arrow_upward

Pak Profesor Helmi yang Saya Kenal..

Senin, 27 Maret 2023 : 11.56

 

Inilah foto hasil jepretan Ferdinal Asful.

Ferdinal Asful

"Tolong ambiak foto ibuk samo pak Helmi, Al...", spontan buk Rini, istri bapak Prof Helmi meminta saya di siang yang cerah di salah satu kampung yang atas inisiatif bapak Prof Helmi dikembangkan menjadi destinasi ekowisata  di atas lahan kaum seluas lebih kurang 4 ha. 

Berlagak seperti fotografer profesional, saya ambil sejumlah foto di dua spot foto terbaik di Ekowisata Sungkai Green Park, Kampung Sungkai Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh,  Kota Padang. 

Momen ini merupakan satu dari banyak kenangan terindah yang saya alami bersama bapak Prof. Helmi semenjak menjadi mahasiswa bimbingan beliau di Program Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Pascasarjana Unand di tahun 1996 lalu. 

Sejak itu, tak terhitung pertemuan kami. Dari membelajarkan tentang riset yang bermakna, proses rekrutmen fasilitator Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Guguk, fasilitator program WISMP, tenaga magang di Pusdiklat Kemendagri Baso, Local Manager di Perform Project - USAID. 

Pokoknya dimanapun saya berkegiatan di dunia praktisi di Sumbar, beliau selalu ada dengan beragam peran, sebagai dosen, dosen pembimbing, pewawancara, narasumber Diklatpim, dan mitra program Perform Project - USAID. 

Sebagai mitra, dalam sebuah forum evaluasi, saya kritik beliau terkait dengan kerjasama perusahaan konsultan tempat saya bekerja dengan Pascasarjana Unand dan waktu itu bapak Prof Helmi sebagai PIC. Dan beliau merespon kritik saya dengan tenang dan santun. Nampaknya beliau bangga ada mahasiswa bimbingan beliau mengkritik peran beliau dalam kerjasama program dengan perusahaan konsultan yang saya menjadi salah seorang staf.  

Saat saya mencoba melamar menjadi dosen di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Unand di tahun 2005, rasanya ada peran bapak Prof Helmi dalam menuntun saya menjadi dosen dan langsung menjadi mitra beliau untuk mengampu sejumlah mata kuliah terkait dengan perencanaan partisipatif. Sejak itu, interaksi kami semakin intensif sebagai mitra di sejumlah mata kuliah terkait pemberdayaan masyarakat dan kewirausahaan sosial, termasuk mengajak menjadi asisten mata kuliah Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat di Pascasarjana IAIN Imam Bonjol. 

Sebagai dosen, beliau punya komitmen yang tinggi dalam proses kaderisasi. Baru setahun menjadi dosen, saya bersama Syofyan Fairuzi (sesama dosen muda) dan Azrifirwan (dosen muda Fakultas Teknologi Pertanian Unand) ditugaskan untuk menjadi tim inti sebuah program kerjasama Unand dengan Departemen Pertanian RI. 

Sebagai Ketua Lembaga Penelitian Unand waktu itu, kami dipromosikan kepada bapak Alfan Miko yang saat itu menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Unand. Dari program itulah kami bertiga berkeliling ke sejumlah kabupaten di Provinsi Jambi, Riau dan Sumbar bertemu dengan aparat pemerintah terkait dan komunitas petani. Benar-benar  pengalaman yang berharga telah dipercaya oleh salah seorang pimpinan Unand, walau saya baru menjadi dosen. 

Apapun permintaan pak Helmi, tak bisa saya tolak, walau saya dalam hitungan hari menarik diri saat diminta menjadi pengelola pelatihan di lembaga Minangkabau Business School - Entrepreneurship Center (MBS-EC) yang beliau pimpin. 

Sampailah di awal November 2020 saat masa pandemi sedang bergejolak. Saya coba ajak Prof. Helmi untuk terjun ke salah satu kampung di salingka kampus setelah sebelumnya saya diajak ikut diskusi zoom meeting dengan Ketua LPPM Unand, Dekan Fakultas Peternakan Unand, Prof. Irfan Suliansyah, pejabat Pemko Padang dan Direktur PT MOOSA terkait agenda kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah dan perusahaan swasta yang akan mengembangkan kawasan peternakan sapi perah. 

Bapak Prof Helmi berharap agar pakan ternak sapi ini berupa jagung, dipasok dari komunitas petani di salingka kampus sehingga ada kebermanfaatan perusahaan swasta bagi masyarakat sekitar. 

Setelah kegiatan zoom meeting,  akhirnya beliau datang ke Kampung Sungkai dan langsung jatuh hati, ibarat menemukan tempat pengabdian sekaligus membagi ilmu, motivasi dan inspirasi kepada petani, siswa, anak anak panti asuhan, mahasiswa, pejabat, aktivis LSM, dan lainnya. Beliau rintis Gerakan Sedekah Pohon Sungkai untuk konservasi sungai dan lahan perbukitan. 

Secara fisik, saya amati kondisi Prof Helmi terlihat kuyu dan tidak setegap saat pertama bertemu. Selain faktor usia, juga karena penyakit yang menggerogoti beliau. Namun, sorot mata dan gerak seorang praktisi lapangan nan tangguh tak kunjung hilang di usia beliau 64 tahun. Dengan lincah, beliau berjalan di antara bebatuan licin di Sungai Sungkai saat awal pembangunan jembatan penghubung ekowisata. Gagasan yang terfikirkan langsung beliau pimpin eksekusinya dan saya harus siap turun tangan bersama pak Rimbra, pak Syahrial Syarif, pak Efi Asmanto, pak Ari, pak Karel, pak Hendry, dan kawan kawan relawan Ekowisata Sungkai Green Park. 

Untuk alternatif tambahan pendapatan petani, beliau inisiasi Dapoer ESGP. Untuk tempat belajar siswa/mahasiswa serta istirahat bagi pengunjung ekowisata, beliau pimpin gerakan donasi sejumlah pembangunan dangau dan pavilion. Untuk melewati sungai, dua kali beliau gerakkan donasi untuk membangun dua jembatan bambu. Sejak saya ajak pertama kali ke Kampung Sungkai, sudah tak terhitung kehadiran beliau kesana. Terkadang beliau memancing, ada juga panen sayur dgn perlakuan organik atau makan siang bersama sahabat beliau, bapak Syahrial Syarif. Mengapa sosok yang tangguh dan sudah berkeliling ke sejumlah negara di dunia ini begitu terkesan dengan Kampung Sungkai, tepatnya bersama keluarga pak Rimbra, ibuk Siska serta putri beliau, Aini, warga lokal yang mengelola lahan kaum untuk pengembangan destinasi ekowisata berbasis komunitas ? 

Sampai akhir hayat bapak Prof Helmi, saat membaca pesan mendadak di WAG Dosen Faperta Unand.... pertanyaan tersebut masih menggelayuti fikiran saya.....

Selamat jalan dosen saya, pembimbing saya, mitra saya, inspirator saya dan motivator saya. Semoga Allah SWT membalas segala ilmu dan amal yang telah Bapak berikan dengan pahala yang berlipat ganda. Diampuni segala dosa dan diterima ibadah Bapak. Aamiin. (***)

Penulis, dosen FPUA sekaligus aktivis LSM bidang pemberdayaan masyarakat.

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved