Habibul Fuadi |
Padang, Analisakini.id-Sebanyak 90 guru di Padang dinyatakan lulus sebagai guru penggerak. Guru penggerak ini merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
“Alhamdulillah, tahap I terpilih lebih kurang 90 orang guru di seluruh sekolah di Kota Padang,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Habibul Fuadi, kemarin di Padang.
Para guru ini lulus setelah melewati sejumlah seleksi yang cukup ketat dari ribuan guru yang ikut se-Indonesia. “Seleksi guru penggerak ini cukup ketat dan dilakukan secara online,” sebut Habibul.
Guru penggerak inilah nantinya melakukan diseminasi di sekolahnya masing-masing terkait bagaimana pembaharuan dari sistem pembelajaran di sekolah.
Di antaranya itu menghilangkan diskriminasi dalam berbagai bentuk di sekolah, menghilangkan perundungan dan semua anak harus diberikan layanan individual sesuai potensi dan keunggulannya masing-masing.
“Jadi, guru harus paham dengan karakter dan potensi yang ada pada diri anak,” sebut Habibul.
Habibul berharap, dengan program guru pengerak ini dapat meningkatkan kualitas guru di Padang.
15 Sekolah Penggerak
Habibul Fuadi juga mengatakan di samping program guru penggerak, juga ada program sekolah penggerak. Di Padang sudah ada 15 sekolah penggerak yang terdiri dari 2 TK, 9 SD dan 4 SMP.
“Jadi satu sekolah mulai dari kepala sekolah, pengawas dan seluruh guru di sekolah akan diberikan pelatihan,” ungkap Habibul.
Seleksi untuk program sekolah penggerak ini juga cukup ketat. Dari 560 kabupaten/kota di Indonesia yang baru ikut tahap I ini lebih kurang 120-an. Salah satunya Kota Padang.
Kemudian ada lagi organisasi penggerak. Yaitu lembaga penggiat pendidikan swasta masyarakat diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk membina guru-guru. Di Padang yang terlibat itu lebih dari 700 guru.
Habibul menjelaskan, Mendikbud Ristek fokus dengan guru, karena inti dari kualitas pembelajaran itu ada di guru.
“Kalau bangun sekolah sebentar, ada uang ada tanah, dua bulan selesai satu lokal, tapi kalau membangun guru butuh waktu lama. Jadi pak menteri fokus pembinaan guru yang disebut merdeka belajar,” sebutnya. (***)