arrow_upward

Usai Dikunjungi Menparekraf, Desa Wisata Tungkal Selatan Siap-siap Sambut Perantau

Selasa, 26 April 2022 : 10.33
Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy bersama tokoh masyarakat desa Tungkal Selatan, Pariaman. (ist).

Tungkal Selatan, Analisakini.id-Desa Wisata Tungkal Selatan merupakan yang pertama di Kota Pariaman. Desa wisata itu telah dikunjungi dan diapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

"Keberadaan Desa Wisata di Tungkal Selatan sangat menarik untuk kita dorong. Kembangkan terus Pak Kades. Tata kembali dan bersiaplah menunggu kedatangan perantau pada lebaran 1443 H," ujar Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa S.IP., MH menyemangati Kepala Desa Tungkal Selatan dan jajarannya, saat berkunjung ke desa itu, Senin (25/4/2022).

Dikatakan Leonardy, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengeluarkan aturan tentang prioritas penggunaan dana desa diantaranya mendirikan BUMDES. BUMDES disarankan Leonardy untuk mengelola objek wisata ini bekerjasama dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

Desa nantinya bisa menggunakan dana desa untuk melakukan penyertaan modal ke BUMDES. "Dengan penyertaan modal itu, artinya dana desa yang digunakan untuk mengembangkan objek wisata yang dikelola BUMDES tersebut.  Hanya saja dengan pandemi Covid-19 hal itu sulit dilakukan. Jadi permohonan yang diajukan Pemerintah Desa Tungkal Selatan ke kementerian itu sangat tepat," ungkapnya. 

Desa wisata ini akan makin berhasil jika melibatkan masyarakat secara luas. Jika masyarakat merasakan manfaatnya bagi mereka tentu mereka akan mendukung. Sebagaimana pernah mereka tunjukkan untuk membangun Kantor Desa Tungkal Selatan sebelum ada dana desa. 

"Pak Kades bisa memanfaatkan semangat gotong royong masyarakat Tungkal Selatan dengan sebaik-baiknya. Kalau desa wisatanya makin bagus, maka dukungan kementerian akan mudah merealisasikannya. Apalagi menteri telah memberikan apresiasi Desa Wisata Tungkal Selatan," kata Ketua Badan Kehormatan DPD RI.

Menurut Leonardy, permainan sepeda gantung, flying fox yang ada saat ini perlu ditambah. Misalnya dengan adanya balon udara atau permainan lainnya. 

Leonardy juga menyarankan BUMDES Tungkal Selatan Saiyo bisa mengarahkan jenis usahanya ke pemeliharaan walet juga. "Di depan lokasi desa wisata kan ada sarang walet. Artinya walet sangat layak dikembangkan di sini. Buat juga untuk jenis usaha BUMDES kita," ujarnya.

Kades Tungkal Selatan, Rahayadi Ningrat menyebutkan Desa Wisata Tungkal Selatan merupakan desa  wisata pertama di Kota Pariaman dan kini sudah banyak berkembang yang lain.

Rahayadi mengungkapkan desa wisata yang berada di Dusun Hulu Banda tersebut dianggarkan melalui Dana Desa 2019. Setelah terbentuk objek wisata itu, Pemerintah desa mengajukan permohonan kepada Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Pariwisata untuk pengembangan selanjutnya. 

Dalam permohonan tersebut telah dipaparkan rencana pengembangan selanjutnya beserta anggaran yang dibutuhkan untuk itu. "Kepada kementerian kita memberitahukan perihal memanfaatkan persawahan milik masyarakat yang ada di depan objek wisata. Di persawahan dibuat jalan setapak yang lebih baik dan lebar. Pada jarak beberapa puluh meter ada dangau tempat wisatawan menikmati alam," ujarnya.

Dia mengatakan akan dibuat juga rumah makan kampung dengan menyajikan masakan kampung khas Pariaman. Mereka bisa dapat menikmatinya di pondok atau dangau tadi. 

Ada atraksi membajak sawah, menanam padi hingga panen yang bisa dilakukan oleh wisatawan. "Kami buat perencanaan itu karena telah  mencobakannya kepada pemuda-pemudi dari Malaysia yang tengah mengikuti pertukaran pemuda. Mereka berani bayar RM100 untuk merasakan sensasi membajak sawah, dengan kerbau, menanam padi dan lainnya," ulasnya lagi.

Namun permohonan itu belum terealisasi karena pada tahun 2020 terjadi pandemi dan berlanjut hingga kini. Rahayadi mengharapkan fasilitasi Leonardy agar permohonan itu bisa direalisasikan.

Rahayadi menegaskan, setelah desa wisata ini terwujud dulunya, masyarakat pernah merasakan jual beli minimal Rp300.000 sehari. Warung-warung sepanjang jalan ke lokasi dan pedagang kaki lima merasakan manfaatnya. Namun setelah pandemi, warung itu tutup.

Dengan adanya penurunan Covid-19 saat ini, diharapkan masyarakat bisa kembali menikmati keberadaan desa wisata ini.

"Kami juga mohon fasilitasi, siapa tahu bapak punya jalannya. Dulu kami memiliki balon udara yang dikaitkan di menara flying fox, tapi sekarang rusak. Kalau bisa kami memiliki balon udara yang melayang di atas hamparan sawah ini. Harga satuannya sekitar Rp100 juta," ungkapnya.

Dia juga menginformasikan desanya juga telah memperoleh penghargaan di bidang pariwisata. Desa Tungkal Selatan meraih prestasi 5 besar GIPI Sumbar.

Tak lupa dia menambahkan bahwa dana desa sangat bermanfaat bagi desanya. Dan dia berharap besarannya ditambah agar bisa lebih bermanfaat. Dan minta kepada Leonardy agar menyampaikan keinginan mereka kepada pemerintah agar kepala desa dan perangkatnya mendapatkan penghargaan setelah masa bakti mereka berakhir. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved