arrow_upward

Alumni Pemilik 10 Gelar Sebut Mahyeldi Ideal dan Pas Pimpin IKA Unand, Ini Alasannya

Sabtu, 03 Juli 2021 : 20.56
Hamdani

Padang, Analisakini.id- Kongres IKA Unand makin dekat. Panitia pun sudah kian kemari road show dan terus membumikan alek alumni Unand ini. Tiap sebentar pula berita seputar kegiatan seputar Kongres IKA Unand menyebar dan meluas hingga alumni dan publik seantero negeri ini tahu.

Sejumlah kandidat pun dimunculkan sehingga menambah bobot Kongres IKA Unand. Mulai Mahyeldi, Surya Tri Harto, Imelda Sari, Restu Wirawan Rustian, Khairul Ikhwan, Novrihandri dan terakhir Suhatri Bur yang juga Bupati Padang Pariaman.

Siapa yang pas dan ideal pimpin IKA Unand ke depan? Berikut pandangan jernih dari alumni Unand pemilik 10 gelar, 

Dr.Drs, Hamdani, MM,MSi, Ak,CA,CIPSAS,CRGP,CFrA, ACPA, tepatnya alumni Fakultas Ekonomi Unand.

Hamdani yang kini menjabat staf Ahli Mendagri (pejabat eselon 1) menjelaskan, kriteria Ketua Umum IKA Unand itu adalah alumni yang sedang dalam posisi Menteri, Wakil Menteri, Ketua/Wakil Ketua Lembaga Tinggi Negara/Lembaga Negara. Kalau PNS setidaknya Pejabat Tinggi Utama (Kepala Badan), Gubernur dan Dirut BUMN atau pengusaha yang dinilai sukses secara nasional.

"Misalnya Ketum IKA Unand sekarang Asman Abnur, saat diangkat menjabat Menteri PAN RB. Sebelumnya Prof Fasli Djalal, Wamendiknas. Sebelumnya lagi Gamawan Fauzi (Gubernur Sumbar) dan Zainal Bakar (Gubernur Sumbar)," katanya.

Kemudian 

tradisi pemilihan Ketua IKA sampai saat ini melalui aklamasi. Belum pernah melalui voting, sehingga penjaringan calon lebih penting dari proses pemilihan sendiri.

Hamdani sebagai pejabat

 Eselon I Kemendagri dengan pangkat tertinggi Pembina Utama (IVE) sekaligus

alumni yang lengkap karena S1 dan S2 Akuntansi Unand sehingga rasa Unandnya  relatif besar.

Dengan dua kali pula pernah menjadi Pj.Gubernur (Bali dan Sumbar), Hamdani sangat memahami peran Gubernur terhadap kemajuan Unand dan para alumninya.

"Karena itu, Gubernur Sumbar yang juga alumni Unand adalah calon yang pas dan ideal pimpin IKA Unand,"singkatnya.

Alasan lainnya, Mahyeldi juga sebagai Ketua

Umum IKA Faperta , sebagai syarat pernah menjadi pengurus IKA Fakultas sebagai bukti pengalaman sebagai politisi yang juga memimpin IKA Fakultas dan bisa menempat diri mengatasi konflik kepentingan.

Kalau lantaran orang parpol, beberapa Ketum alumni juga orang parpol seperti Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang juga politisi PDI-P Ketum IKA Kagama dan Asman Abnur politisi PAN yang jadi Ketum IKA Unand.

"Kepengurusan partai tidak menjadi halangan untuk boleh atau tidak boleh , karena karir dan profesi alumni merupa pilihan hidup personal alumni, sepanjang ada komitmen tidak membawah IKA Alumni ke kancah kompetisi elektoral,"kata Hamdani.

Menurutnya, apabila diukur tingkat kepentingan Unand dan IKA Unand terhadap jabatamn/karir/profesi para alumni yang ada, maka Gubernur adalah figur yang palng tinggi kepentingan Unand dan IKA Unand untuk kemajuan organisasi.

Kalau ada pandangan akan memanfaat organisasi untuk kepentingan personal, rasanya hampir semua orang sedikit atau banyak memanfaatkan orgnisasi untuk kepentingan personal yang tidak merugikan orgnisasi itu sendiri.

"Sebagai figur dan tokoh daerah yang menasional, beliau sudah besar dan bukan dibesarkan oleh IKA Unand, jadi Ketua IKA Unand atau tidak , hampir tidak berpengaruh terhadap ketokohan beliau,"kata Hamdani.

Saat ini IKA Unand belum pernah dipimpin oleh alumni Fakultas Pertanian, sedangkan Rektor Unand sudah tiga kali dijabat alumni Fakultas Pertanian yaitu Prof. Jurnalis Kamil, Prof. Fachri Ahmad dan Prof. Musliar Kasim.

"Gubernur adalah Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) yang menentukan arah pengembangan karir ASN di Provinsi Sumbar, tentu sebagai Ketua IKA beliau tidak mengurangi prinsip kompetensi dan profesional memberikan afirmasi terhadap para alumni Unand," katanya. (***)




Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved