Kepala BNPB Doni Monardo. (ist) |
Padang, AnalisaKini.id-Pemprov Sumbar meraih penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) sebagai salah satu daerah yang berhasil dalam melaksanakan penanggulangan bencana dengan baik.
Penghargaan diberikan oleh Kepala BNPB, Doni Monardo, kepada Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, saat Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021, melalui video conference, Rabu sore (10/3/2021).
Hadir mendampingi Gubernur Sumbar, saat penyerahan penghargaan di Auditorium Gubernuran, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumbar, Erman Rahman. Selain Provinsi Sumbar, juga terdapat provinsi lain yang meraih penghargaan. Yakni di Regional Barat, terdapat Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nangroe Aceh Darussalam.
Sementara, di Regional Tengah, daerah yang menerima penghargaan, Provinsi Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Sementara, di Regional Timur, yakni, Provinsi Bali, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Melalui rapat koordinasi nasional yang mengusung tema “Tangguh Menghadapi Bencana” itu, BNPB juga menyerahkan penghargaan kepada pemerintah kabupaten dan kota terbaik dalam penanggulangan bencana. Termasuk juga penghargaan kepada media, dunia usaha, masayarakat, dan perguruan tinggi.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah usai menerima penghargaan mengatakan, penghargaan yang diraih ini berdasarkan pengalaman penanggulangan bencana yang cukup baik yang telah dilaksanakan Pemprov Sumbar selama ini.
Gubernur Sumbar Mahyeldi. |
“Berdasarkan pengalaman yang ada selama ini, maka ke depan dalam penanganan bencana harus lebih baik lagi. Kepala BPBD Sumbar dan OPD lainnya perlu berkoordinasi lebih baik lagi agar penanganan bencana lebih cepat lagi,” harap Mahyeldi.
Selain koordinasi yang baik antar OPD, dalam penanganan bencana ke depan, BPBD Provinsi Sumbar juga perlu didukung dengan tekhnologi yang memadai, yang dapat memprediksi dan mengetahui lebih awal potensi bencana di Sumbar. Termasuk juga peralatan yang lengkap.
“Seperti di daerah topografi tinggi yang rawan longsor, harus sudah siapkan tekhnologi dan alat di lokasi rawan di daerah itu. Sehingga bisa bergerak cepat. Seperti di Solok, sudah disiapkan fasilitas tekhnologi dan alatnya di posko di kawasan Ladang Padi,” ujar Mahyeldi.
Ke depan, BPBD Sumbar menurut Mahyeldi, juga harus menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) yang terlatih menghadapi bencana. Termasuk juga TRC pemadam kebakaran dan di OPD yang juga terkait kebencanaan.
Mahyeldi juga mengingatkan, kelompok masyarakat siaga bencana yang telah terbentuk di tingkat kabupaten kota juga harus diperkuat melalui pelatihan-pelatihan menghadapi bencana.
“Masyarakat harus lebih banyak diberikan pelatihan pelatihan siaga bencana. Saat ini kelompok masyarakat siaga bencana sudah terbentuk di tingkat kabupaten kota,” ungkapnya.
Lalu, penanganan bencana ke depan juga harus didukung dengan peralatan tekhnologi informasi yang memberikan akses informasi secara cepat saat terjadi bencana. “Peralatan tekhnologi informasi yang dibutuhkan ke depan yang dpaat memberikan akses informasi yang aman dan lancar,” harapnya.
Sementara, Kalaksa BPBD Provinsi Sumbar, Erman Rahman mengakui, penanganan bencana tidak akan berhasil dilaksanakan dengan cepat, jika hanya dilaksanakan oleh satu instansi BPBD saja.
Erman Rahman. |
Tetapi, penanganan berhasil dilaksanakan dengan cepat secara pentahelix. “Pencegahan dan penanganan bencana, tidak bisa dilakukan oleh satu pihak. Tetapi secara pentahelix. Tinggal disesuaikan saja, pentahelix prabencana, tanggap darurat dan pascabencana. Sebab karakter masalahnya berbeda-beda dan juga memperhatikan aspek lokal. Dengan pentahelix, penanganan bencana melibatkan pihak yang memiliki peran, kepentingan maupun sesuai karakternya,” ujarnya.
Erman Rahman mengungkapkan, berkat koordinasi dan peran yang baik seluruh OPD di tingkat Provinsi Sumbar, maupun kabupaten kota, pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi atau pakar dan media massa, maka penanganan bencana di Sumbar selama ini berhasil dilaksanakan dengan baik dan cepat. “Melalui pentahelix, korban jiwa dan dampak kerusakan yang ditimbulkan bencana dapat diminimalisir dengan baik selama ini,” ujarnya. (***)