arrow_upward

Fakta Baru Sinovac di RI: Interval Jadi 28 Hari; Divaksin Lagi Usai 3 Tahun

Rabu, 24 Maret 2021 : 11.13

 


Jakarta, AnalisaKini.id-Penyuntikan vaksin corona Sinovac sudah berlangsung kurang lebih 2,5 bulan di Indonesia. Vaksin Sinovac menjadi yang pertama digunakan, setelah Indonesia mendapatkan dosis jadi maupun bahan baku (bulk) secara bertahap sejak akhir Desember 2020.

Vaksin Sinovac ini juga ikut diuji klinis di Indonesia, tepatnya di Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 1.620 relawan ikut berpartisipasi dalam uji klinis vaksin buatan perusahaan China tersebut.

Presiden Jokowi bahkan menjadi orang pertama di Indonesia yang disuntikkan vaksin dengan Sinovac. Kemudian diikuti kelompok tenaga kesehatan, lalu prioritas selanjutnya yakni petugas pelayan publik dan lansia.

Baru-baru ini, terdapat beberapa perkembangan terbaru soal penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia. Apa saja itu? Berikut dikutip dari kumparan.com.

Interval Penyuntikan Dosis Kedua Vaksin Sinovac Diperpanjang Jadi 28 Hari

Seperti diketahui, penyuntikan vaksin corona harus diberikan dua kali kepada penerimanya. Namun, saat ini perlu dilakukan optimalisasi pelaksanaan vaksinasi yang menggunakan vaksin corona baik dosis tunggal maupun dosis ganda (single dose dan multidose).

Salah satunya adalah penambahan alternatif interval penyuntikan dosis pertama dan kedua untuk vaksin Sinovac buatan Bio Farma (merek COVID-19 Vaccine). Sebelumnya dipatok 14 hari, kini ada alternatif 28 hari.

"Penambahan alternatif interval penyuntikan dosis pertama dan kedua yaitu 28 hari untuk populasi dewasa (18-59 tahun). Alternatif ini dapat dipilih dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi yang menyasar populasi dewasa maupun lansia secara bersamaan," demikian bunyi SE Kemenkes Nomor: HK.02.02/I/ 653 /2021 yang dikutip kumparan.

Keputusan itu telah melalui hasil kajian BPOM bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Dengan ini, Kemenkes meminta agar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dapat segera melakukan sosialisasi. Juga tindakan korektif yang diperlukan demi meningkatkan optimalisasi pelaksanaan vaksinasi dan percepatan cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Relawan Vaksin Sinovac di Bandung Bakal Disuntik Booster Tahun 2022

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang juga salah satu relawan uji klinis Sinovac, mengungkapkan para relawan akan kembali disuntik lagi pada Agustus 2022.

"Jadi relawan ini belum berhenti pada saat dulu Agustus penyuntikan, Agustus 2022 akan ada namanya suntikan booster menambahi satu dosis untuk meningkatkan antibodi," kata pria yang akrab disapa Emil itu di Puskesmas Garuda Bandung, Senin (22/3/2021).

"Karena di berbagai kondisi ada potensi antibodinya kalau sudah kelamaan dia turun, supaya tidak mendekati nol di-push lagi satu dosis sehingga dia naik dan akhirnya tetap mantap untuk mencapai kekebalan kelompok," lanjut dia.

Meski begitu, soal relawan mana yang menerima vaksin dan plasebo tak bisa diungkapkan ke publik.

"Tapi kalau mau saya sampaikan secara apa adanya, ya tubuh saya sudah mengandung vaksin, kira-kira begitu hanya orang-orang per orang aturan hukum medisnya tidak bisa diketahui secara umum, karena sekarang masih terus ada proses sampai tahun depan, satu tahun setelah suntikan kedua," ucap Emil.

Vaksin Sinovac Masih Mempan 2 Tahun ke Depan

Guru Besar Unpad sekaligus Ketua Tim Riset Vaksin COVID-19 Prof Kusnandi Rusmil menyatakan, vaksin Sinovac masih bisa bertahan menghadapi virus dalam 1-2 tahun ke depan. Akan tetapi, jika telah memasuki tahun ketiga, sebaiknya kembali disuntik lagi.

"Kalau menurut perhitungan saya, dilihat perubahan dari pada bentuk dari virus untuk satu tahun atau dua tahun ini masih mempan vaksinnya. Tapi mungkin kalau sudah lewat tahun ketiga, kita sudah ganti vaksinnya. Tapi kalau sekarang masih mempan," ungkap Prof Kusnandi.

Kusnandi kemudian membandingkan dengan virus influenza. Menurut dia, virus tersebut pun selalu berubah sehingga vaksinasi berubah tiap satu tahun.

"Jadi begini, yang sudah disuntik tidak akan timbul kekebalan seumur hidup, tidak akan. Karena bentuk kumannya seperti kuman influenza, jadi selalu berubah," ucap dia.

Sudah Divaksin Sinovac, Disarankan Vaksin Lagi 3 Tahun Kemudian

Kusnandi tetap mengingatkan sudah divaksin Sinovac bukan berarti kebal dari virus COVID-19. Selain diminta tetap patuhi protokol kesehatan, ia menyarankan dalam 3 tahun ke depan penerima vaksin untuk divaksin lagi.

Sebab, ia meyakini vaksin yang digunakan untuk mencegah terinfeksi COVID-19 masih tetap harus disesuaikan.

"Kalau sudah lewat tahun ketiga, kita sudah ganti vaksinnya," tutup Kusnandi. (***)



Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved