arrow_upward

Didampingi Kakanwil DJPb Sumbar, Gubernur Serahkan DIPA 2023 Senilai Rp31 Triliun Lebih, Ini Rinciannya

Senin, 12 Desember 2022 : 15.56

 

Gubernur Mahyeldi, Kapolda Sumbar, Kakanwil DJPb Sumbar Heru Pudyo Nugroho, pimpinan instansi vertikal dan pejabat lainnya. (ist)

Padang, Analisakini.id-Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, didampingi  Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (Kakanwil DJPb) Prov. Sumatera Barat Heru Pudyo Nugroho, menyerahkan dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2023 kepada para Pimpinan Instansi dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) 2023 kepada Bupati/Walikota se-Sumatera Barat. 

"Penyerahan DIPA merupakan awal dari rangkaian proses pelaksanaan APBN 2023 yang merupakan komitmen dan langkah nyata Pemerintah agar pelaksanaan pembangunan dan pencairan APBN dapat dimulai lebih awal sehingga lebih cepat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat sekaligus membantu percepatan pemulihan ekonomi Sumbar," kata Mahyeldi, Senin (12/12/2022) di auditorium Gubernuran.

Gubernur Mahyeldi memberikan sambutan. (ist).

Adapun alokasi belanja pada APBN 2023 untuk Sumbar Rp31,01 triliun terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat Rp11,08 triliun untuk 639 satuan kerja meningkat Rp0,76 triliun (7,30%) dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp10,32 triliun dan TKD sebesar Rp19,93 triliun meningkat Rp0,4 triliun (2,05%) dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp19,53 triliun yang dialokasikan untuk Pemprov Sumbar dan 19 Pemkab/kota di wilayah Sumbar.

Disebutkan, upaya pemulihan ekonomi di Sumbar terus menunjukkan trend positif yang diindikasikan dengan  pertumbuhan ekonomi di Triwulan III mencatatkan nilai positif di angka 4,54 (YoY). Sedangkan angka inflasi yang sempat tinggi di pertengahan 2022 terus diupayakan penurunannya hingga angka 6,87% (YoY).

Dengan tema optimis dan tetap waspada, APBN 2023 disiapkan untuk responsif, antisipatif dan fleksibel terhadap kondisi ekonomi yang tidak pasti. APBN menjadi instrumen perlindungan sosial kepada masyarakat yang rentan sekaligus berperan dalam mendorong kelanjutan pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.  

Pada 2023 APBN difokuskan pada enam kebijakan utama yaitu, 1) penguatan kualitas SDM, 2) akselerasi reformasi sistem perlindungan sosial. Ini untuk memperbaiki data terpadu kesejahteraan sosial, antara lain melalui registrasi sosial ekonomi, 3) melanjutkan pembangunan infrastruktur prioritas, khususnya infrastruktur pendukung transformasi ekonomi.

Kemudian, 4)pembangunan infrastruktur untuk menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru, termasuk di dalamnya adalah Ibu Kota Nusantara, 5) revitalisasi industri. Ini penting, yaitu dengan terus mendorong hilirisasi, dan 6) pemantapan reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi.

Meneruskan pesan Presiden, Gubernur mengatakan harus adanya sense of crisis agar mampu bertahan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada atas segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Kementerian harus bekerja secara terintegrasi, tidak sektoral dan berjalan sendiri sendiri. Selain itu Presiden juga menekankan untuk memperbesar pembelian produk-produk dalam negeri, khususnya produk UMKM.

Kakanwil DJPb Sumbar Heru Pudyo Nugroho menyampaikan laporan. (ist).

Pada kesempatan penyampaian laporan kegiatan penyerahan DIPA dan TKD 2023 serta piagam WTP LKPD  2021, Kakanwil DJPb Sumbar, Heru Pudyo Nugroho, mengatakan kondisi perekonomian nasional dan Sumbar mengalami tren pemulihan dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif, optimisme proses pemulihan ekonomi harus terus dijaga dengan tetap menjaga kewaspadaan terhadap risiko global (guncangan finansial global) yang membutuhkan respon berbeda dan kewaspadaan tinggi.

Langkah-langkah pemulihan ekonomi dengan menggunakan instrumen APBN sejak 2020-2022 telah berhasil mendukung penanganan dan pengendalian covid-19, melindungi rakyat melalui bantuan sosial yang diperluas dan mendorong pemulihan ekonomi baik UMKM maupun korporasi.

Keberhasilan pengelolaan keuangan negara tidak lepas dari kualitas belanja negara baik di tingkat pusat maupun daerah yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan. Belanja KL yang baik memerlukan perencanaan yang matang, detail dan pemahaman kondisi lapangan. 

Pelaksanaan anggaran yang efisien dan tepat guna serta berbasis manfaat, tata kelola yang baik, tanpa korupsi serta menghindarkan sisa anggaran berlebihan akibat ketidakmampuan eksekusi. Belanja negara yang baik sangat penting bagi tercapainya target pembangunan yaitu perbaikan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.

"APBN 2023 masih tetap dirancang untuk pemulihan ekonomi nasional sehingga masih bersifat ekspansif untuk meneruskan fungsi countercyclical dari APBN," jelas Heru. 

Sebagai representasi Kementerian Keuangan di daerah, Kanwil DJPb Sumbar juga menjalankan peranan sebagai Regional Chief Economist yakni melaksanakan kajian dan analisis kondisi fiskal dan ekonomi regional sehingga dapat menghasilkan rekomendasi dalam menciptakan harmonisasi hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu sebagai financial advisor di daerah memberikan asistensi untuk mewujudkan spending better. 

Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumbar sebagai wakil pemerintah pusat di daerah sekaligus menyerahkan Penghargaan WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2021 kepada Pemprov Sumbar dan para Bupati/Walikota.  

Pemerintah Pusat memberikan penghargaan kepada Pemda atas capaian opnini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPD 2021, 10 kali berturut-turut kepada Pemprov dan 1 Pemda, 5 kali berturut turut kepada 16 Pemda dan WTP 2021 kepada 19 Pemda. 

Meskipun demikian masih terdapat temuan-temuan  Badan Pemeriksa Keuangan yang masih harus ditindaklanjuti terkait aset tetap, pengelolaan rekening kas di Kas Daerah, Dana BOS dan Investasi Permanen dan Non permanen. Pelaksanaan pengelolaan negara harus mengedepankan aspek akuntabilitas penggunaan keuangan negara secara bertanggungjawab. (ef)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved