah tidak harus berukuran besar atau permanen, yang terpenting adalah memiliki tempat untuk menyimpan tabungan sampah dan sebaiknya tidak berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Setelah struktur Bank Sampah terbentuk, buku tabungan dibagikan kepada nasabah yang ingin bergabung.
Setelah semua proses persiapan selesai, Bank Sampah siap untuk beroperasi. Masyarakat dapat datang dan membawa sampah yang sudah dipilah, kemudian petugas Bank Sampah akan menimbang sampah tersebut dan mencatatnya di buku tabungan nasabah. Penarikan tabungan bisa dilakukan sesuai dengan kesepakatan, seperti menjelang perayaan tertentu atau awal tahun. Namun, nasabah juga bisa mengambil tabungannya kapan pun dibutuhkan.
Pendirian Bank Sampah bukanlah hal sulit. Mari kita mulai menginisiasi perubahan lingkungan dari tingkat terkecil. Kita bisa memulai Bank Sampah di tingkat RT, RW, desa, atau komunitas tertentu, yang penting adalah mencoba langkah pertama. Setelah Bank Sampah berjalan, kita bisa mulai mengatur kegiatan pengelolaan sampah lainnya, seperti dengan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan kompos. Kini, sampah bukan lagi menjadi masalah yang rumit, melainkan bank sampah memberikan solusi efektif dalam mengelola sampah di masyarakat.

Rahmi Awalina, STP, MP
Dosen Fateta Unand
Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved