arrow_upward

Teka-teki Soal Kesediaan Gubernur Sumbar Mahyeldi sebagai Ketum IKA Unand Terjawab Sudah

Senin, 05 Juli 2021 : 16.14
Gubernur Sumbar Mahyeldi bersama mantan Pj.Gubernur Sumbar Hamdani.(ist).


Padang, Analisakini.id
- Sejumlah nama tokoh mencuat menjadi Caketum IKA Unand. Namun belakangan mengerucut kepada tiga nama yaitu Gubernur Sumbar Mahyeldi yang juga Ketum DPP IKA FPUA, Surya Tri Harto bos PT Pertamina dan Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur.

Banyak yang menduga dan entah sengaja pula opini digiring seolah-olah Mahyeldi tidak bersedia jadi Ketum IKA Unand. Benarkah?


"Tidak benar itu. Saya sudah berkomunikasi dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi soal Ketum DPP IKA Unand. Beliau bersedia," kata alumni senior Fakultas Ekonomi Unand Hamdani yang kini Staf Ahli Mendagri, Senin (5/7/2021).

Hamdani yang S1 dan S2-nya ditamatkan di Unand menjelaskan dalam komunikasi dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi, dia menanyakan tanggapan Buya (sapaan akrab Gubernur Mahyeldi) dengan aspirasi sebagian besar alumni untuk kesediaan sebagai Ketum IKA Unand.

"

Walaupun tidak terasa ambisi tapi terlihat antusias Buya berdiskusi terkait Ketum IKA Unang. Dengan rendah hati Buya menanyakan apakah tidak ada alumni kita yang lain bersedia memegang amanah tampuk pimpinan sebagai Ketum IKA Unand. Lantas saya

jawab, tentu alumni banyak yang bersedia, "terang Hamdani yang pernah menjabat Pj.Gubernur Bali dan Sumbar.

Namun dalam konteks ini dan melihat tradisi yang ada di Unand, Ketum dijabat oleh figur kebanggaan para alumni seperti Zainal Bakar (Gubernur Sumbar), Gamawan Fauzi (Gubernur Sumbar), Fasli Jalal (Wamendiknas) dan yang sekarang Asman Abnur (saat diangkat adalah Menteri PAN RB).

Seyogyanya organisasi IKA Unand memberikan apresiasi dan kepercayaan kepada alumni yang dinilai paling sukses dan berhasil dalam pemerintahan, politik, bisnis yang tentu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi Unand dan IKA Unand sendiri.

Makanya kriteria Ketum IKA Unand sebaiknya adalah alumni yang sedang dalam posisi Menteri, Wakil Menteri, Ketua/Wakil Ketua Lembaga Tinggi Negara/Lembaga Negara, kalau PNS setidaknya Pejabat Tinggi Utama (Kepala Badan/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian), Gubernur dan Dirut BUMN atau pengusaha/CEO Perusahaan Swasta yang dinilai sukses secara Nasional. Hal ini, sebut Hamdani juga akan mengangkat nama almamater.

"Jadi 

dari kriteria tersebut sepanjang pengetahuan saya hanya H. Mahyeldi yang memenuhinya. Beliau sukses dalam kancah politik dan pemerintahan, sudah waktu mendedikasikan keberhasilan untuk memimpin IKA Unand," kata Hamdani yang pernah mengabdi di Pemprov Sumbar dan cukup lama pula berkarir di Kemendagri.

Alasan lainnya adalah

keberhasilan Mahyeldi memimpin IKA Faperta sebagai organisasi alumni fakultas memiliki kantor dan yayasan yang terus bergerak nyata dan berkontribusi membantu petani dan pemerintah daerah. Ini bukti

bahwa Buya dapat membuat IKA lebih hidup dan dinamis sebagai ajang interaksi dan komunikasi para alumninya. 

"

Buya sependapat kalau dipercaya dan diusung oleh DPD dan IKA Fakultas beliau bersedia menerima 

amanah, " sebutnya.

Hamdani, berpendapat berbeda dengan pencalonan calon kepala daerah atau caleg, untuk organisasi peguyuban seperti IKA Unand sebaiknya tidak mencalon diri secara personal tapi diusung oleh IKA Fakultas dan DPD-DPD. Calon yang diusung inilah yang dimusyawarahkan secara mufakat untuk nantinya dipilih secara aklamasi demi soliditas IKA Unand dan tidak ada calon yang menang dan yang kalah.

Untuk itu disarankan SC dan OC dapat beraudiensi dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved