arrow_upward

Produksi Kopi Sumbar Capai 17 Ribu Ton Diekspor ke Berbagai Negara, Ini Peran Dekopi

Rabu, 23 Maret 2022 : 17.08

 

Ketum Dekopi Anton Apriyanto bersama Ketua Dekopi Sumbar Fajaruddin dan pengurus lainnya. (ist)

Padang, Analisakini.id-Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memberikan kontribusi produksi kopi di Indonesia. Termasuk pula dalam 10 provinsi yang menghasilkan kopi di atas 15 ribu ton per tahun. Bahkan sebagian di antaranya diekspor ke Amerika, negara Timur Tengah hingga beberapa negara di benua Eropa.

"Luas wilayah perkebunan kopi di Sumbar sekitar 27 ribu hektare, dengan produksi rata-rata 17 ribu ton per tahunnya.  20 persen di antaranya, kopi arabika yang tumbuh di dataran tinggi. Sementara 80 persen lainnya merupakan kopi robusta,” kata Ketua Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Sumbar Fajarudin, Rabu (23/3/2022) di Padang, usai peresmian kantor sekretariat Dekopi Sumbar oleh Ketum Dekopi Dr. Anton Apriyantono. 

Sedangkan harganya bervariasi berkisar sekitar Rp40 ribuan per kilogramnya. Bahkan untuk jenis kopi arabika sudah ada jenis spesial yang harganya mencapai Rp80 ribu hingga sekitar Rp120 ribu per kilogram. Sedangkan untuk jenis robusta sekitar Rp30 ribu-Rp41 ribu per kilogramnya.

Disebutkan, wilayah kebun kopi di Sumbar dikembangkan bibit terbaik seperti di Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah Datar yaitu di Pariangan dan Salimpauang. Kemudian, di Agam di sekitar Lasi dan Situjuah, dan Pasaman Barat di Talamau. 

Pengembangannya lebih diarahkan kepada peningkatan produktivitas, baik kualitas dan kuantitas dengan memperhitungkan kesuburan tanah, ketinggian, suhu dan iklim. Selain itu, juga terus mengembangkan beberapa varietas jenis kopi baru. 

"Dekopi mendorong agar itu terjadi baik di hilir mau pun di hulu. Diharapkan dengan itu produktivitas kopi di Sumbar semakin tinggi," kata Fajar.

Produksi kopi di Sumbar ini menurutnya sebanyak sekitar 80 persen dijual di dalam negeri seperti di Sumbar sendiri dan daerah lain terutama di Jakarta.

Hal ini terlihat kian menjamurnya warung-warung kopi atau coffee shop. Tren minum kopi di Indonesia, termasuk Sumbar sudah menjadi gaya hidup. 

Namun kopi jenis spesial, justru lebih besar ekspor mencapai 60 persen dan 40 persen dalam negeri. Bahkan untuk tujuan ekspor itu, mereka minta langsung seperti ingin Solok Radjo, ingin kopi Situjuah, karena mereka sudah tahu itu. Mereka sudah tahu terutama di era media sosial sekarang.

“Itu seperti kami lihat di kota Seatle Amerika mereka sudah tahu, mereka minta Solok Radjo 4 ton misalnya di kontainer, minta Situjuah sekian ton, dari Salimpaung sekian ton, atau mereka minta kopi Lasi,” katanya.

Ia menambahkan, ke depan kehadiran Dekopi akan terus mengembangkan kopi di Sumbar. Hal ini tentu juga bakal berdampak terhadap peningkatan perekonomian di Sumbar. Pengembangan kopi tentu juga didukung oleh pemerintah.

Nabung Bibit Kopi

Usai peresmian sekretariat Dekopi Sumbar, Ketum Dekopi Anton Apriyantono juga meluncurkan gerakan nabung bibit kopi atau trend disebut Bung Biko. Anton justru salut, karena selain yang pertama di Indonesia, terobosan ini membuktikan Dekopi peduli dan gencarkan gerakan menabung bibit tanaman kopi untuk konservasi alam kelestarian lingkungan serta peningkatan ekonomi petani.

Ketua Dekopi Sumbar Fajarudin lakukan menabung untuk bibit kopi disaksikan inisiator Bung Biko Zola Pandu dan Ketum Dekopi Anton Apriyanto dan sejumlah tokoh lainnya. (ist).

Menurut Bung Biko yang diinisiatori oleh Zola Pandu, pengurus Dekopi Sumbar sekaligus owner Kamtumi Coffe yang didampingi Co. Founder Hendris Syah Putra, dengan ikut serta dalam gerakan ini berarti sudah berkontribusi terhadap penanganan perubahan iklim dan kualitas kopi yang lebih baik. Juga membantu meningkatkan ekonomi petani.

"Bibit kopi yang didapat dari gerakan ini akan ditanam saat memperingati Hari Kopi Nasional pada 11 Maret setiap tahunnya. Ayo, ambil bagian untuk peduli dan jaga bumi demi masa depan keluarga kita, kini dan nanti," kata Zola.

Sementara itu, Ketua Pelaksana peringatan Hari Kopi Nasional yang tahun ini dipusatkan di Hutan Kemasyarakatan (HKM) KPSU Solok Radjo, Kabupaten Solok, Munzir Busniah menjelaskan rangkaian acaranya. 

Selain peresmian sekretariat Dekopi Sumbar, peluncuran gerakan Bung Biko, juga penyeraha bibit unggul varietas baru untuk kawasan wisata Soul Puncak Lawang, FGD pengembangan kopi Sumbar, kampanye kopi Minang, lomba kopi talua dan lainnya. (***)


 





Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved