arrow_upward

Wajar Fly Over Sitinjau Lauik Dibatalkan

Senin, 20 Juni 2022 : 08.00

 

Effendi 

Oleh Effendi

Kabar mengejutkan bagi masyarakat Sumatera Barat dan diyakini juga mengejutkan perantau. Tiba-tiba Fly Over Sitinjau Lauik yang dari awal didengungkan mulai dikerjakan tahun 2023, akhirnya dibatalkan pemerintah pusat.

Kabar "menyedihkan" itu disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar Medi Iswandi kepada wartawan. "Benar, pemerintah mengambil kebijakan lain. Itu diputuskan pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Nasional," ungkap Kepala Bappeda Sumbar, Medi Iswandi seperti dikutip dari Harian Singgalang, edisi Kamis  (15/6/2022).

Menurut Medi, pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik itu diperkirakan tidak tuntas hingga 2024, sehingga  dibatalkan pemerintah pusat. Meski begitu, jalan tersebut akan dilebarkan dengan membangun sisi jurang.

Masih menurut Medi, kebijakan tersebut tidak menjadi persoalan bagi Sumbar. Karena tujuan Pemprov Sumbar adalah menciptakan akses jalan yang aman, nyaman pada jalur Padang-Solok (Sitinjau Laut).

Selain pertimbangan waktu berakhirnya Rencana Pembanguan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2024, juga efisiensi anggaran. Karena jika dengan membangun fly over, membutuhkan anggaran sekitar Rp4 triliun tahap satu dan tahap dua.

Dengan perubahan tersebut, maka pemerintah pusat kini sedang melakukan pengkajian ulang terkait dengan pelebaran jalan tersebut. Dari rencana, pelebaran akan dilakukan pada arah jurang dengan pemasangan beton.

Semoga apa yang disampaikan Medi Iswandi itu benar-benar terealisasi hendaknya, bukan sekadar menghibur masyarakat Sumbar yang barangkali kecewa berat dengan pembatalan Fly Over Sitinjau Lauik. Apalagi dari awal sudah ada angin segar yang dihembuskan terkait Fly Over Sitinjau Lauik ini.

Itu saat Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa datang ke lokasi- Sitinjau Lauik, sekitar April 2021 lalu. Bahkan, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan itu memastikan pula pembangunan Fly Over Sitinjau Laut, Sumatera Barat menjadi salah satu proyek nasional yang diproyeksikan selesai pada 2024.

"Total ada 35 proyek strategis nasional termasuk Fly Over panorama satu Sitinjau Lauik. Kita berharap semuanya bisa diselesaikan pada 2024," katanya di Padang, Kamis, 8 April 2021 seperti dikutip dari antaranews.com.

Beranjak dari sini, Pemprov Sumbar semangat dan menindaklanjutinya. Rapat demi rapat dilakukan. Koordinasi juga terus dilakukan, baik ke pusat maupun ke pihak-pihak terkait lainnya. Bahkan saat Rapat Koordinasi (Rakor) Rencana Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik bersama kementerian di Balairung Jakarta, Kamis (13/1/2022), Gubernur Mahyeldi sekali lagi mengungkapkan Fly Over Sitinjau Lauik itu sangat penting.

Rakor yang dihadiri oleh delapan perwakilan pemerintah pusat tersebut, yakni dari Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri PPN/Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menten Perhubungan, Menteri ATR/BPN dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu,

merupakan proses pengusulan proyek strategis nasional dan menindaklanjuti Kunjungan Menteri PPN/Bappenas ke lokasi rencana Fly Over Sitinjau Laut.

Tapi kini batal dan diganti dengan pelebaran jalan. Itu pun masih dalam proses pengkajian ulang. Sekali lagi pengkajian ulang. Ini artinya belum  clear akan dikerjakan. Dikaji, outputnya dua, pelebaran jalan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.

Benar yang mengusulkan pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik, jalan utama Padang-Solok dan lintas Sumatera itu adalah Pemprov Sumbar. Saat itu Wagub Sumbar (dijabat Nasrul Abit) menyampaikannya

dalam Rapat Pembahasan Pembangunan Infrastruktur Provinsi Sumbar di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Jumat (29/1/2021).

Usulan ini disampaikan kepada perwakilan Kemenko Kemaritiman dan Investasi melalui Djoko Hartoyo Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi.

Tiga bulan kemudian, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa datang ke Sumbar dan melihat kondisi Sitinjau Lauik itu. Suharso ke Sumbar, baru dua bulan Gubernur Mahyeldi dan Wagub Audy Joinaldy dilantik.  Pasangan pilihan rakyat Sumbar ini dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada 25 Februari 2021.

Dari awal, sebenarnya sudah diperkirakan pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik itu gagal dalam kerangka proyek strategis nasional itu. Kenapa? Ada dua alasan, pertama,  dihimpun dari berbagai sumber,  pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik itu, tidak termasuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Ini ada dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional terdapat 208 proyek dan 10 program PSN 2020-2024. Di sini,

pembangunan bendungan dan irigasi menjadi proyek terbanyak, yakni 57 proyek. Disusul jalan dan jembatan 56 proyek dan pembangunan kawasan 19 proyek.

Dari semua itu, untuk Sumbar hanya dua, yaitu Jalan Tol Bukittinggi - Padang Panjang - Lubuk Alung – Padang - bagian dari Trans Sumatera dan Jalan Tol Pekanbaru- Bangkinang-Payakumbuh-Bukittinggi- bagian dari Trans Sumatera. Dan sama-sama diketahui, di provinsi lain lancar, tiba di Sumbar, PSN itu agak tersendat.

Karena Fly Over Sitinjau Lauik tidak masuk PSN, ya wajarlah tidak dianggarkan pemerintah pusat. Harusnya OPD Pemprov Sumbar yang terkait dengan Fly Over Sitinjau Lauik itu, harus segera mengejar, melihat dokumen yang ada, termasuk PSN itu. Jangan hanya menerima saja apa yang diucapkan menteri yang tentu saja tidak hafal semua secara detil.

Alasan kedua, orang awam pun pasti geleng-geleng kepala, pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik itu yang disebutkan tuntas tahun 2024, tak mungkin tuntas. Tapi tak ada yang protes, tak ada yang memberikan masukan bernas kepada Gubernur. OPD terkait justru berkutat bagaimana mem-follow up kunjungan "Kepala Bappeda" Indonesia itu.

Padahal, OPD terkait dipimpin oleh orang-orang pilihan dan punya reputasi bagus. Bahkan Gubernur Mahyeldi juga dibackup oleh sebuah tim tangguh yang disebut Tim Percepatan Sumbar Madani (TPSM) dan kini sudah diubah namanya menjadi Tim Gubernur Untuk Percepatan Sumbar Madani (TGUPSM). Banyak bergelar Doktor.  Rekam jejaknya jelas. Punya nama pula. Ya, hampir semua lakonlah.

Jika sedari awal, serius mengejar, mengawal dan cepat menangkap dibalik pernyataan Menteri PPN/Kepala Bappenas itu, dipastikan tahu soal rincian PSN. Gubernur pula yang mengecek ini, tentu kurang pas. Kalau sudah tahu tentu dialihkan ke upaya lain. Yang penting Fly Over Sitinjau Lauik terwujud. Jadi tidak habis energi urus Fly Over Sitinjau Lauik dalam kerangka PSN yang akhirnya dibatalkan pemerintah pusat.

Upaya lain yang dimaksud, tentu melalui pendekatan dan lobi di segala lini untuk mewujudkan Fly Over Sitinjau Lauik. Singkat kata, penganggarannya bertahap dari APBN. Hal ini sudah sering dilakukan. Misalnya pembangunan Fly Over Kelok Sembilan. Didanai APBN beberapa kali tahun anggaran.  Dari awal dimulai saat Presiden RI dijabat Megawati Soekarnoputri dan diresmikan oleh Presiden SBY. Dari Gubernur Zainal Bakar, lanjut di era Gubernur Gamawan Fauzi dan diresmikan saat Gubernur Sumbar dijabat Irwan Prayitno.

Begitu juga Bandara Internasional Minangkabau, digagas saat Gubernur Zainal Bakar dan diresmikan oleh Gubernur Gamawan Fauzi. Jalan Sicincin-Malalak, Irigasi Batang Hari, Irigasi Batang Anai dan beberapa  proyek besar lainnya. Tidak setahun, tapi beberapa tahun anggaran dialokasikan.

OPD-OPD Pemprov Sumbar terus diwanti-wanti Gubernur untuk mengejar dan harus nyinyir. Lobi pemerintah pusat, lobi anggota DPR. Lobi perantau juga. Semua dikerahkan. Hanya satu tekad, pembangunan yang menelan dana besar itu, APBN harus digaet. Dan Alhamdulillah, semua impian jadi kenyataan.

Sekarang? Nasi sudah jadi bubur. Ini bisa menjadi tamparan dan bagi lawan politik,  pembatalan Fly Over Sitinjau Lauik ini bisa menjadi bahan olok-olok. Pelajaran berharga buat Gubernur Mahyeldi bersama OPD terkait. OPD terkait yang dipercaya Gubernur Mahyeldi tidak bisa main-main, butuh energi, butuh lobi. Jeli melihat, jeli menangkap dan jeli menganalisa. 

Jangan hanya membangun narasi rancak, tapi membangun relasi dan koneksi rancak justru jauh lebih  penting. Bantulah sungguh-sungguh Gubernur Mahyeldi yang sudah mewakafkan dirinya untuk Sumbar. Tiap hari, dari Subuh hingga malam, memikirkan  Sumbar. Sekali lagi tolonglah. Dan kita berharap, sebagai gantinya, pelebaran jalan itu benar-benar menjadi kenyataan. (***)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved