arrow_upward

Tingkat Konsumsi Ikan Masyarakat Sumbar Masih Rendah, Ini Sebabnya

Kamis, 25 Mei 2023 : 17.07

 

Ketua Forikan Sumbar, Harneli Mahyeldi bersama Kadis Kelautan dan Perikanan Sumbar Dr. Reti Wafda dan pejabat lainya. (ist)

Padang, Analisakini.id-Tingkat konsumsi ikan di Sumbar belum seperti yang diharapkan. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, terus berupaya meningkatkan konsumsi ikan masyarakat melalui sosialisasi dan publikasi secara kontinue.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, DR.Reti Wafda, dalam sambutannya saat rapat koordinasi Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) kabupaten kota se Sumbar, Rabu (25/5) di Padang mengatakan ikan merupakan salah satu sumber pangan hewani yang mudah diperoleh oleh segala lapisan masyarakat dengan ketersediaan yang cukup dan  melimpah. Nilai gizi yang terkandung dalam daging ikan sudah diakui keunggulannya oleh ahli gizi dunia.

"Salah satu bangsa yang tingkat konsumsi ikannya tinggi didunia adalah Jepang dengan tingkat konsumsi 120 kg/kapita/tahun terkenal akan kecerdasannya. Beberapa negara maju lainnya tingkat konsumsi ikannya juga tinggi seperti Korea Selatan 85 kg/kapita/tahun, Hongkong 80 kg/kapita/tahun, dan Taiwan 65 kg/kapita/tahun," sebutnya.

Sementara, tingkat konsumsi ikan Provinsi Sumatera Barat yaitu 38,21 kg/kapita/tahun tentunya sangat jauh tertinggal. Bahkan jika dibanding dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia (54 kg/kapita/tahun) dan Filipina (40 kg/kapita/tahun) tingkat konsumsi ikan Sumbar juga lebih rendah.

Menggerakkan budaya mengkonsumsi ikan di masyarakat adalah upaya pemerintah dalam mencerdaskan generasi bangsa. Namun, upaya tersebut masih terkendala oleh beberapa faktor. Seperti hambatan sosial budaya dan kebiasaan makan daging, masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat mengkonsumsi ikan. Mutu produk yang tersedia masih rendah, terbatasnya diversifikasi produk olahan, sarana dan prasarana distribusi pemasaran yang masih sangat terbatas.

"Perlu dukungan dari segala pihak untuk mengatasi hambatan sosial budaya yang berdampak terhadap animo masyarakat dalam mengkonsumsi ikan. Melalui sosialisasi dan publikasi secara kontinu tentang keutamaan makan ikan baik di media massa, melalui program dan kegiatan, serta demo dan promosi seperti acara yang sedang kita ikuti saat ini. Diharapkan terjadi perubahan cara pandang masyarakat terhadap ikan sebagai sumber bahan pangan yang penting," ujarnya.

Ketersediaan ikan yang tidak kontinu serta rendahnya mutu produk hasil perikanan telah disiasati oleh pemerintah dengan program-program yang pro terhadap petani ikan/nelayan berupa pemberian bantuan peralatan produksi untuk nelayan dan benih ikan untuk petani ikan. 

Dalam rangka meningkatkan mutu produk perikanan telah dilakukan sosialisasi dan pengawasan terhadap penerapan sistem rantai dingin mulai dari hulu di tingkat petani ikan/nelayan sampai ke hilir ditingkat konsumen. 

"Konsumsi ikan yang meningkat akan memberikan multiflier effect terhadap kehidupan sosial ekonomi  masyarakat. Di hilir akan meningkatkan permintaan terhadap ikan sehingga berkembang usaha perikanan baik budidaya, tangkap dan pengolahan. Tentunya dengan berkembangnya usaha perikanan maka harga produk perikanan akan stabil, menyerap banyak tenaga kerja dan tumbuh industri-industri dan usaha penunjang lainnya seperti industri galangan kapal, industri pakan ikan dan lain-lain," jelas Reti.

Ketua Forikan Sumbar, Harneli Mahyeldi, mengatakan jajarannya terus melakukan sosialisasi kepada banyak kalangan. Terkhusus kepada anak-anak PAUD. Sebab jika dari kecil anak-anak dikenalkan dengan ikan dan manfaatnya akan menjadi pembelajaran berharga bagi mereka. 

"Setelah besar nanti anak-anak akan ingat kalau makan ikan membuat tubuh sehat dan kuat," tutupnya. (ef)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved