arrow_upward

Kementan Sebut TTIC Sumbar Terbaik dan Jadi Percontohan Nasional

Minggu, 17 April 2022 : 20.28

 

Direktur Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Indah Megahwati mencek beras di TTIC didampingi Kadis Pangan Sumbar Efendi, Kadis Perikanan, Kelautan dan Pangan Padang Guswardi dan Kepala UPTD Distribusi, Pasokan dan Akses Pangan, Amalia. (ist)

Padang, Analisaikini.id-Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Sumbar kantor UPTD Distribusi, Pasokan dan Akses Pangan pada Dinas Pangan Sumbar pantas jadi percontohan nasional. Kehadirannya tidak saja membantu petani sebagai produsen, juga masyarakat sebagai konsumen. Provinsi lain mesti tiru TTIC yang dikelola Pemprov Sumbar ini.

"Inilah contoh TTIC yang dibina Pemprov. Punya gudang cukup besar, tampilan modern bahkan ada pula cold sorage (ruang penyimpanan dengan suhu rendah. Pantas saja tadi komoditi pangan yang dijual segar-segar. Selain dibeli langsung dari petani, ada juga ruangan penyimpanan," kata Direktur Pembiayaan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Indah Megahwati, Minggu (17/4/2022) saat berkunjung ke TTIC di Jl. Bypass KM 15 Aia Pacah Padang.

Di provinsi lain ada TTIC tapi setelah beroperasi, tak berkembang hingga akhirnya tak beroperasi. Dan ada juga yang tetap beroperasi, tapi kondisinya, biasa-biasanya. Sedang TTIC Sumbar, jauh beda. Datang ke sini saja, sudah senang. Dikemas seperti toko swalayan, terjaga kebersihan.

Padahal, sambung Indah, dengan hadirnya TTIC ini, petani terbantu dan masyarakat juga tertolong dengan harga bahan pangan pokok yang relatif lebih murah. "Saya akan laporkan kepada Pak Menteri Pertanian, terobosan dan inovasi yang dibuat Pemprov Sumbar. Ini layak diadopsi oleh provinsi lain dalam rangka menjaga ketersediaan pangan sehingga harga tidak bergejolak," sebut Indah.

Kepala Dinas Pangan Sumbar Efendi dalam kesempatan itu menjelaskan, TTIC ini hadir bermula dari terjadinya inflasi di Sumbar sampai dua digit. Padahal, Sumbar adalah daerah produsen. Diselidiki secara objektif dan detil, ternyata disebabkan rantai distribusi yang panjang. Tak jarang juga permainan oknum pedagang.

"Karena itu tidak ada jalan lain, rantai distribusi harus diperpendek dengan harapan petani mendapat untung lumayan, konsumen dapat harga stabil dan tidak mencekik. Tahun 2016 sudah dimulai pola seperti ini dan pertengahan Juli 2019 gedung ini diresmikan. Alhamdulillah sejak diresmikan hingga kini terus hadir dengan harga pangan murah untuk rakyat," sebut Efendi.

Dengan kata lain, TTIC berperan sebagai salah satu usaha pemerintah memotong rantai pasok pangan. Masyarakat dapat memperoleh bahan pangan dengan harga terjangkau, mudah diperoleh dan berkualitas, dan petani sebagai produsen, suplier, distributor bahan pangan juga dapat menikmati hasil keuntungan yang berkeadilan.

Tidak saja itu, kehadiran TTIC juga dipujikan Bank Indonesia sebagai rumah inflasi. Sebab inflasi terkendali dan tiga tahun terakhir, Sumbar dapat reward dari pemerintah pusat, sebagai daerah terbaik dalam upaya pengendalian inflasi.

Efendi yang didampingi Kepala UPTD Distribusi, Pasokan dan Akses Pangan, Amalia, S.Pt. MP, juga menyebutkan TTIC juga membantu provinsi lain. Misalnya saat harga cabe merah melambung tinggi hingga kisaran Rp90 ribu/kg. Di Sumbar ketika itu hanya Rp32 ribu/kg.

"Kita beli dari petani seharga Rp35 ribu/kg, kita kirim melalui pesawat udara dan sampai di Jakarta. Akhirnya harga cabe menjadi kisaran Rp50 ribu/kg di tingkat konsumen. Jadi petani kita untung, konsumen di Jakarta senang," sebut Efendi. 

Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan Indah Megahwati bersama Kadis Pangan Sumbar Efendi, Kadis Perikanan, Kelautan dan Pangan Padang Guswardi dan Kepala UPTD Distribusi, Pasokan dan Akses Pangan, Amalia dengan latar belakang armada TTIC. (ist)

Selain melayani konsumen di TTIC, juga disiapkan enam armada yang siap masuk kampung keluar kampung membawa bahan pangan pokok dan dijual dengan harga relatif murah. (ef)




Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved