Padang, Analisakini.id-Sejumlah ekonom dan analis melihat kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja, karena terjadinya lonjakan inflasi dan berpengaruh terhadap naiknya suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Data inflasi AS terbaru telah dirilis yaitu mencapai 9,1 persen, tertinggi sejak 1981. Sehingga hal ini memberi sinyal kenaikan suku bunga The Fed bisa menyentuh 100 bps. Menyikapi kebijakan AS tersebut maka Bank-bank sentral di beberapa negara juga suda menaikkan suku bunga guna membendung gelombang pasang inflasi.
Banyak pemerhati memperkirakan bahwa Indonesia, melalui bank sentral-nya yaitu Bank Indonesia (BI) dalam waktu dekat juga akan menaikan suku bunga acuan, dimana suku bunga acuan menjadi pedoman bagi bank dalam menetapkan suku bunga pinjaman, suku bunga tabungan, dan deposito. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga acuan, bank juga akan menaikkan suku bunganya.
Direktur Utama (Dirut) Bank Nagari Muhamad Irsyad menjelaskan menaikkan suku bunga acuan menjadi salah satu kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk mengendalikan laju inflasi. Saat suku bunga acuan naik, masyarakat cenderung menyimpan dana di tabungan atau deposito untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi.
Hal ini diharapkan akan menurunkan permintaan barang dan jasa sehingga mengurangi tekanan inflasi. Namun demikian kondisi ini juga akan membuat suku bunga pinjaman (kredit atau pembiayaan) ikut naik.
Ia menambahkan, berkaitan dengan kondisi penuh ketidakpastian ini, maka masyarakat atau nasabah harus mengambil keputusan dengan cerdas dan cepat. Apalagi saat ini kebutuhan keuangan masyarakat meningkat dan mendesak sehubungan dengan anak-anak akan masuk sekolah dan mau kuliah yang tentunya akan membayar uang masuk sekolah, SPP, UKT, uang buku, uang baju, uang kos dan berbagai kebutuhan lainnya.
Selain itu, ada juga yang sudah berencana membeli atau memperbaiki rumah, membeli atau mengganti kendaraan, buat modal kerja usaha keluarga, buat pesta pernikahan, pembelian barang elektronik dan rumah tangga serta berbagai kebutuhan lainnya.
"Mumpung Bank Nagari saat ini masih mempertahankan kebijakan suku bunga atau margin (bagi hasil) yang masih cukup rendah untuk pinjaman konsumtif dan produktif, apalagi terhitung tanggal 4 Juli 2022 yang lalu Bank Nagari menghadirkan Program khusus dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI Ke-77 Tahun 2022 melalui Promo Turun Bunga/Margin dan Cashback Merdeka bagi para ASN, pegawai dan pensiunan, maka kami mengimbau masyarakat dan nasabah untuk segera realisasikan, perbaharui atau pindahkan pinjaman ke Bank Nagari, baik layanan konvensional maupun secara syariah," jelasnya.
Irsyad menyebutkan, masyakat dan nasabah bisa segera mengajukan pinjaman ke Bank Nagari, atau melakukan pembaharuan (Top-Up) atau pindahkan pinjaman dari bank lain dan lembaga keuangan lain ke Bank Nagari.
Direksi Bank Nagari sudah menginstruksikan semua kantor layanan Bank Nagari untuk memberikan pelayanan maksimal dengan cara menambah jam layanan dan menambah personil serta menyediakan layanan jemput bola, agar masyarakat dapat terlayani dengan cepat.
"Masyarakat dan nasabah dapat dengan mudah mengajukan pinjaman ke Bank Nagari yaitu melalui Kantor Bank Nagari terdekat atau mengajukan secara online melalui menu N-Form di website www.banknagari.co.id serta dapat juga melalui N-Form di Nagari Mobile Banking. Nasabah dapat juga melakukan konfirmasi dan pendaftaran melalui Nagari Call 150234," ujar Irsyad.
Sementara itu, Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari Gusti Candra mengatakan, selama 9 hari kerja saja (dari 4 sampai 15 Juli 2022), jumlah ASN, pegawai dan pensiunan yang sudah menikmati Promo Turun Bunga/Margin dan Cashback Merdeka berjumlah 1.825 orang dengan total nominal kredit/pembiayaan yang diperjanjikan mencapai Rp 269,2 miliar.
Ia juga menyampaikan bagaimana geliat recovery ekonomi Sumbar berjalan dengan dinamis dan cepat, di antara hal yang mengindikasikannya adalah realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Nagari tahun anggaran 2022 sampai posisi Juni 2022 diserap cepat oleh para pelaku usaha di Sumbar dimana penyalurannya sudah mencapai Rp 1,17 triliun dengan jumlah nasabah 7.161 orang.
Padahal pagu anggaran tahun 2022 yang disetujui Komite Kebijakan KUR Kementerian Koordinator Perekonomian RI adalah Rp 1,3 triliun. Artinya dalam beberapa hari ke depan pagu KUR ini akan habis jika tidak mendapatkan tambahan. Untuk itu Bank Nagari sudah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 850 miliar. Mudah-mudahan permohonan tambahan ini disetujui oleh Kemenko Perekonomian RI.
Skim-skim pinjaman Bank Nagari lainnya yaitu komersial Non-KUR, baik untuk modal kerja dan atau investasi, serta pinjaman KPR, sampai Juni 2022 ini juga disambut baik oleh masyarakat, dimana sejak awal tahun 2022 yang lalu Bank Nagari telah mengambil kebijakan menurunkan suku bunga/margin/bagi hasil.
"Bank Nagari terus memantau pergerakan suku bunga acuan, jika Bank Indonesia menaikan suku bunga maka Bank Nagari tentu akan juga melakukan evaluasi, dan bisa saja periode promo turun bunga/margin ini diperpendek periodenya dan suku bunga/margin akan disesuaikan dengan kondisi," tukasnya. (rel)