arrow_upward

Putra Berdarah Minang ini Terdepak dari Kabinet Jokowi

Kamis, 16 Juni 2022 : 23.03
Muhammad Luthfi.

Jakarta, Analisakini.id-Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan reshuffle kabinetnya.

Reshuffle Kabinet 2022 ini mengganti 2 menteri ekonomi. Jokowi melantik mantan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggantikan Sofyan Djalil.

Selain itu menunjuk Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan menggantikan posisi Muhammad Lutfi yang juga terkena reshuffle.

Tekait Muhammad Lutfi, sebelumnya dia sudah beberapa kali memegang jabatan menteri.

Terakhir dia dilantik Jokowi pada 22 Desember 2020 sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) menggantikan Agus Suparmanto.

Dia sebelumnya pernah memimpin Kepala BKPM, kemudian Dubes Indonesia untuk Jepang dan terakhir Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat.

Jauh sebelum itu, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, dia juga menjabat sebagai Mendag dengan masa jabatan 14 Februari 2014-20 Oktober 2014. Kala itu dia menggantikan posisi Gita Wirjawan.

Lutfi sejatinya tidak asing lagi dengan dunia bisnis. Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1969 juga merupakan pengusaha andal.

Jejak kariernya berawal bersama beberapa rekannya yaitu Erick Tohir, Wishnu Wardhana, dan Harry Zulnardy. Mereka berinisiatif mendirikan Mahaka Group. Berikut profil Muhammad Lutfi yang kena reshuffle kabinet 2022. Siapa dia?

Muhammad Lufti lahir merupakan kelahiran Jakarta, pada 16 Agustus 1969. Dia merupakan putra pasangan Firdaus Wadjdi dan Suhartini. Ayahnya berdarah Minangkabau, Sumatera Barat dan ibunda berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.

Lutfi mengenyam pendidikan di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat dan mulai aktif mengembangkan usahanya.

Jejak usaha Lufti dimulai bersama para sahabatnya, yakni Erick Thohir, Wishnu Wardhana, dan Harry Zulnardy pada 1998.

Mereka memulai bisnis trading mulai dari semen, kapur hingga beras dan kemudian mendirikan Mahaka Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, keuangan dan media.

Lutfi menjabat sebagai Presiden Direktur sekaligus CEO di Mahaka Group. Kemudian pada 1999, mereka membangun Radio One Jakarta.

Kemudian pada November 2000 membeli harian Republika yang saat itu berada di ambang kebangkrutan.

Pada 2008, dia sempat mendapatkan penghargaan sebagai Pemimpin Muda yang Berpengaruh oleh The World Economic Forum’s Young Global Leaders.

Di usia 29 tahun, Lutfi ditunjuk menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk Jakarta Raya (HIPMI JAYA) periode 1998-2001 dan kemudian menjadi Ketua Nasional HIPMI pada periode 2001-2004.

Kepiawaian Lutfi membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY meliriknya dan memilihnya menduduki posisi pejabat setingkat menteri, yakni Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia pada 2005.

Lutfi yang saat itu masih berusia 36 tahun, menjadi orang termuda yang pernah menjabat sebagai Kepala BKPM.

Ketika menduduki posisi tersebut, Lutfi berhasil membawa Indonesia masuk dalam 25 Daftar Teratas Tempat Tujuan Investasi versi ATKearney pada edisi nomor 21.

Di BKPM, Lutfi memperkenalkan aspek keterbukaan penuh dan memprakarsai pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang saat ini jadi sumber daya tarik bagi para investor asing. Dia juga merupakan salah seorang pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah.

Kemudian pada Agustus 2010, Lutfi sempat menjadi Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia. Dia pun kembali menjadi orang termuda yang pernah bertugas di kedutaan terbesar Indonesia, dan juga sebagai salah satu duta termuda yang mewakili Indonesia secara internasional. Jabatan itu dipegang Lutfi selama 3 tahun periode 2010 hingga 2013.

Setahun berselang pada 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY memanggilnya untuk menjadi Menteri Perdagangan.

Dia pun menjadi Menteri Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu II untuk menggantikan Gita Wirjawan dan menduduki jabatannya terhitung sejak 14 Februari 2014 hingga 20 Oktober 2014.

Namanya sempat meredup pada era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) pada periode 2014-2019. Dirinya kembali mencuat pada masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Saat itu, ia menyatakan dukungan pada Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Dia bahkan bergabung bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.

Kedekatannya dengan Jokowi berbuah setahun berselang, ketika ia diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Amerika Serikat pada 14 September 2020.

Posisi itu seolah menjadi batu loncatan sebelum akhirnya kini Presiden Jokowi memilih Muhammad Lutfi kembali menjadi Menteri Perdagangan.(sumber, liputan6.com)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved