arrow_upward

Dari Pentas Seni Minang Saiyo Sydney, Rindu Kampung, Lestarikan Budaya dari Tanah Rantau

Kamis, 21 September 2023 : 07.53

 

Penampilan Tari Piring dalam acara Minang Saiyo Sydney. (ist)


SYDNEY, ANALISAKINI.ID--Masih dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI, Minang Saiyo Sydney menggelar Pentas Seni MSS (Arts Night), akhir pekan lalu di Lakemba Senior Citizen Hall, yang berada di bagian barat metropolitan Sydney. 

Pentas Seni MSS ini diawali dengan Tari Pasambahan. Kemudian ditampilkan pula Tari Piring. Para penari adalah gadi-gadis belia yang merupakan generasi kedua dan ketiga dari keluarga perantau Minangkabau di Sydney. Hal ini perlu dimaknai sebagai salah satu cara untuk melestarikan tradisi seni budaya leluhur di tanah rantau yang jauh ini.   

Acara puncak MSS Arts Night adalah seremoni penyerahan piala dan hadiah Minang Saiyo Cup 2023 – Futsal Tournament yang diselenggarakan Juli lalu.  Pemenang pertama MS Cup 2023 adalah DUBS FC, tempat kedua diraih oleh 4FUN FC. Juara ketiga direbut JAKMANIA FC, yang salah satu pemainnya, Abdullah Alawais, menyabet Sepatu Emas (Golden Boot) untuk pemain terbaik selama kompetisi futsal ini. 

Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi warga Minang di rantau, tetapi juga merupakan momen sosialisasi dengan tamu undangan dari berbagai organisasi/komunitas masyarakat Indonesia di Sydney: Indonesian Community Council (ICC – NSW), Indonesian Diaspora Network (IDN-NSW), Indonesia Business Council (IBC Australia), Minang Senior Citizen Community (MSCC), ICCA Campbelltown, FISI, The Rocks, Bona Pasogit, Kerabat Jawa, Flobamora, AL-Ikhlas, KMPA, Boedoet Diaspora, dan lain-lain. Hadir pula rombongan dari Konsulat Republik Indonesia di Sydney.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Pentas Seni MSS, Ikhsan Zakir, mengobarkan semangat Hari Kemerdekaan dengan penggalan lagu heroik “Tanah Airku”. Ikut pula memberi sambutan Ketua MSS (Zulfan Tadjoeddin), Ketua ICC-NSW (Endi Dharma), dan Konsul Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Sydney (Abdul Nazar). Rangkaian acara dikawal oleh MC andalan komunitas Indonesia di Sydney, Devi Nazar.

Yang menarik adalah dua lagu Minang disumbangkan oleh Endi Dharma (Ketua ICC) dan Yudi Supriono (Kerabat Jawa). Walau bukan beretnis Minang, mereka berdua dengan fasih melafalkan lirik lagu legendaris “Pulanglah Adiak” dan “Surek Dari Rantau”.

Untuk pertama kali, acara Malam Seni diisi dengan program Talk Show dengan tema “Cultural Clash and Inter-generational Gaps” (Benturan budaya dan jarak antar-generasi).  Talk Show menampilkan empat orang generasi kedua perantau Minang di Sydney: Chalisa, Dita, Bunaya, dan Sandi.

Talk Show mengangkat pengalaman hidup keseharian dari para anak-anak muda ini terkait tantangan yang dihadapi sebagai warga minoritas di tengah budaya Barat dan modern yang lebih dominan. 

Disamping itu, sesi perbincangan ini juga mengangkat dinamika komunikasi antara generasi kedua yang lahir, besar, dan bersekolah di Australia dengan generasi orang tua mereka yang masih kokoh dengan pola-pikir Indonesia. Intinya adalah bahwa masing-masing generasi perlu secara terus-menerus membangun semangat saling pengertian dan saling harga-menghargai.    

Talk Show telah menjadi momen dimana suara dari generasi kedua didengarkan oleh generasi pertama.

Abubakar Rasyid, seorang tokoh senior masyarakat Indonesian di Sydney, sangat mengapresiasi acara Talk Show dan keseluruhan Pentas Seni MSS ini.   (n-rel)  

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved