arrow_upward

Lebaran 2023, Kadishut Sumbar Ajak Pemudik Berwisata ke Lokasi Perhutanan Sosial

Rabu, 05 April 2023 : 17.34
Kadishut Yozarwardi bersama Kadis Kominfotik Sumbar Siti Aisyah dan Kabid IKP Indra Sukma saat konferensi pers, Rabu (5/4/2023) di kantor Diskominfo Sumbar. (foto.dok)

Padang, Analisakini.id-Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera menyiapkan sejumlah lokasi Perhutanan Sosial untuk lokasi Eko Wisata untuk menyambut liburan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.

Persiapan itu sejalan dengan pergeseran tugas pokok Dinas Kehutanan yang selama ini populer dalam mengelola hutan produksi dan pengusahaan hutan, kini lebih kepada program pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan lewat program Perhutanan Sosial.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, Yozarwardi, dalam konferensi pers yang difasilitasi oleh Dinas Kominfotik Sumbar, Rabu (5/4/2023) mengatakan perhutanan sosial merupakan bagian dari program unggulan pasangan Gubernur dan wagub, serta program prioritas Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH). Karena perhutanan sosial dilakukan dalam upaya memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat dalam peningkatan perekonomian.

“Di Sumbar, hak akses perhutanan sosial yang telah diberitakan seluas 273 ribu hektare dengan 199 unit dan 163 ribu KK yang sudah kita fasilitasi. Perlu diketahui, luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat, jauh lebih luas dari kawasan hutan yang dikelola korporasi,” ungkap Yozarwardi dalam konferensi pers yang dipandu langsung oleh Kadis Kominfotik Sumbar, Siti Aisyah dan dihadiri Kabid IKP, Indra Sukma.

Dari survei yang dilakukan, lanjut Yozarwardi, keberadaan perhutanan sosial terbukti mampu meningkatkan pendapatan petani hutan. Pada 2021, dari survei didapat angka penghasilan petani Rp 1.779.710 per bulan. Kemudian di 2022, diperoleh data kenaikan pendapatan petani hutan menjadi Rp.1.978.367 per bulan atau naik 11,6 persen.

Penghasilan petani itu diperoleh dari hasil hutan bukan kayu, seperti jasa lingkungan. Rotan, gaharu, hingga tumbuh-tumbuhan untuk makanan seperti petai, jengkol dan lainnya. Termasuk dari lahan yang dikelola jadi kawasan ekowisata, tentunya semuanya telah mengantongi persetujuan pengelolaan perhutanan sosial.

“Di kawasan ekowisata, kita suport dalam bentuk Glemping dan ATV seperti di Kapalo Banda, Taram, Kabupaten Limapuluh Kota, dan sejumlah kawasan ekowisata lainnya Nah kita juga support kegiatan petani hutan dalam upaya peningkatan penghasilan,” kata Yozarwardi.

Sejauh ini, kata Yozarwardi, suport yang dilakukan dishut, bisa dalam bentuk intervensi dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan produktivitas kehutanan. Termasuk masuk membantu 1.000 kota bibit madu galo-galo.

“Sasaran kita tidak saja outcame, tapi bagaimana produktivitas kehutanan punya nilai tambah yang besar pada petani hutan. Intervensi lain yang bisa dilakukan oleh Dinas Kehutanan yaitu sarana prasarana wisata, termasuk rafting dengan bantuan perahu karet serta untuk desa wisata,” terang Yozarwardi.

Ditambahkan, ada 30 potensi eko wisata perhutanan sosial yang ada, dengan harapan orang tidak lagi menebang hutan dan merusak lingkungan. Kawasan ekowisata itu, dikelola oleh anak nagari mulai yang putus sekolah hingga yang sudah sarjana..

Di antaranya, Air Terjun Malanca di Harau, LPHN Sambungo di Kecamatan Silaut, Pesisir Selatan. Air Terjun Pelangai Gadang, Gunung Tumbuok di Sumpur Kudus Sijunjung, Padang Janiah, Batu Busuak di Kecamatan Pauh Kota Padang. Juga Beringin Sakti di Nagari Lansek Kadok, Kecamatan Rao Selatan, Pasaman.

Adalagi Hutan Kemasyarakat Rambaian Manduang yakni Tirtasari Sonsang di Nagari Koto Tangah, Tilatang Kamang, Agam. Kemudian Lubuk Nyarai, Salibutan, Lubuk Alung, Padang Pariaman. HKm Solok Rajo, hutan adat Goiso Oinan, Kecamatan Sipora Utara, Mentawai.

“Pergunakanlah lokasi perhutanan sosial untuk apa saja demi mendapatkan penghasilan, yang penting tidak menebang pohon. Khusus untuk lebaran, kita mengangkat tageline ‘Ayo Berwisata ke Perhutanan Sosial’. Target kita, bagaimana para pemudik yang pulang kampung, betul-betul merasakan indahnya kawasan hutan di kampungnya, yang tentunya sulit dijumpai di perantauan. Karena itu, untuk mempermudah akses ke kawasan ekowisata itu, kita akan buatkan panduannya,” pungkas dia. (**/rel)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved