arrow_upward

Disentil Ketua MUI Ikut Ritual Nusantara Bareng Jokowi di IKN, Gubernur Sumbar Membalas dengan Santun

Selasa, 15 Maret 2022 : 20.43

 

Mahyeldi.

Padang, Analisakini.id-Akhirnya Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi memberikan jawaban terkait  pernyataan Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar yang menyayangan Mahyeldi ikut-ikutan membawa tanah dan air untuk prosesi ritual adat di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

"Apa yang dilakukannya bersama para gubernur se Indonesia adalah wujud penyatuan. Saya tidak tahu dimana unsur ritualnya, yang saya jalani itu, sama halnya saat mau bangun gedung. Masing-masing bawa satu menyumbang ini itu," katanya, dikutip dari Covesia.com, Selasa (15/3/2022).

Ketua DPW PKS Sumbar ini

mengatakan, makna ritual itu telah disampaikan Presiden Jokowi saat berpidato di IKN. Mahyeldi juga mengatakan masyakat Kalimantan Timur adalah masyarakat yang religius. Pengalaman agama juga kuat dan juga banyak ulama di sana.

"Gubernur yang hadir ada lulusan Madinah, yakni Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor yang juga religius," ujarnya.

Jika dinilai melanggar tauhid, Mahyeldi mengatakan tidak tahu itu.

"Saya tidak tahu, biar orang yang menilai," kata Mahyeldi yang juga seorang da'i di Sumbar.

Sebelumnya, Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar pun mengomentari hal tersebut. Dia menyesalkan sikap Gubenur Sumbar yang begitu saja mematuhi perintah Presiden Jokowi untuk membawa tanah dan air dari beberapa tempat di Sumatera Barat.

"Saya tidak setuju dengan ritual tersebut. Dalam ritual seperti itu terkandung keyakinan yang tak bersesuaian dengan aqidah tauhid," katanya.

“Sikap pemimpin seperti itu, bisa ditiru oleh masyarakat awam. Tidak bisa ritual seperti itu dilokalisir dalam ranah budaya semata. Sebab, dalam Islam, seluruh tindakan dan perbuatan akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Alasan dan niat yang menjadi landasan perbuatan, sangat menentukan kedudukan ritual itu dalam tinjauan syariat Islam,” tegasnya lagi.

Menurut Buya Gusrizal, alasan sebatas simbolik juga tidak bisa diterima karena tidak ada alasan rasionalnya. Menurutnya, ritual seperti itu tidak memiliki landasan keyakinan dari Islam.

Gusrizal menilai, sebagai gubernur Sumbar yang berkomitmen dengan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), tidak pantas ikut-ikutan membawa bagian-bagian tertentu dari tanah dan air Sumbar. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved