arrow_upward

Hingga 23 Juni 2021, KUR Disalurkan Capai Rp3,41 Triliun di Sumbar, Sektor Ini Terbesar

Rabu, 23 Juni 2021 : 19.39

 

Tim dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumbar saat meninjau UMKM yang terima KUR. (ist)

Padang, Analisakini.id-Total Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan di Sumatera Barat (Sumbar) hingga 23 Juni 2021 mencapai Rp3,41 triliun. Angka ini disalurkan untuk 74.107 debitur melalui bank yang sudah ditunjuk pemerintah.

"Sektor perdagangan besar dan eceran yang terbesar yaitu mencapai Rp1,69 triliun atau 49.45 persen," kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumbar Heru Pudyo Nugroho, Rabu (23/6/2021) di Padang.

Setelah itu menyusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan yang mencapai Rp1,122 triliun atau 27, 03 persen, lalu sektor industri pengolahan Rp227,62 miliar dan sektor lainnya.

Dia menjelaskan sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan menjadi dua sektor yang mendominasi jumlah penyaluran KUR di Sumbar. Hal ini disebabkan karena memang jumlah UMKM yang bergerak di dua sektor tersebut jumlahnya cukup banyak di Sumbar. 

"Besarnya jumlah penyaluran KUR pada sektor tersebut diharapkan dapat menjaga kontribusi kedua sektor tersebut terhadap PDRB Sumatera Barat," tambahnya. 

Berdasarkan data BPS Provinsi Sumbar, pada triwulan I 2021  sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 22,17% sementara sektor perdagangan besar dan eceran ini memberikan kobtribusi sebesar 15,51% terhadap PDRB Sumbar. 

Hal ini menggambarkan kedua sektor ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian Sumbar, sehingga berbgai kebijakan perlu diberikan untuk mendorong pertumbuhan di kedua sektor tersebut. 

Dijelaskan, keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) ditujukan untuk membantu pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang dalam penyalurannya diperlukan adanya monitoring dan evaluasi (monev). Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan program pemerintah  bagi UMKM. 

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumbar sendiri memiliki peran penting dalam pelaksanaan montoring dan evaluasi penyaluran KUR. Pada minggu ke 2 dan ke 3 Juni, Kanwil DJPb Sumbar telah melakukan monev KUR di empat daerah yakni Kota Solok, Kabupaten Solok, Kota Sijunjung dan Kota Padang Panjang.  

"Dari hasil kegiatan monev ini dapat disimpulkan para pelaku UMKM sangat terbantu dengan program KUR. Permasalahan utama yang dihadapi oleh sebagian besar UMKM adalah sulitnya mendapatkan akses pembiayaan untuk mendapatkan modal usaha," jelasnya. 

Melalui KUR, para pelaku UMKM merasa terbantu dalam permasalahan modal usaha, sehingga mereka masih tetap dapat mempertahankan produntivitasnya di tengah-tengah pandemi Covid-19. 

Di samping itu juga, bunga KUR yang cukup rendah (6%)  sangat membantu para pelaku UMKM untuk dapat membayar cicilin pinjaman modal yang mereka peroleh dari pihak bank penyalur. 

Para debitur juga berharap program KUR ini akan terus berlanjut dan diharapkan nominal bantuan subsidi bunga bantuan modal dari bank penyalur dapat lebih tinggi lagi dan nominal pinjaman modal kerjanya dapat lebih tinggi lagi untuk mendukung peningkatan produktivitas usaha mereka. (***)


Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved