Kepala DPMPSP Sumbar Maswar Dedi memberikan sambutan. (ist) |
Padang, Analisakini.id-Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sumbar tak begitu terdampak pandemi. Bahkan, turut mendorong peningkatan investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"Hal itu selain tercermin dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia, juga terlihat dari peningkatan nilai PMDN dibandingkan Penanaman Modal Asing (PMA) pada 2020 lalu," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPSP) Sumbar, Maswar Dedi, Rabu (16/6/2021) di Padang.
Pada 2020, target tercapai lebih dari 100 persen, tapi realisasi lebih rendah dibandingkan 2019. Namun uniknya, ada pertumbuhan di PMDN yang disumbang oleh peningkatan UMKM, utamanya yang bergerak dalam bidang kuliner atau makanan.
"Dengan ini, pertumbuhan PMDN jauh lebih tinggi dibandingkan PMA," sebutnya saat membuka kegiatan Forum Investasi Sumbar Pengembangan UMKM Melalui Program Kemitraan dengan Perusahaan Besar di Sumbar.
Pada 2020, realisasi investasi di Sumbar mencapai Rp4,9 triliun. Jauh lebih rendah dibanding 2019 dengan capaian Rp5,3 triliun. Namun, PMDN lebih tinggi dibandingkan PMA. "Dimasa pandemi, tentunya berdampak pada PMA, namun peningkatan PMDN terdongkrak berkat UMKM yang memang kita akui tak mudah tumbang terkena krisis, makanya ini benar-benar peluang bagi perkembangan UMKM ke depannya," ujarnya.
DPMPSP Sumbar disampaikannya terus mendorong UMKM naik kelas. Salah satunya memfasilitasi kemitraan dengan perusahaan besar yang ada di daerah ini, sehingga bisa membuat UMKM naik kelas.
Bahkan, pihaknya juga sudah mengajukan kepada Badan Penanaman Modal Nasional (BPMN) untuk penguatan dan peningkatan UMKM tersebut. "Kita sudah usulkan 20 UMKM, yang salah satu syaratnya adalah minimal sudah berusaha selama tiga tahun," jelasnya.
Disamping itu, dia juga berpesan agar pemilik usaha mikro kecil dan menengah terus meningkatkan kapasitas diri, salah satunya dengan penggunaan teknologi informasi, sehingga produknya semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Sementara itu, sampai triwulan pertama tahun, ini realiaasi investasi di Sumbar telah mencapai 4,32 persen atau Rp1,5 triliun dari target investasi sebesar Rp4,7 triliun. Dia terus mendorong kabupaten kota untuk terus menggenjot sisi investasi meski ditengah terpaan badai pandemi. Selama ini, investasi PMA di Sumbar masih didominasi sektor kelistrikan dan energi. Diharapkannya bisa tumbuh dari sektor lainnya. Persoalan tanah ulayat diharapkan tak lagi jadi kendala mengingat sudah ada peraturan daerah yang mengatur banyak hal terkait ulayat dan pemanfaatannya.
Ketua Panitia, Firdaus, mengatakan, forum itu dihadiri berbagai pelaku UMKM dari seluruh daerah di Sumbar dan juga kepala dinas penanaman modal di kabupaten/kota. "Kegiatan ini untuk memonitor berbagai kegiatan sektor UMKM dan investasi serta mencarikan solusi dari permasalahan investasi bidang usaha mikro kecil dan menengah," tuturnya.
Kegiatan berlangsung dengan baik. Banyak peserta berharap dukungan dari pemerintah, sehingga usaha mereka dapat terus eksis dan dapat menopang perekonomian daerah. (***)