arrow_upward

Ini Profil Profesor Bidang Dokter Militer yang juga Mantan Menkes Dipecat dari IDI

Sabtu, 26 Maret 2022 : 12.13
Terawan Agus Putranto.


Jakarta, Analisakini.id- Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pemberhentian itu diputuskan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI yang keputusannya dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, Jumat 25 Maret 2022.

Keputusan itu begitu mengejutkan. Hingga saat ini masih berusaha meminta keterangan dari pihak IDI terkait alasan diberhentikannya keanggotaan Terawan di IDI.

Kiprah Terawan di dunia kesehatan sudah tak diragukan lagi. Terkenal sebagai dokter ‘cuci otak’, Terawan lantas diangkat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai menteri kesehatan pada 23 Oktober 2019. Sayang, Terawan terkena reshuffle pada 23 Desember 2020.


Profil Terawan Agus Putranto


Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) lahir pada 5 Agustus 1964. Sebelum jadi menteri, Terawan seorang dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.

Terawan menjadi dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan ini.

Ia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD. Dia ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.

Terawan juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.

Di RSPAD Gatot Subroto, Dokter Terawan Agus Putranto punya banyak pasien cuci otak dari berbagai kalangan. Lewat inovasinya Digital Substraction Angiogram (DSA), banyak pasien stroke atau penyakit gangguan saraf sembuh diterapi Dokter Terawan Agus Putranto. Termasuk dari kalangan pejabat, seperti Jusuf Kalla hingga Aburizal Bakrie yang pernah diterapi dengan metode DSA.

Tahun 1990, Dokter Terawan Agus Putranto lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Lalu dia mendalami bidang Radiologi, mendalami studi spesialis di Universitas Airlangga. untuk menunjang pelayanan dan menambah keilmuannya, Dokter Terawan Agus Putranto menempuh program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan lulus pada 2013. Di sela menimba ilmu di dunia medis Dokter Terawan Agus Putranto juga.

Sejak tahun 2015, Dokter Terawan Agus Putranto menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto. Ilmunya di dunia medis pun mumpuni, sampai dia juga ditunjuk sebagai dokter kepresidenan. Ketika Ani Yudhoyono meninggal dunia di Singapura, Dokter Terawan Agus pun ikut turun tangan.

Setelah tak lagi jadi menteri, Terawan mengembangkan Vaksin Nusantara. Vaksin Nusantara disebut aman bagi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Penggunaan sel dendritik sebenarnya bukan hal baru di bidang kedokteran.

Ia pernah merumuskan 'Terawan Theory', yakni sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke. Meskipun demikian, ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah.

Ketika Pandemi COVID-19 mulai merebak, ia bekerja mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Dream World. Dia juga mendapat kontroversi dari pemulangan dan karantina WNI dari Wuhan karena lokasi karantina terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, meskipun pemerintah Indonesia telah meyakinkan warga bahwa WNI yang dipulangkan tidak terinfeksi. Setelah masa karantina 14 hari, seluruh WNI dideklarasikan sehat dan tidak terinfeksi COVID-19.

Terawan juga dikritik karena menyatakan bahwa flu biasa lebih berbahaya daripada COVID-19, dengan menyatakan bahwa flu biasa memiliki jumlah kematian lebih tinggi dari COVID-19.

Berikut tanda jasa dan brevet yang pernah Terawan dapatkan, Bintang Mahaputra Nararya, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, SL. Kesetiaan XXIV, SL. Kesetiaan XVI, SL. Kesetiaan VIII, SL. Dwidya Sistha.

Brevet yang didapat, Brevet Kesehatan TNI AD, Brevet Yudha Wastu Pramuka, Brevet Para Dasar, Brevet Hiperbarik Kesehatan TNI AL, Brevet Kavaleri Kuda, Brevet Tank Kavaleri, Pin Setia Waspada Paspampres, Brevet Parachutist Thailand, Brevet Lakespra. (sumber okezone.com)

Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved