arrow_upward

Liburan Idul Fitri Momentum Kebangkitan Pariwisata Sumbar

Rabu, 27 April 2022 : 08.00
Luhur Budianda.

Padang, Analisakini.id-Liburan Idul Fitri 1443 H yang cukup lama-hampir 10 hari, menjadi momentum kebangkitan pariwisata Sumbar pasca pandemi Covid-19 yang mulai melandai. 

Apalagi diperkirakan pula perantau yang mudik dan berlebaran di kampung halaman mencapai 1,8 juta akan memberikan efek positif kepada perputaran ekonomi daerah dan masyarakat. Rasa rindu mengkristal berkumpul bersama keluarga sekaligus juga menikmati berbagai objek wisata Sumbar.

"Pemprov Sumbar sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut perantau. Sudah merapatkan, mengkoordinasikan dengan berbagai pihak. Bicara pariwisata, bukan hanya oleh Dinas Pariwisata, tapi OPD terkait dan stakeholder lainnya," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Luhur Budianda  Selasa (26/5/2022) di Padang.

Gubernur Mahyeldi dan Wagub Audy Joinaldy sudah membahas hal itu dengan Forkopimda dan pihak terkait lainnya. Intinya, Sumbar harus siap menyambut kedatangan perantau, termasuk memberikan rasa aman dan nyaman selama menikmati alam ranah Minang.

Jajaran Dinas Pariwisata se-Sumbar juga merapatkannya dengan harapan seluruh destinasi wisata di Sumbar dan desa wisata yang belakangan berkembang pesat benar-benar berbenah.

"Terus terang dengan kedatangan perantau sebanyak 1,8 juta orang dan  yang berkunjung ke berbagai objek wisata diperkirakan 1 juta orang, ini adalah potensi luar bisa bagi kebangkitan ekonomi masyarakat di sekitar obyek wisata. Anggaplah uang keluar sehari per orangnya Rp100 ribu per hari untuk makan, minum, retribusi masuk objek wisata. Maka selama libur Lebaran, seminim-minimnya uang yang dibelanjakan adalah Rp1 miliar.  Ekonomi berputar. Masyarakat bergairah, pendapatan daerah bertambah," terangnya.

Budi menjelaskan, pemicu bangkitnya pariwisata itu ditentukan oleh tiga aspek yaitu amenitas, akses dan atraks. Amenitas meliputi hotel, rumah makan, objek wisata dan WC dan lainnya. Bagaimana kebersihannya, keamanan, harga tidak mencekik. Hal ini sudah  diwanti-wanti bersama Dinas Pariwisata kabupaten/kota, PHRI, aparat keamanan dan lainnya.

Soal akses, baik selama dalam perjalanan di Sumbar, menuju objek wisata, juga sudah disiapkan, termasuk beberapa jalan alternatif. Tapi ini baru dalam konteks selama Lebaran. Sebab bicara akses dan lalu lintas ini butuh penanganan yang komprehensif dan butuh waktu cukup lama. Meski begitu sudah menjadi agenda penanganan pemerintah daerah.

Begitu pula atraksi wisata, juga sudah dibahas bersama dan disiapkan sehingga perantau atau wisatawan berkunjung ke objek wisata, tidak kecewa, tapi bahagia.

Untuk memudahkan pengunjung buku panduan mudik Sumbar dalam bentuk PDF juga dibuat, yang nantinya bisa disebarkan di seluruh aplikasi chat dan media sosial.

 Buku panduan itu juga nanti akan dibuat Barcode-nya, akan ditempel di setiap perbatasan dan tempat peristirahatan dimana para wisatawan bisa melihat, dan scan di smartphone. Juga nomor telpon hotline yang aktif 24 jam merespon semua aduan masyarakat.

"Selain tim monitoring provinsi, untuk kabupaten/kota juga dibentuk tim monitoring. Melakukan pemantauan, termasuk melaporkan kunjungan wisatawan ke objek wisata," sebut Budi. (ef).

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved