Mahasiswa KKN Unand sosialisasi pencegahan stunting. |
Pessel, Analisakini.id-Pandemi yang masih berlanjut hingga kini tidak menyurutkan semangat mahasiswa Unand untuk melanjutkan program pengabdian masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah.
Salah satunya kelompok KKN di Nagari IV Koto Hilie di bawah bimbingan Nurmiati, Dr. phill.nat. Kelompok yang menggelorakan semangat “Ayo Bangun Nagari” ini menggagas beberapa program kerja, di antaranya kegiatan yang diberi nama “AKU SANTIANG”.
Refa Rahmaddiansyah, selaku ketua pelaksana program ini menjelaskan AKU SANTIANG merupakan singkatan dari Aksi Posyandu Sehat, Anak Nagari Bebas Stunting. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan edukasi terhadap stunting dan membantu kegiatan Posyandu di Kampuang Jalamu, Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas pada Sabtu (14/8/2021) lalu.
Kegiatan juga diselingi dengan pengukuran tinggi badan, berat badan anak, pemantauan status gizi, pemberian PMT, dan tablet vitamin A.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kebutuhan gizi dan akibat dari kekurangan gizi tersebut, terutama stunting.
“Stunting adalah masalah gizi yang berlangsung lama, bahkan sudah bisa dicegah sejak masa kehamilan,” pungkas mahasiswa kedokteran ini.
Disebutkan,
masalah stunting merupakan masalah yang komplit dan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kekurangan gizi pada ibu maupun bayi, kesakitan pada bayi, bahkan kondisi sosial ekonomi keluarga. Hal ini dapat berdampak kepada lambannya pertumbuhan anak, perkembangan otak, dan meningkatkan angka kesakitan bahkan kematian karena komplikasinya di kemudian hari.
Senada dengan bidan desa di sana, Refa mengajak ibu-ibu yang hadir untuk menerapkan setidaknya 3 hal dalam pemberantasan stunting.
Yaitu
memperbaiki pola makan dan asupan gizi seimbang, pola asuh orangtua dalam setiap tahap tumbuh kembang anak, serta akses sanitasi dan air bersih yang memadai.
Refa juga menjelaskan konsep gizi seimbang bernama “Isi Piringku” untuk mengatur porsi makan yang digaungkan oleh Kemenkes RI.
“Dalam satu piring makan, setengahnya diisi oleh buah sayur, setengahnya lagi diisi oleh lauk pauk dan nasi sebagai makanan pokok,” kata Refa.
Dia berharap seluruh peserta posyandu dapat memahami masalah stunting, memerhatikan asupan gizi seimbang, dan memberikan dukungan terhadap setiap fase tumbuh kembang sang anak ke depannya. (relis)