arrow_upward

18 Pejabat Lulus untuk Enam Jabatan Eselon II Pemprov Sumbar, Siapa yang Dipilih Gubernur Mahyeldi?

Minggu, 06 Maret 2022 : 21.33

 

Effendi.

PADANG-Sebanyak 18 pejabat dinyatakan Panitia seleksi (pansel) jabatan eselon 2 di lingkungan Pemerintah provinsi Sumatera Barat masuk tiga besar di enam jabatan eselon II yang dilelang. Ke-18 pejabat itu, Senin (7/3/2022) akan mengikuti tes kesehatan di rumah sakit Jiwa Prof H.B Saani, Padang.

"Tes kesehatan dilaksanakan pada Senin (7/3/2022) pukul 08.00 hingga selesai. Keputusan Pansel bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat," sebut Ketua pansel Hansastri dalam pengumuman nomor 800/2051/BKD-2022 tertanggal 4 Maret 2022 dan ditandatangani pula.

Jika 18 pejabat itu, lulus tes kesehatan, lantas siapa kira-kira yang dipilih Gubernur Mahyeldi? Berikut ulasannya.

Untuk jabatan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tiga besar yang ditetapkan pansel adalah Al Amin (staf ahli Walikota Padang), Efriyanto (Kadis Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak Sawahlunto) dan Nizam Ul Muluk (Kadis Pangan dan Perikanan Sijunjung).

Orang memperkirakan nama Al Amin yang menguat, mengingat Al Amin adalah pejabat yang dikenal dekat dengan Mahyeldi saat memimpin di Kota Padang. Bahkan Al Amin sempat menduduki jabatan 'empuk' yaitu Kepala Bapenda.

Tetapi untuk jabatan ini, seperti nan taralah dan tradisi tampaknya, butuh sosok yang kenyang pengalaman di pemerintahan. Soal dekat dengan pimpinan, memang perlu tapi tidak wajib. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, yang gol itu adalah sosok yang sedang berjabatan di eselon 2, ketiganya memang sedang berjabatan.

Jadi siapa? Dari sisi pengalaman, maka yang paling senior dan sarat pengalaman adalah Nizam Ul Muluk. Dengan jabatan sekarang, sudah empat kali jabatan eselon II yang pernah dipercayakan kepadanya. Sebelumnya adalah staf ahli Bupati Sijunjung, Kadis Pertanian Sijunjung dan Kadis Sosial Nakertrans. Jabatan terakhir cukup lama (2007- Maret 2013).

Sedangkan Al Amin, sebelumnya adalah Kepala Bapenda Padang dan Kadis LH Padang. Begitu pula Efriyanto sebelumnya adalah Kepala Dinas Pariwisata,Pemuda dan Olahraga Sawahlunto serta Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sawahlunto.

Untuk Dinas Kesehatan, tiga besar yang ditetapkan, Feri Mulyani (Kadis Arsip dan Perpustakaan), Herlin Sridiani (Kepala RSUD Dr Rasidin Padang) dan Lila Yanwar (Kepala RSUD Padang Panjang). Dua dari Pemko Padang memang dan pernah jadi anak buah Mahyeldi.

Siapa yang bakal dipilih? Dari kinerja, ketiga pejabat itu bagus dan diyakini mampu bekerja sama. Tapi ada hal lain yang mesti dipertimbangkan, beranjak dari Kadis Kesehatan sebelumnya, Arry Yuswandi yang digeser ke Dinas Sosial, lantaran ada riak dari internal Dinas Kesehatan Sumbar sendiri. Internal tak menerima Arry yang bukan berlatar belakang dokter.

Pasangan Mahyeldi-Audy mencium hal itu, dan faktor tersebut pasti berdampak kinerja secara umum. Sehingga ini menjadi perhatian tampaknya, yaitu tingkat penerimaan 'komunitas'  di Dinas Kesehatan Sumbar.

Mengacu ke sini, maka yang pernah dekat dan menjadi bagian 'komunitas' Dinas Kesehatan Sumbar adalah Lila Yanwar. Sebelum jadi Direktur RSUD Padang Panjang, Lila adalah seorang Kabid di Dinas Kesehatan Sumbar. Dia nyaris jadi Kadis Kesehatan semasa Gubernur dijabat Irwan Prayitno, hingga akhirnya posisi itu dapat oleh Arry Yuswandi. 

Untuk jabatan Kepala Dinas Pendidikan, tiga besar adalah Barlius (Kepala BPBD), Ariswan (analis tenaga kependidikan Disdik Sumbar) dan Enceria Damanik (analis pelaksanaan kurikulum pendidikan Disdik Sumbar).

Berpedoman kepada profil pasangan Mahyeldi-Audy termasuk program unggulannya, maka sektor pendidikan menjadi prioritas. Dengan kata lain, yang mengurus sektor ini, tidak bisa sembarangan orang, wajib sarat pengalaman dan mumpumi. 

Lambat atau gagal di sektor ini, muka pasangan Mahyeldi-Audy akan tercoreng di publik Sumbar. Karena itu, diyakini pula, tidak main-main dalam menempatkan orang yang urus pendidikan. 

Jadi siapa? Ada kemungkinan adalah Barlius. Sebelumnya adalah Kepala Dinas Pendidikan Padang, berlatar belakang, juga di bidang pendidikan. Ini melihat dua calon lain yang ditetapkan pansel. Betul, dua lagi, bergelar S3 (doktor), tapi pengalaman sepertinya menentukan. Lagi pula, Mahyeldi sudah tahu kinerja dan tipikal Barlius saat menjadi Walikota Padang.

Sedangkan untuk Biro Umum, tiga besar adalah Budiyarma (Kabid Pengelolaan Barang Milik Daerah BPKAD Sumbar), Maihendry (Kabag Administrasi Keuangan dan Aset Biro Umum) dan Syefdinon (Kabag Rumah Tangga Biro Umum). 

Untuk jabatan ini mau tak mau harus orang dekat Gubernur sekaligus orang kepercayaan. Soalnya di Biro ini, ada jugalah 'rahasia' pimpinan, tidak bisa diserahkan kepada orang yang betul-betul profesional dalam bekerja tapi tidak menjadi orang kepercayaan gubernur. Mengatur rumah tangga gubernur-wagub termasuk segala tetek bengeknya.

Jadi siapa yang bakal di-SK-kan Gubernur? Di kalangan internal Biro Umum dan rumah bagonjong (sebutan kantor Gubernur Sumbar), sudah mengkristal kepada nama Syefdinon yang kini Plt. Kabiro Umum. Syefdinon memang diboyong Gubernur Mahyeldi ke rumah bagonjong dari Kabupaten Solok dan dilantik menjadi Kabag Rumah Tangga pada Mei 2021 lalu, usai Lebaran Idul Fitri.

Sekadar diketahui, ajudan Gubernur Mahyeldi, Harves juga diboyong dari Kabupaten Solok pula. Sudah kenal dekat, katanya. Bahkan, santer kabar pula, Syefdinon dekat pula dengan Candra, sespri Gubernur Mahyeldi. Ini cerita orang lho, sambil bagarah, kadang-kadang Syefdinon panggil 'mando' kepada Candra. Wajar, istri Candra sekampung dengan Syefdinon. Sama-sama rang Solok. Wagub Audy Joinaldy juga urang Solok. Nah cocok kan?

Tiga besar Kepala Biro Perekonomian adalah Edi Dharma (Sekretaris Dinsos Sumbar), Putri Reno Sari (Sekretaris Disdukcapil Sumbar) dan Ria Wijayanti (Kabag Perekonomian pada Setdakab Limapuluh Kota). 

Biro ini, beda dengan Biro Umum, karena butuh sosok pengalaman dan profesional. Melihat tiga besar, pada dasarnya, semua bagus-bagus, tapi seorang gubernur tentu mencari yang lebih bagus dan berpengalaman. Siapa yang diperkirakan dipilih Gubernur Mahyeldi?

Dia adalah Edi Dharma, karena berpengalaman dan cukup menonjol. Menonjol karena ada prestasi yang diukir saat mengabdi di Pemko Padang sebagai Kabag Perekonomian. Pada 2018, menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo, karena TPID Padang tiga kali meraih terbaik. Jadi, Mahyeldi pun sudah tahu kinerja Edi Dharma saat sama-sama mengabdi di Pemko Padang. Tapi ini tidak harga mati, karena Ria Wijayanti juga kuat dan kokoh. Punya prestasi pula di Limapuluh Kota. Bisa-bisa dia yang dipilih Mahyeldi.

Bagaimana Biro Administrasi Pimpinan (Adpim)? Tiga besar adalah Marwansyah (Sekcam Padang Timur Pemko Padang),Kuartini Deti Putri (Sekretaris Bappeda Sumbar) dan Maifrizon (Asdep Pengelolaan Olahraga Rekreasi Kemenpora RI). 

Siapa yang dipilih? Nah ini, biro juga unik. Murah-murah sarik menerkanya. Namun dari tiga nama yang lulus itu, arah angin menguat kepada Maifrizon. Apalagi santer terdengar, kenapa yang bersangkutan yang saat ini masih menduduki jabatan eselon IIa tapi mau berebut mengejar jabatan saangin di bawahya, yaitu Kabiro Adpim (jabatan eselon IIb).

"Menguat ke Maifrizon, apalagi kabarnya mendapat dukungan pula dari tokoh dan dedengkot PKS Tifaful Sembiring. Sedang jagoan lain, Marwansyah, dengar kabarnya, didukung oleh Ramal Saleh (Sekretaris DPW PKS Sumbar). Tapi terlepas dari itu, dari pengalaman, kepangkatan, memang jauh lebih tinggi jam terbang Maifrizon," ujar ASN senior Pemprov Sumbar yang enggan ditulis namanya.

Terlepas dari perkiraan tersebut, yang jelas, semua ditentukan oleh Mahyeldi  sebagai user. Ukuran dan standar yang dipakai jelas. Kalau pas dengan perkiraan di atas, barangkali kebetulan saja. Ada yang pas, ada yang salah? Itu biasa. Meleset semua? Haha.. antahlah. (effendi)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved