Sekjen Wantannas RI, Laksdya TNI Harjo Susmoro saat memberikan kuliah umum di Ruang Rapat Senat Rektorat Universitas Andalas (Unand), Selasa (20/12). (ist). |
Padang, Analisakini.id-Berkarakter maritim jadi salah satu model kepemimpinan nasional menyongsong era VUCA 5.0 yang penuh tantangan dan juga ancaman bagi bangsa.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sekjen Wantannas) RI, Laksdya TNI Harjo Susmoro saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (UNAND), Selasa (20/12).
Harjo mengatakan, Indonesia sebenarnya lebih kepada negara maritim, dengan melihat wilayahnya, bukan agraris. Kalau memang agraris, seharusnya bahan pokok atau beras bisa terjangkau harganya, bukan malah lebih mahal dari impor.
"Maka sudah saatnya Indonesia bangkit dengan wilayah lautan yang luas bisa jadi poros maritim dunia. Kepentingan nasional juga dapat dicapai dengan menggunakan lingkungan maritim sebagai salah satu medianya," katanya.
Selain berkarakter maritim, Harjo juga mengatakan, model kepemimpinan nasional juga mesti berwawasan kebangsaan, berakhlak dan pancasilais sejati.
"Menyongsong era VUCA 5.0, banyak hal juga yang harus jadi perhatian agar kita bisa menghadapi tantangan dan mengatasi ancaman," katanya.
Dia mengatakan, ancaman ketertinggalan suatu bangsa bukan karena umur kemerdekaan, bukan dari seberapa banyaknya sumberdaya alam, jumlah penduduk, atau ditentukan oleh pemimpinnya, tapi dipengaruhi perilaku rakyatnya.
"Pemimpin pun cerminan dari rakyatnya. Kalau rakyat masih di bawah rata-rata, akan muncul pemimpin yang juga di bawah rata-rata," ujar Harjo.
Terkait era 5.0 ini, menurut Harjo, untuk era 4.0 saja belum sepenuhnya bisa dijalani oleh masyarakat Indonesia, yang sebagian masih gagap teknologi.
"Pemimpin tidak bisa abai soal ini, karena era VUCA 5.0, teknologi jadi faktor utama dalam menjalani industri dan segala macam sektor kehidupan," katanya.
Dia menjelaskan, menyongsong era VUCA tersebut, juga tak lepas dari ancaman. Adapun puncak ancaman adalah terjadinya disintegrasi bangsa. Seperti jauh dari nilai-nilai Pancasila, kemiskinan, kekufuran, rendahnya adab dan akhlak, konflik, intoleran, separatisme komunisme hingga peredaran narkoba.
"Pancasila telah menghadirkan nilai manusia secara universal. Hal ini jadi pegangan bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi tantangan dan ancaman perkembangan zaman. Perlu diingat, Pancasila sebagai ideologi, bukan agama," pungkasnya.
Sementara itu, Rektor Unand, Prof. Yuliandri mengatakan, adanya kuliah umum dengan menghadirkan Sekjen Wantannas ini diharapkan mampu memberikan ilmu kepada mahasiswanya agar bagaimana menghadapi tantangan serta ancaman dari perkembangan zaman.
"Materi yang disampaikan Sekjen Wantannas tentu tidak diajarkan di perkuliahan, atau tidak semua yang dapat, maka hal inilah bagaimana mahasiswa bisa melihat arah ke depan, dan siap untuk menghadapi tantangan," kata Yuliandri.
Rektor juga mengatakan kalau pihaknya menyediakan ruang sinergi dengan lembaga, sehingga informasi dan pengetahuan yang disampaikan bisa lahir menjadi prinsip-prinsip dalam menghadapi tantangan dan ancaman kedepannya.
"Tak saja informasi dan ilmu pengetahuan, namun termasuk juga sikap mental generasi muda untuk siap menghadapi perkembangan zaman," ujarnya.
Selain kuliah umum dengan tema "Model Kepemimpinan Nasional Era VUCA 5.0", pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara Wantannas RI dan Unand. (wy)