Wagub Audy Joinaldy bersama Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir dan pejabat BKKBN.(ist). |
Sijunjung, Analisakini.id-Mempercepat penurunan angka prevelansi stunting, Pemerintah Kabupaten Sijunjung meluncurkan komitmen pencegahan bersama yang dihadiri langsung Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Hasto Wardoyo dan Wakil Gubernur, Audy Joinaldy, pada Gebyar Temu Kader BKKBN di Gedung Pancasila, Muaro Sijunjung, Senin (30/5/2022).
Dihadapan Kepala BKKBN dan Wakil Gubernur, Pemkab Sijunjung, dipimpin Bupati, Benny Dwifa bersama 400 kader BKKBN, yang terdiri dari Tim Pendamping Keluarga, PKK, PPKBD, serta Bidan mengikrarkan komitmen bersama menuju target stunting 14 persen yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo, dari angka prevelansi stunting Sijunjung sebelumnya, yaitu 30,1 persen.
Meski dinilai cukup tinggi, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengapresiasi langkah tanggap Bupati Sijunjung dalam mengupayakan pencegahan stunting di wilayahnya. Menurut Hasto, kesuksesan penurunan angka stunting memang sangat bergantung pada edukasi terhadap masyarakat yang dilakukan kader di lapangan.
"Penurunan prevelansi stunting sangat bergantung pada Bidan, Tim Pendamping Keluarga, Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), karena beliau ini nantinya yang akan mengedukasi, memonitor serta memberikan tindakan pencegahan secara langsung jika ditemukan kasus-kasus stunting," jelas Hasto.
Lebih lanjut, ia juga memuji langkah Kabupaten Sijunjung yang memanfaatkan sumbangan Baznas untuk penurunan stunting. Mengingat umumnya kasus stunting dialami oleh masyarakat dengan ekonomi lemah, serta penggunaan anggaran non budgeter yang dinilai dapat dimanfaatkan dengan lebih cepat jika dibandingkan dengan hanya bergantung pada APBD daerah.
Sependapat dengan Hasto, Wakil Gubernur menyampaikan, stunting merupakan masalah esensial yang pengentasannya menjadi prioritas dalam program unggulan pemerintah provinsi, maupun di tingkat kabupaten dan kota.
Wagub mengatakan, persoalan stunting sejatinya berada pada pengetahuan dan kesadaran masyarakat, sehingga edukasi harus menjadi perhatian utama.
"Sumbar adalah lumbung pangan Sumatera Tengah, produsen bebagai komoditi pangan bergizi surplus, bahkan disupply ke provinsi tetangga. Tapi stunting bukan hanya masalah ketersediaan, yang lebih utama adalah knowledge masyarakat mengenai gizi dan nutrisi dimulai dari masa sebelum pernikahan, baik pada laki maupun perempuan," kata Wagub.
Ia menyebutkan, dengan edukasi dan kesadaran masyarakat yang baik dimulai dari saat ini, maka keberhasilan penurunan stunting nantinya akan menyelamatkan berlapis-lapis generasi Sumatera Barat ke depan.
"60% masyarakat Sumbar saat ini adalah milenial, zilenial dan generasi alpha yang akan menjadi penentu Indonesia Emas 2045," jelasnya lagi.
Sementara itu, Bupati Sijunjung, Benny Dwifa dalam komitmennya menyampaikan, pihaknya siap melakukan perapihan data dan pendampingan pada sasaran masyarakat beresiko stunting, melaksanakan program dapur sehat, menjaga sanitasi dan pemeliharaan lingkungan, serta melakukan pemantauan secara kontiniu.
"Komitmen sudah kita sampaikan, mudah-mudahan dengan program-program pencegahan ini, pada tahun 2024 nanti kita bisa membuktikan mampu menekan angka prevelansi stunting di bawah 14 persen melebihi target strategis nasional," ujarnya optimis.
Selepas peluncuran komitmen, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, Deputi Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Sukaryo Teguh Santoso, bersama Wakil Gubernur, Audy Joinaldy, Bupati Sijunjung, Benny Dwifa, Wakil Bupati, Iraddatillah, dan Kepala Kantor Wilayah BKKBN Sumbar, Fatmawati melakukan kunjungan lapangan ke rumah-rumah tak layak huni masyarakat beresiko stunting untuk menyerahkan bantuan berupa sembako dan dana santunan pencegahan stunting senilai tiga puluh juta rupiah yang diserahkan pada lima keluarga beresiko. (***)