arrow_upward

Setelah Moeldoko, Giliran Mentan Syahrul Tersambar Reshuffle, NasDem Hanya Bisa Pasrah

Jumat, 05 Februari 2021 : 14.54

 

Syahrul Yasin Limpo.

Padang, AnalisaKini.id-Kabar Presiden Joko Widodo bakal kembali melakukan reshuffle kabinet terus bergulir. Santer ada dua nama yang bakal dicopot; Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kabar reshuffle kabinet mencuat ke publik dari pernyataan dari Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer. Info dari relawan Jokowi itu akan ada satu hingga tiga orang di kabinet yang akan diganti.

Dari isu yang beredar, tetapi belum terkonfirmasi kebenarannya, ada dua menteri yang akan di-reshuffle, salah satunya yakni Moeldoko yang tengah terseret kasus kudeta Partai Demokrat.

Partai NasDem menjawab isu terkait perombakan kabinet atau reshuffle terhadap kadernya yaitu Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem M Ahmad Ali mengatakan,  reshuffle merupakan domain Presiden Jokowi.

"Itu adalah hak prerogatif presiden, nah dasarnya apa? adalah evaluasi terhadap kinerja pembantunya," kata Ahmad Ali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021) seperti dikutip dari bizlaw.co.id.

Dia menganggap, selama ini Syahrul Yasin sudah bekerja cukup baik. Ketersediaan pangan di tengah pandemi juga dinilai stabil. Kendati demikian ia menyerahkan sepenuhnya kepada presiden Jokowi.

"Penilaian dari partai itu tidak menjadi bahan pertimbangan presiden karena itu penilaian subjektivitas dari Partai Nasdem," tuturnya.

Ketua Fraksi DPR Partai NasDem tersebut juga menilai isu reshuffle tidak ada kaitannya dengan sikap Fraksi Partai NasDem yang menginginkan agar pilkada digelar 2022 dan 2023. Dia meyakini, Presiden Jokowi objektif dalam menilai kinerja seseorang.


Tanggapan Moeldoko


Dikonfirmasi soal isu reshuffle ini, Moeldoko mengelak.

"Udah jangan tanya itu, gua nggak ngerti," ujar Moeldoko saat memberikan keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021).

Menurutnya, semua pihak dan dirinya tak perlu mengira-ngira hal tersebut. Sebab keputusan reshuffle sepenuhnya merupakan hak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Enggak ngerti lah, itu urusan Bapak Presiden, enggak usah mengira-ngira," ujar Moeldoko.

Moeldoko membantah bahwa dirinya ingin mengambilalih Partai Demokrat dan menjadi ketua umum. Meski ia mengamini, ada pertemuan dengan kader dan mantan kader partai yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya orang profesional dan itu saya tunjukkan di mana-mana, saya profesional, saya tidak pernah mengemis jabatan, saya bisa berdiri sebab keyakinan saya," ujar Moeldoko.

Ia menjelaskan, memang pertemuan yang terjadi di kediamannya dan sebuah hotel dengan sejumlah orang. Namun kedua pertemuan tersebut disebutnya bukan untuk membicarakan hal yang ditudingkan oleh pengurus Demokrat.

"Beberapa kali di rumah saya, ya ada di hotel, di mana mana tidak terlalu pentinglah. Intinya kan aku datang diajak ketemuan, ya wong saya biasa," ujar Moeldoko.

Ditanya apakah dalam pertemuan tersebut turut hadir Muhammad Nazaruddin dan Jhonni Allen Marbun, Moeldoko tak menjawab tegas hal tersebut. Ia hanya memastikan, pertemuan tersebut hanya suatu pertemuan dengan perbincangan yang santai.

"Saya tidak peduli ini siapa (yang hadir dalam pertemuan), wong saya itu hanya datang saja, ngobrol aja," tegas Moeldoko.

Di samping itu, ia menegaskan bahwa dirinya merupakan orang yang berada di luar kepengurusan Demokrat. Sehingga, tidak mungkin dirinya menjadi ketua umum partai tersebut yang tentunya harus memenuhi sejumlah syarat yang terdapat dalam AD/ART.

"Saya ini siapa, saya ini apa (di Demokrat), biasa-biasa saja. Di Demokrat ada Pak SBY ada putranya Mas AHY," ujar Moeldoko.(***)



Bagikan

Terbaru

Copyright © Analisakini.id | Jernih Melihat - All Rights Reserved