arrow_upward

Unand Kukuhkan Tiga Guru Besar

Senin, 19 September 2022 : 20.14

 

Tiga guru besar Unand yang baru dikukuhkan berfoto bersama Rektor Unand dan Ketua Dewan Profesor Unand, Prof. Helmi dan anggota, Senin (19/9) di Convention Hall Unand. (ist)

Padang, Analisakini.id-Universitas Andalas (Unand) mengukuhkan tiga guru besar, Senin (19/9/2022) di convention hall kampus tersebut.

Tiga guru besar yang sama-sama berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian Unand ini yaitu Prof. Anwar Kasim, Prof. Tuty Anggraini dan Prof. Rina Yenrina.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Anwar membahas soal gambir. Masalah yang sering terjadi pada petani dan pengolah gambir menurutnya adalah harga yang sangat fluktuatif. Porsi pemasaran gambir ini pun sangat tergantung kepada pasar ekspor hingga 80 persen.

"Di sini lain, Indonesia mengimpor bahan penyamak kulit yang sebenarnya dapat disubstitusi dengan gambir. Pemanfaatan gambir di dalam negeri kelihatannya sangat terbuka lebar, selain gambir juga dapat dijadikan bahan baku untuk perekat papan partikel dan perekat kayu lapis," jelasnya.

Menurut dia, dengan telah dilakukan penelitian, tiga pemanfaatan gambir ini dapat direalisasikan oleh masyarakat, khususnya petani dan pengolah gambir.

"Gambir bisa jadi bahan baku industri di masa datang. Saat ini malah gambir terlalu banyak mengekspor, sedikit memanfaatkan," katanya.

Dengan adanya penelitian ini, dia berharap bisa menjadi perhatian bagi pihak industri agar bisa menjadikan gambir sebagai bahan baku industrinya.

"Hal yang perlu dilakukan, perubahan cara pengolahan gambir untuk hasil yang lebih kompetitif untuk pasar dalam negeri dan pasar ekspor," pungkasnya.

Kemudian, Prof. Rina Yenrina dalam orasinya menyampaikan tentang pengendalian hiperurisemia dan arthritis gout dengan membatasi konsumsi 'high purine foods' dan kandungan purin pada masakan khas Sumbar.

Dia menyampaikan, bahwa Hiperurisemia dan arthritis gout merupakan salah satu penyakit rematik termasuk penyakit degeneratif penderita penyakit ini meningkat dari tahun ke tahun, sebagaimana fenomena penyakit degeneratif lainnya penyakit ini pun cenderung mulai terjadi pada usia yang semakin muda.

"Mengkonsumsi purin mempunyai pengaruh paling besar dalam meningkatkan kadar asam urat," katanya.

Makanan berprotein tinggi, secara khusus katanya memiliki kandungan purin yang tinggi pula. Masakan khas Sumbar secara umum mengandung protein tinggi. 

"Maka perlu pengolahan untuk mempengaruhi kadar purin," kata.

Selanjutnya, Prof. Tuty Anggraini membahas soal potensi teh Sumatera Barat sebagai antioksidan serta pengaruh keberadaan anthraquinone sebagai kontaminan.

Menurutnya Sumbar termasuk daerah penghasil teh terbesar di Indonesia. Ada dua jenis yang dihasilkan, yaitu teh hitam dan teh hijau. Untuk pasar ekspor, menurutnya, petani dan pengolah teh harus paham dengan kandungan anthraquinone, sehingga dibutuhkan alat agar kandungan zat itu tidak melebihi ambang batas.

Rektor Unand, Prof. Yuliandri pada pengukuhan menyampaikan apresiasinya kepada tiga guru besar tersebut. Dia pun berharap Unand terus memperkuat jajaran guru besar.

Menanggapi orasi para guru besar, rektor menilai hal yang disampaikan adalah wujud dan kepedulian terhadap pengembangan potensi alam. 

"Gambir di Sumbar, misalnya, produksinya belum sepenuhnya mampu diolah, malah harga jual rendah. Produk yang berasal dari gambir juga diimpor kembali. Sama halnya dengan teh, sehingga bagaimana hasil alam bisa kita olah dengan baik menjadikannya kualitas super, dan bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat," ulas dia.

Kedepannya, rektor berharap para guru besar ini terus mendedikasikan waktu untuk pendidikan, inovasi dan keilmuan lain.

"Jati diri sebagai ilmuwan harus tetap dijaga dengan terus bergerak untuk ilmu pengetahuan dan inovasi lainnya," pungkas Rektor Unand. (***)






Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved