Gubernur Mahyeldi saat resmikan destinasi wisata Lembah Batu Limo, Kelurahan Silaing Atas, Kecamatan Padang Panjang Barat (PPB). (ist) |
Padang, Analisakini.id- Pemerintah Provinsi SumatEra Barat menyiapkan segala sesuatnya untuk menyambut datangnya momen libur atau cuti Lebaran 2022. Hal ini juga seiring telah adanya pernyataan dari Presiden RI Joko Widodo tentang cuti bersama lebaran 2022 yang ditetapkan terhitung mulai tanggal 29 April hingga 6 Mei 2022.
"Keputusan yang telah diambil oleh Presiden RI Jokowi merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Tidak hanya bagi para perantau yang sudah rindu untuk kembali ke kampung halaman, tapi juga menjadi bangkitnya perekonomian di daerah," kata Gubernur Mahyeldi.
Menurut Gubernur, dua tahun lamanya perantau tidak bisa berlebaran bersama keluarga di kampung halaman akibat pandemi Covid-19. Tahun ini, mudik sudah dibolehkan dengan berbagai persyaratan.
Mahyeldi menjelaskan dengan adanya momen libur atau cuti Lebaran 2022 ini yang terbilang cukup lama yakni 10 hari, maka berbagai daerah di Sumbar bisa memastikan memberikan liburan yang menyenangkan. Selain objek wisata yang selama ini sudah ada dan menyuguhkan berbagai keindahan yang menakjubkan seperti Jam Gadang di Bukittinggi, Harau Limapuluh Kota, Pantai Padang, Carocok Painan, Mandeh, dan lainnya., juga hadirnya desa-desa wisata.
"Saat ini ada sekitar 300 desa wisata di Sumbar yang sangat menarik untuk dikunjungi, terutama pada saat libur lebaran nanti. Ini adalah wisata baru yang dikelola langsung oleh masing-masing nagari/desa. Beragam jenis wisata tentunya, seperti ada tempat mandi-mandi, menikmati keindahan alam, ada arum jeramnya, hingga budaya dan kulinernya," jelas Mahyeldi.
Gubernur menjelaskan salah satu alasan Pemprov Sumbar menghadirkan desa wisata itu, agar dampak dari pariwisata itu merata di seluruh daerah. Karena selama ini pariwisata di Sumbar seperti fokus di satu titik, sehingga dampaknya hanya dirasakan di satu daerah saja. Padahal masih banyak lagi potensi wisata yang belum tergarap.
"Kita juga tidak ingin, kalau objek wisata di Sumbar itu dan itu saja. Harus ada yang baru, biar wisatawan tidak bosan berada di Sumbar. Caranya memanfaatkan potensi di pedesaan. Ternyata di desa tidak kalah menarik dengan objek wisata lainnya yang telah lebih dulu populer," sebutnya.
Selain bertujuan untuk memberikan dampak perekonomian yang merata di tiap-tiap daerah, keberadaan desa wisata juga sebagai upaya untuk mengurai keramaian dan kepadatan pengunjung di titik-titik tertentu. "Kalau masing-masing daerah di Sumbar sudah ada wisatanya, jadi tidak perlu jauh-jauh pergi daerah lainnya untuk menikmati cuti lebarannya," kata gubernur. (ef)