Drs. H. Guspardi Gaus,M.Si |
Jakarta, Analisakini.id-Anggota komisi II DPR Guspardi Gaus merasa geram dengan pernyataan Prof Budi Santoso Purwokartiko yang merupakan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dengan postingannya di media sosial yang menyebut mahasiswi yang menggunakan penutup kepala sebagai manusia ala gurun.
Sejatinya, unggahan Prof. Budi Santosa itu merupakan cerita pengalamannya mewawancarai mahasiswa yang mengikuti program Dikti (LPDP) ke luar negeri. Namun, tak disangka di dalam kalimatnya, Rektor ITK itu malah menyinggung perempuan yang memakai hijab dengan kalimat "Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satupun yang menutup kepala ala manusia gurun".
" Diksi ini dinilai cenderung merendahkan perempuan yang memakai penutup kepala (hijab) yang dikesankan sebagai manusia gurun yang terbelakang, "ujar Politisi PAN ini saat dimintai pendapatnya oleh awak media Rabu (4/5/2022).
Mungkin Prof Budi lupa atau tidak mau mengakui fakta wanita muslimah yang mempunyai prestasi akademik yang moncer dan bekerja di perusahaan besar. Contohnya, seorang Diaspora Indonesia (Ars Vita), perempuan muda berjilbab yang berhasil menembus pendidikan di dua universitas bergengsi di Amerika Serikat. Dan sekarang bekerja di perusahaan "SpaceX" milik Ellon Musk orang terkaya dunia. Walaupun dihadapkan dengan perbedaan budaya, serta statusnya sebagai wanita Muslim, Ars Vita berani melawan diskriminasi hijab serta membuktikan wanita berjilab berhasil menggapai posisi penting di perusahaan raksasa teknologi yang didominasi laki-laki.
"Sungguh prestasi yang membanggakan," ulas Guspardi yang juga merupakan Ketua MPPM ICMI ini.
Akibat penyataan yang di bagikan di akun facebook-nya, Prof Budi mendapat reaksi dan kecaman dari berbagai kalangan. Percakapan netizen dengan nada marah menempatkan sindiran rektor ITK itu masuk top trending Twitter pada Sabtu, (30/4) ini. Pembicaraan unggahan Rektor ITK mencapai 5.309 cuitan. Karena narasi yang disampaikan oleh Prof Budi dinilai secara tidak langsung telah melecehkan perempuan. Tidak hanya sekedar itu, semakin problematik ketika Prof Budi juga menuliskan kalimat yang dinilai bernada rasis dengan mengatakan mahasiswa yang diwawancarainya otaknya benar-benar open minded dengan “mencari tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US dan bukan ke negara yang “orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi.”
"Sungguh ironis dan picik sekali logika berfikir Prof. Budi yang juga rektor ITK, "ujar Poltisi PAN ini.
Legislator asal Sumatera Barat itu melanjutkan, di saat dunia internasional melalui sidang Umum PBB menyerukan penguatan upaya internasional untuk mendukung dialog global yang mempromosikan budaya toleransi dan perdamaian, berlandaskan pada penghargaan terhadap HAM dan keberagaman beragama dan berkeyakinan. Dan PBB juga telah menyepakati tanggal 15 Mei hari International melawan Islamophobia. Seorang yang bergelar Profesor malah memperlihatkan sikap Islamphobia. Sikap ini mencerminkan bentuk akumulasi kebencian kepada Islam (Islamphobia) yang di kemas dalam diksi yang ditulis hanya berdasarkan secuil pengalaman subjektif dalam mewawancari para mahasiswa/i yang mengikuti program LPDP.
Guspardi yang akrab disapa Pak Gaus oleh rekan sejawatnya disenayan itu meminta kepada Direktur LPDP segera mengambil tindakan dengan memecat Prof Budi Santosa sebagai tim penguji /pewawancara program LPDP ini. Selanjutnya supaya diproses hukum karena bertindak rasis menghina dan melecehkan wanita berhijab serta ajaran Islam. Bagaimanapun sebagai pejabat publik dari lembaga akademis semestinya menjunjung tinggi dan merefleksikan 'academic attitude' dan 'mindset'. Ditambah lagi dia bergelar Profesor, tentu apa yang dilakukannya, publik jadi meragukan integritas, kapasitas dan kapabilitasnya.
Kepada mahasiswi muslimah yang memakai kerudung/hijab tetaplah konsisten dengan memakai penutup kepala, karena itu adalah anjuran agama Islam. Dan jadikan kisah sukses Ars Visa Diaspora Indonesia yang berjilbab menjadi insprirasi dan sindiran oleh seorang bergelar Profesor itu sebagai motivasi dan memacu semangat untuk dapat membuktikan wanita muslimah itu dapat berprestasi dan berbuat untuk kepentingan bangsa, negara dan agama.
Sebelumya, pernyataan kontroversial pria bernama Budi Santoso Purwokartiko yang menyebut ‘Mahasiswi Menutup Kepala Ala Manusia Gurun’. Hal itu ditulis dalam akun facebook miliknya pada Rabu (27/4/2022).
Ternyata pria tersebut berprofesi sebagai rektor di Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan bergelar profesor. Ia menulis sebuah cerita saat ia melakukan seleksi terhadap beberapa mahasiswa yang akan melakukan seleksi beasiswa LDPD. (***)