arrow_upward

FEB Unand Gelar Diskusi Bahas Masa Depan Kewirausahaan Minangkabau, Ini Hasilnya

Rabu, 02 Agustus 2023 : 19.20
Diskusi akademik dengan tema "Aligning Academia and Policy Makers for The Future of Minangkabau Entrepreneurship" yang menghadirkan pembicara dari akademisi, pihak pemerintahan serta pakar di bidang kewirausahaan, Senin (31/7) di Ruang Seminar FEB Unand. (wahyu).

Padang, Analisakini.id-Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Andalas (Unand) menggelar diskusi akademik yang membahas soal masa depan kewirausahaan Minangkabau, Senin (31/7) di Ruang Seminar FEB Unand.

Pada diskusi dengan tema "Aligning Academia and Policy Makers for The Future of Minangkabau Entrepreneurship" ini hadir sebagai pembicara sejumlah akademisi, pihak pemerintahan serta pakar di bidang kewirausahaan.

Suryadi, dosen Universitas Leiden Belanda dalam paparannya mengatakan secara pemahaman tradisional, memang jiwa kewirausahaan selalu ada dalam darah etnis Minangkabau. Namun dalam pengembangan untuk bisa masuk ke dalam kewirausahaan modern, maka pelaku usaha perlu memiliki jaringan yang lebih luas.

"Modern entrepreneurship harus memiliki network. Tidak hanya bekerjasama dengan sesama Minang, tapi juga harus memiliki jaringan ke etnis yang lain. Sehingga bisa berkompetisi dengan etnis lain," kata Suryadi, yang juga pakar kebudayaan Minangkabau ini.

Pembicara lainnya, Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo dari UIN Imam Bonjol menilai kecerdasan orang Minang dalam kewirausahaan perlu digali. Apalagi wirausaha ini sudah menjadi karakter orang Minang sejak dulu. 

Sementara itu, dosen FEB Unand, Donard Games menilai para pelaku usaha di Minangkabau saat ini kurang keberanian dalam berinovasi. Padahal inovasi adalah kunci dalam kewirausahaan.

Dia juga menilai, kewirausahaan Minangkabau belum mampu memanfaatkan sumber daya di sekitar mereka. Malah lebih bisa memanfaatkan sumber daya dari luar nilai-nilai dan budaya mereka.

Menurutnya, FEB Unand sengaja mengangkat tema soal kewirausahaan Minangkabau ini karena memang selama ini belum banyak dibahas. Apalagi Minangkabau dibanding etnis lain, memiliki keunikan dalam kewirausahaan.

Selain para akademisi tersebut juga didapuk sebagai pembicara dalam diskusi berbahasa Inggris itu Wakil Gubenur Sumbar Audy Joinaldy, Prof. Erwiza Erman dari LIPI/BRIN, Prof. Monako Sakai dari UNSW Australia, Hafiz Rahman dan Rahmi Fahmy dari FEB Unand dan Ramal Saleh selaku Minang Enterpreneur serta Bhirawa Anoraga dari Universitas Islam Internasional Indonesia.

Adapun dalam diskusi akademik berbahasa Inggris ini, ada sembilan poin yang menjadi bahan dalam membangun kewirausahaan Minangkabau kedepannya, di antaranya: diperlukan perubahan besar dari tradisional Minangkabau entrepreneur menjadi modern / current Minangkabau entrepreneur dengan memiliki rencana suksesi. Tugas utama yang sangat penting untuk dilakukan adalah mengubah mental “pedagang” menjadi mental “wirausaha” di Minangkabau.

Kemudian, fokus kepada kualitas bukan angka dalam pengembangan Minangkabau Entrepreneur masa depan dengan penanaman karakteristik, yakni berani mengambil risiko, berinovasi dan mampu mengambil kesempatan.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Unand, Prof. Hefrizal Handra yang membuka diskusi ini berharap dengan kegiatan diskusi ini bisa muncul gagasan dan wujud jelas kewirausahaan Minangkabau itu sendiri.

"Selain bisa terbentuknya kelompok dosen yang fokus dalam hal kewirausahaan Minangkabau, kesimpulan yang didapat dari diskusi ini perlu dikembangkan lagi. Sehingga selain terkumpulnya persepsi, ada upaya untuk menggali lebih dalam soal kewirausahaan Minangkabau ini agar kemudian bisa menjadi pegangan untuk generasi Minangkabau dalam berwirausaha," pungkasnya. (wy)



Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved