Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy bersama pengunjung Penas KTNA ke XIV di Labud Sultan Sjahrir, Padang.(ist) |
Padang, Analisakini.id-Kamis (15/6/2023) Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke XVI tahun 2023 di Sumatera Barat ditutup Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Diperkirakan 300 ribu orang mengunjungi kegiatan itu selama lima hari.
Diperkirakan sejak gelaran helat nasional ini dibuka ada sekitar seperempat triliuan atau Rp250 miliar berputar di Kota Padang dan Sumatera Barat umumnya.
Siswono, Project Manager Pameran Penas Tani XVI 2023 memaparkan minat masyarakat untuk mengunjungi kegiatan itu sangat besar. Sehingga selama lima hari Penas Tani berlangsung, kegiatan itu diserbu oleh pengunjung.
Tercatat, dari hari pertama pameran dibuka sampai kemarin (Rabu 14/6/2023) siang, jumlahnya sampai 250 ribu pengunjung. Hanya dalam waktu 4,5 hari.
Ditaksir hingga penutuan hari ini Kamis (15/6/2023) bisa mencapai 300 ribu pengunjung. "Ini rekor dari masyarakat Kota Padang. Animo masyarakat sangat luar biasa, mereka sangat antusias hadir pada penyelenggaraan ini,"sebut Siswono.
Diakuinya, dari awalnya, pengunjung masih sedikit, karena diselenggarakan di instalasi militer, masyarakat agak canggung. Pagi hingga sore hari pembikaan tercatat hanya sekitar 30 ribu.
Kemudian esoknya naik menjadi 47 ribu. Melonjaknya jumlah pengunjung tersebut juga dampak dari pemberitaan media yang baik.
"Ini efek pemberitaan media massa yang positif. Sehingga penggunjung lebih banyak,"katanya.
Panitia mencatat kunjungan tertinggi ada pada Rabu (14/6/2023). Yakni mencapai sampai 50 ribu orang.
Disebutkannnya, secara kuantitatif pada acara tersebut terdapat 189 peserta. Terdiri dari pemerintah pusat kementrian dan non kementrian sebanyak 5.
Kemudian 29 perovinsi, 39 kabupaten, 15 kota dan 11 asosiasi instansi terkait lainnya.
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu, perusahaan BUMN/BUMD dan swasta sebanyak 23 perusahaan. Ditambah dengan sebanyak 27 UMKM totalnya menjadi 189 peserta pada lahan 5.700 meter persegi dan 345 unit stand.
"Pameran ini adalah tentang pertanaian perikanan dan kehutanan. Menyediakan area khusus untuk hampir lebih dari 150 unit UMKM. Terdiri dari kuliner dan asesoris, baju dan sebagainya. Dari lokasi belakang sangat luar biasa. Pengunjung sangat berminat,"ujarnya.
Menyikapi kondisi itu, pelaksanaan kegiatan itu mendapatkan perhatian khusus dari Mentan, Syahrul Yasin Limpo. "Beliau menyampaikan ini adalah kegiatan terbesar pertanian Indonesia setelah pandemi. Diselenggarakan 3 tahun sekali. Terbesar di Indonesia. di Sumbar ini sangat apresiasi. Dengan perubahan mempersiapkan arena luar biasa,"ungkapnya.
Selain me-literasi capaian sektor pertanian, terkait dengan pangan. Penas Tani juga mendorong generasi muda mau berkecimpung dalam memperkokoh ketahanan pangan. Tidak ada lagi gambaran konservatif anak muda terhadap sektor pertanian, karena harus nyemplung ke sawah.
Dengan kemajuan tekonologi banyak sekali anak muda itu sukses di Indonesia. Untuk itu, diharapkan memotivasi generasi muda lainnya, baik lelaki maupun perempuan segala lini pertanian, perikanan dan kehutanan menceburkan diri mensukseskan dirinya dan masyarakat.
"Panitia pameran sangat berterima kasih, didukung oleh Pemprov Sumbar, Pemko Padang, dan seluruh komponen panitia daerah di Sumbar. Kesan yang mendalam, ketertiban masyarakat di sini sangat tinggi. Pengertian masyarakat Kota Padang sangat baik,"pungkasnya.
Diketahui, Penas KTNA ke XVI tahun 2023 di Lanud Sultan Sjahrir Kota Padang berlangsung sejak 10 hingga 15 Juni 2023.
Ketua Panitia Lokal Penas KTNA ke XVI 2023, Hansastri menyebutkan sejak awal pergelaran event nasional ini sudah memperlihatkan kemeriahannya. Event nasional yang dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) diwakili Menteri Kordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual ini dihadiri Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, 14 gubernur, 300 bupati wali kota dan 28 ribu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia.
Kehadiran peserta Penas KTNA XVI yang jumlahnya mencapai 28 ribu tersebut berdampak cukup besar bagi kehidupan dan perekonomian masyarakat Kota Padang. Hotel-hotel penuh. Masyarakat Kota Padang juga menerima manfaat dengan menyewakan rumah-rumah mereka untuk tempat menginap petani dan nelayan yang datang ke kota ini.
Selama 5 hari pergelaran Penas KTNA XVI, cukup banyak kegiatan yang digelar. Seperti Rembug Madya dan Utama, Temu Profesi, Temu Petani ASEAN dan Mitra ASEAN, Temu Sukses Petani dan Penyuluh, Pengembangan Digitalisasi dan Jaringan Informasi Agribisnis.
Selain itu juga ada Temu Usaha Agribisnis, Gelar Teknologi, Temu Karya, Karya Wirausaha Petani Nelayan, Kegiatan ini dilaksanakan di sejumlah Aula OPD Pemprov Sumbar, Kampus UNP dan beberapa lokasi di Kota Padang.
Juga ada Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Expo Aquaculture, Agroforestry, Kontes Peternakan, Lomba Stand, Peragaan, Unjuk Tangksa dan Asah Terampil, Pergelaran Seni Budaya, Festival Gita Nusantara, yang semua kegiatannya terpusat di Lanud Sutan Sjahrir Padang.
Penas KTNA XVI juga diisi dengan kegiatan Studi Banding ke Kota Sawahlunto dan Kabupaten Tanah Datar, Widya Wisata ke Kabupaten Pariaman dan Tanah Datar.
Dengan kegiatan yang cukup padat selama Penas KTNA XVI ini berdampak tidak hanya bermanfaat kepada petani dan nelayan yang menjadi peserta. Tetapi juga menimbulkan daya tarik masyarakat Sumbar untuk berbondong-bondong menyaksikan Penas KTNA XVI yang terpusat di Lanud Sutan Sjahrir Padang.
Transaksi ekonomi berlangsung di lokasi Pameran Pembangunan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan serta kegiatan Expo Aquaculture, Agroforestry. Produk UMKM hasil pertanian perikanan dan kehutanan yang dihadirkan petani dan nelayan dari berbagai daerah laris manis. Pedagang dan pelaku UMKM dari berbagai daerah di Sumbar juga ikut menikmati hasil.
Tidak hanya itu, sejumlah bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan)melalui pergelaran gelar teknologi juga diperoleh Provinsi Sumbar. Seperti bantuan Pabrik Mini Minyak Goreng (Pamigo) dari pemerintah pusat melalui Direktorat Pengolahan dan pemasaran Hasil Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan.
Teknologi yang digunakan Pamigo dengan nilai harga mencapai Rp4 miliar ini akan dimanfaatkan oleh petani di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Selain mendapatkan bantuan Pamigo, di Provinsi Sumbar juga nanti akan hadir Smart Green House. Yakni pembibitan dalam skala besar.
Melalui Temu Usaha Agribisnis juga dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) UPLAND Project PSP, antara korporasi dengan mitra eksportir. Di antaranya, koperasi produsen Perwira Cipta Mandiri dengan Mitra exportir PT Java Agritech.
Produk yang dikerjasamakan antara lain, lada putih 40 ton dan lada hijau 7 ton dengan nilai total Rp 3.575.000.000. Lalu, koperasi produsen Gupon Sekarlangit dengan Mitra exportir PT Hassana Boga Sejahtera Tbk melalui produk beras putih 360 ton dan beras merah 24 ton.
Selai itu juga ada bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki nilai sebesar Rp50 miliar yang dapat dinikmati oleh seluruh petani dan nelayan di kabupaten dan kota, termasuk Padang. Khusus Kota Padang, sebanyak 15 ribu petani dan nelayan akan menikmati program KUR Kementan ini.
Momen Penas KTNA XVI juga menjadi ajang bagi kelompok tani milenial unjuk gigi.
Meski belum meluncurkan program petani milenial, ternyata di Sumatera Barat sudah tumbuh sejumlah kelompok petani milenial. Mereka mulai mengembangkan sejumlah komoditi pertanaian di sejumlah daerah di Sumbar.
Kelompok Tani Bukit Gompong dan Pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bukit Gompong di Kabupaten Solok hadir pada arena Penas KTNA ke XVI tahun 2023 di Lanud Sutan Sjahrir.
Kehadiran kaum milenial ini mendapat perhatian Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Audy Joinaldy yang menyempatkan diri berunjung ke stand mereka.
Kelompok tani ini juga sudah mendapatkan sertifikat P4S. Sehingga bisa memberikan pelatihan pada mahasiswa-mahasiswa yang ingin menjadi petani.
Saat ini, petani milenial khususnya di Bukit Gompong sudah memiliki sejumlah produk andalan. Diantaranya, teh, kopi dan hortikultura. Dengan hadirnya Kelompok Tani Bukit Gompong, menunjukan anak-anak milenial di Sumbar sudah mampu menggerakan perekonomian masyarakat melalui pertanian.
Menurut data kata Audy, rata-rata umur petani di Sumbar di atas 45 tahun. Sekarang mulai banyak petani milenial. Rata-rata umur petani di Sumbar turun usia, karena anak-anak muda banyak yang berminat. Dari mereka sulit mendapatkan pekerjaan, kemudian ada lahan di kampung dan mengelolanya.
Disebutkannya, selain pertanian kopi di Bukit Gompong. Petani milenial lainnya yang sudah ada dan berkembang ada peternak lobster air tawar di Agam. Peternak bibit bebek di Padang Pariaman. Bahkan untuk petani bebek itu sudah memiliki mesin penetas sendiri. Kemudian pengembangan Kopi Solok Rajo, Kabupaten Solok.(AD.ADPSB)