arrow_upward

Asli Chaidir Sebut Orang Minang Sejak Leluhur Sudah Terapkan Nilai-nilai Pancasila

Senin, 26 September 2022 : 14.19

 

Anggota DPR dari Fraksi PAN, H. Mhd Asli Chaidir bersama tokoh muda Morydean Asli Chaidir dan sejumlah kader serta peserta usai sosialisasi empat pilar MPR. (ist).

Padang, Analisakini.id-Para leluhur dan nenek-moyang orang Minang sudah mengabadikan hubungan adat dan agama dalam rumusan prinsip falsafah hidup yang terkenal dengan "Adat basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah (ABS SBK). Dikaji mendalam, prinsip ini selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

"Artinya, kalau bicara Pancasila dan pengamalan nilai-nilai yang dikandungnya, orang Minang sudah sejak leluhur menerapkannya. Dengan kata lain, orang Minang adalah Pancasilais," kata Anggota DPR dari Fraksi PAN H. Mhd Asli Chaidir dalam sosialisasi empat pilar MPR, Senin (26/9/2022) di Padang.

Asli menjelaskan menjelaskan falsafah yang sangat terkenal dan sudah sering didengar publik, ABS SBK itu, maksudnya adat bersendi kepada agama, agama bersendi pada Alquran. Dari falsafah ini, agama yang dimaksud adalah agama Islam dan Alquran merupakan hukum tertinggi yang mengatur dalam ajaran adat Minangkabau. 

Dari makna yang ada tergambar bahwasanya adat dan agama saling bergandeng dan saling sejalan. Dengan kata lain, ABS SBK merupakan kerangka atau pola berkehidupan bagi orang Minangkabau, baik secara horizontal - vertikal dengan sang maha Pencipta, maupaun secara horizontal - horizontal antar sesama manusia, ataupun dengan makhluk lain di alam semesta. 

Disebutkan, sebagai komunitas budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan agama, tidak berlebihan jika masyarakat Minangkabau dikatakan masyarakat yang religius. Religiusitas masyarakat Minangkabau tercermin dalam petatah, petitih,  petuah yang dipakai dalam berbagai rangkaian kegiatan adat. 

"Falsafah ABS SBK memberi format yang jelas akan identitas masyarakat Minangkabau. Falsafah adat tidak menafikan, masyarakat Sumbar merupakan masyarakat yang majemuk, namun lahirnya otonomi daerah seakan memberi ruang bagi masyarakat Minangkabau untuk memberdayakan identitas budaya lokal ke dalam regulasi-regulasi “kedaerahan”,"terangnya.

Anggota Komisi VIII DPR ini juga menjelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam falsafah ABS SBK juga menjadi nilai-nilai yang mewarnai pemerintahan di daerah Minang. 

Hal penting lainnya adalah membumikan nilai-nilai falsafah minang itu juga dapat menjadi filter masuknya budaya budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta dapat membahayakan keutuhan NKRI. 

"Maka dari itu mari kita kembali mengajarkan pentingnya anak anak, pemuda untuk faham dan mengamalkan nilai-nilai, falsafah minang untuk merawat Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI," katanya.

Dalam sosialisasi tersebut hadir pula Morydean Asli Chaidir, tokoh pemuda Kota Padang. Dia menjelaskan betapa pentingnya falsafah  ABS SBK bagi masyarakat Minang. Bagi masyarakat Minangkabau, identitas lokal amat penting untuk dipertahankan, terlebih persoalan yang bersinggungan dengan falsafah adat.

ABS SBK, sambung Morydean merupakan harga mati bagi masyarakat Minangkabau karena sebagai tatanan sosial. Adat merupakan solusi dalam memecahkan setiap persoalan-persoalan yang berkaitan dengan interaksi sosial di masyarakat Minang. 

"Sedangkan syarak diyakini penuh oleh masyarakat Minang sebagai pedoman hidup masyarakat Minangkabau yang notabene berideologikan Islam. Baik adat maupun syarak sama-sama bersendikan kitabullah, sehingga output adat maupun syarak wajib mengacu pada ketentuan kitabullah," jelas anak muda sarjana ilmu politik ini. (ef)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved